Nancy setia menemani Ardi yang masih terbari koma sejak 2 minggu lalu, Nancy tak mengizinkan Cristy dan yang lainnya untuk menjenguk Ardi. Ia hanya mengizinkan orang - orang tertentu saja.
Hari ini Nancy tak menemani Ardi karena ada urusan yang harus di urus dan ia mempercayakan Ardi kepada Alesha dan Alisha, Alesha duduk disamping brankar Ardi sambil mengenggam tangan gadis itu.
"Gue tahu lo kuat Ar, Aunty Resta kuat dan elo harus kuat!" ucap Alesha seolah menyemangati Ardi dan berharap gadis itu mendengar ucapannya.
Tak lama setelah sengucapkan kalimat tsb pintu terbuka dan datang Arvelyn dkk, Devina, Riyana, dan Iqbal dkk. Alesha menghapus air matanya lalu, mengubah raut wajahnya datar.
"Eh, maaf kita ganggu yaa?" ucap Shasa tak enak, Alesha menggeleng lalu mempersilahkan Arvelyn untuk duduk di samping brankar Ardi.
"Bagaimana kondisi Ardi?, apa kata dokter?" tanya Arvelyn menatap Alesha, Alesha tak menjawab sepertinya gadis itu tak begitu menyukai Arvelyn.
"Ahh, kondisinya begitu - begitu saja, tak ada perkembangan!" balas Alisha tersenyum tak enak ke arah Arvelyn, Arvelyn tersenyum lalu mengangguk.
Ardana mendekat ke arah Arvelyn lalu menarik Arvelyn untuk keluar, Arvelyn awalnya menolak namun Shasa menyuruhnya untuk ikut dengan Ardana.
"Ngapain sih lo bawa gue ke sini? Sudah tahu adek lo lagi koma juga," ucap Arvelyn kesal dengan Ardana, Ardana terkekeh saat melihat wajah kesal Arvelyn.
"Lihat wajah kesal lo ngingatin gue sama Ardi, karena kalian berdua gak jauh beda," ucap Ardana duduk dikursi taman rumah sakit, ia kembali mengingat kenangannya bersama Arga, Ardi, dan Resta.
Arvelyn terdiam saat mendengar ucapan Ardana, ia duduk di samping Ardana yang terlihat sangat frustasi dengan ini semua. Arvelyn memegang tangan Ardana, seolah memberinya semangat.
"Gue tahu lo capek hadapin ini semua tapi, gue yakin pasti lo bisa!" ucap Arvelyn tersenyum tipis ke arah Ardana, Ardana membalas senyuman tsb tak kalah tipisnya.
"Terima kasih," ucap Ardana.
"Lyn salah gak sih gue jatuh hati sama cewek cuek kek lo?" tanya Ardana menatap manik mata Arvelyn, Arvelyn terkejut saat saat mendengar ucapan Ardana.
"Y-yaa gak salah sih, mencintai seseorang itu hak setiap manusia contohnya elo," balas Arvelyn menghindari kontak mata dengan Ardana, Ardana terkekeh saat Arvelyn menghindar ia tahu Arvelyn sedang salah tingkah.
"Jadi gak salah 'kan kalau gue cinta sama lo, gue gak tahu kenapa tertariknya sama lo, padahal cewe diluar sana masih banyak! Menurut gue lo beda," ucap Ardana menatap ke arah tanaman bunga mawar hitam dihadapannya, tak geran disetiap bangunan milik Clarest's Company pasti akan ada sepetak bunga mawar hitam, dimana pun itu.
Arvelyn diam tak bergeming, di balik diamnya seorang Arvelyn ketahuilah ia sedang gugup dan salah tingkah akibat ulah Ardana. Ardana yang tak mendapat balasan langsung menatap ke arah Arvelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Teen FictionTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...