Ardiana - 25

4.1K 415 8
                                    

Benar apa yang dikatakan oleh Ver, keesokan harinya Ardiana sudah kembali ke Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar apa yang dikatakan oleh Ver, keesokan harinya Ardiana sudah kembali ke Indonesia. Ia tak sendirian, Vio memaksa ikut dan Ardi hanya bisa mengiyakan kemauan adik dari Ver itu.

"Kita langsung kemana Di?" tanya Vio yang sedang mengikuti langkah kaki Ardi.

"Kalau kamu lelah, kamu bisa pulang ke apart Ver. Aku ingin ke rumah sakit," balas Ardi yang terlihat terburu - buru namun, wajahnya masih terlihat datar dengan tatapan yang tajam.

"Aku ikut saja'lah, pasti bang Viano juga ada di Rumah sakit!" balas Vio, Ardi mengangguk dan langsung masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan oleh anak buahnya.

"Kamu mau menyetir sendiri?" tanya Vio, Ardi mengangguk tanpa menatap Vio.

Ardi melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, Vio hanya santai saja kerena, ia sudah terbiasa dengan sifat dan sikap Ardiana. Mobil BMW berwarna hitam itu melaju, membelah jalan raya yang terlihat lenggang.

Karena ini sudah jam 02.45 dan jalanan lumayan sepi, tak lama kemudian mobil sport itu sudah sampai di Clarest's hospital. Ardi dan Vio keluar dari dalam mobil dan langsung berjalan menuju ruang inap Ardana dan Argana.

"Di, aku ngerasa ada yang ngikutin. Anak buah kamu'kah?" tanya Vio yang merasa ada, yang membututi mereka berdua.

"Diam, jangan menoleh. Anak buahku tidak ada yang mengikutiku, mereka menjaga kamar kedua abangku!" balas Ardi, Vio mengangguk dan tetap berjalan mengikuti langkah Ardi.

Saat sampai didepan ruangan kedua abangnya, Ardi dibuat terkejut saat melihat salah satu anak buahnya pingsan. Ardi melihat ke dalam ruangan, ada suster yang menurut Ardi gerak - geriknya sangat mencurigakan.

"Tunggu!" teriak Ardi dan langsung masuk ke dalam ruangan.

"Ingin menyuntikan apa kau? Ini bukan jam pemeriksaan," tanya Ardi, Ardi bisa merasakan jika suster tsb membawa senjata tajam.

"Ah, saya hanya ingin menyuntukan vitamin nona!" balas suster itu, suster tsb terlihat gugup saat melihat tatapan tajam Ardi.

"Apakah ben-"

Srett!

Benar dugaan Ardi, suster itu membawa senjata tajam dan berhasil menggores lengan Ardi yang masih terluka akibat tembakan dari Angel tempo hari, Ardi meringis saat merasakan perih dilengannya.

"Shit! Pisau itu ada racunnya," gumam Ardi, sedangkan suster tadi sudah pergi entah kemana.

"ASTAGA! DIANA, TANGAN KAMU!" teriak Vio yang terkejut saat melihat luka dilengan Ardi, Vio memang tak melihat kejadian tadi karena, gadis itu izin ke kamar mandi.

"V-vio, t-tolong pa-anggilkan d-dokter!" ucap Ardi terbata - bata karena, tubuhnya terasa lemah akibat racun yang ada di pisau lipat wanita tadi.

"B-baik!"

Ardiana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang