Ardiana - 01

15K 1K 41
                                    

"Diana bangun sayang, sudah jam berapa ini?" ucap Resta lembut, Ardi menggeliat lalu membuka matanya secara perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diana bangun sayang, sudah jam berapa ini?" ucap Resta lembut, Ardi menggeliat lalu membuka matanya secara perlahan.

"Good morning ma," ucap Ardi bangun dari tidurnya dan langsung mencium pipi sang mama.

"Good morning too sayang, ayo bangun! Bang Dana sama bang Arga sudah nunggu dibawah tuh," balas Resta, Ardi mengangguk lalu beranjak dari tempat tidurnya.

"Ma, Ardi mau berangkat sendiri! Ardi malas berangkat sama bang Ardan apalagi sama bang Arga," ucap Ardi sebelum masuk ke dalam kamar mandi, Resta hanya mengangguk sambil membersihkab tempat tidur putrinya.

Setelah melihat jawaban sang mama Ardi langsung masuk kedalam kamar mandi, Resta hanya tersenyum saat melihat putrinya yang sepertinya sangat risih saat kedua abangnya terlalu melarang dirinya.

Ia mengemasi buku-buku milik Ardi yang berantakan, saat sedang mengemasi ia tak sengaja melihat buku diary putrinya, karena tak ingin terlalu mencampuri urusan pribadi putrinya ia lebih memilih menaruh buku tsb di nakas.

Tak lama kemudian Ardi keluar dari kamar mandi dengan kondisi rambut yang masih basah, Resta mendekat kearah putrinya lalu mengeringkan ramput panjang putrinya.

"Ma, pacarnya bang Alvan kemarin kesini! Katanya kangen sama mama," ucap Ardi yang sudah selesai dikeringkan rambutnya oleh Resta.

"Gracia?" tanya Resta, Ardi mengangguk.

"Oh,"

"Ma?" panggil Ardi, Resta berbalik menatap putrinya penuh tanya.

"Pisau lipat," ucap Ardi dengan senyum andalannya, Resta terkekeh lalu memberikan 3 pisau lipat kepada putrinya.

"Makasih ma!" ucap Ardi lalh mengambil tasnya dan keluar dari kamarnya, sebelum keluar ia mencium pipi mamanya terlebih dahulu.

Ia berjalan menuju ruang makan saat sampai ia melihat kedua abangnya sudah rapi, Ardi duduk disamping papanya lalu mengambil sepotong roti dan mengoleskan selai cokelat lalu memakannya.

"Kamu gak makan nasi?" tanya David menatap putri satu-satunya ini, Ardi menggeleng.

"Enggak pa, Ardi mau makan roti aja!" balas Ardi, David mengangguk lalu melanjutkan makannya.

"Lo berangkat-"

"Gue berangkat sendiri!" ucap Ardi menyela ucapan Ardana, Ardana menghela nafas lalu mengangguk.

"Ardi sudah selesai, Ardi pamit pa! Salamin sama mama," ucap Ardi mencium kedua pipi David.

"Iyaa, jangan ngebut-ngebut Diana!" balas David.

"Ardi gak janji pa," balas Ardi dan langsung berlari keluar, ia lebih memilih menggunakan motornya karna jika menggunakan mobil pasti macet.

Ardi menaiki motornya lalu menstaternya, ia melajukan motornya meninggalakan arean mansion. Jika kalian bertanya dimana sahabat Resta dan saudara-saudara Ardi? Mereka ada hanya saja sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Ardiana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang