"ENGGAK, ENGGAK MUNGKIN! MAMA, INI BUKAN MAMA!" tangis histeris terdengar begitu pilu, Ardi menangis saat melihat jasad mamanya ia masih tak percaya.
"Enggak hikss.. Itu bukan mama!" tangis Ardi mendekat ke arah jasad mamanya, ia memeluk tubuh Resta yang sudah kaku dan penuh dengan luka.
Semua menatap sesak saat melihat tangis pilu Ardi, Ardana, Arga, dan David masih diam tak percaya bahwa wanita yang mereka sayangi sudah pergi. Cristy mendekat ke arah Ardi berniat menenangkan gadis tsb namun, Ardi menepis dengan kasar tangan Cristy.
"Manjauh dariku, karena kalian mamaku pergi! KARENA KALIAN YANG HANYA DIAM SAJA, MAMA KU PERGI!" ucap Ardi diakhiri dengan bentakan, Cristy merasa sesak saat mendengar bentakan Ardi.
"Lo gak bisa nyalahin mama gue gitu aja dong, itu salah mama lo yang terlalu gegabah!" ucap Alvan membela mamanya, Ardi berdiri sambil menatap sumua yang ada disana.
"YAA, SEMUA SALAH MAMAKU! KALIAN TIDAK PERNAH MENGHARGAI PERJUANGANNYA, PERNAHKAN KALIAN BERFIKIR BAHWA MAMAKU SANGAT MENJAGA, MELINDUNGI, BAHKAN MENYAYANGI KALIAN? PERNAHKAH KALIAN BERFIKIR DEMIKIAN? PERNAHKAH? HAH!" bentak Ardi yang sudah tak bisa mengontrol emosinya, semuanya terdiam saat mendengar bentakan Ardi.
Disaat Ardi berbicara demikian para sahabatnya dan abangnya datang, mereka syok saat mendengar kabar bahwa Claresta meninggal.
Davina dan Riyana langsung memeluk Ardi berusaha menenangkan sahabatnya itu, Ardi mengusap wajahnya kasar dan dengan kasar ia melepaskan pelukan kedua sahabatnya.
"Bawa tubuh mama ke Mansion di daerah jakarta pusat!" perintah Ardi, beberapa anggota langsung mengangguk dan membawa jasad ketua mereka.
"Kalian mau kebebasankan? Baik, aku tidak akan pernah ikut campur dalam hubungan ataupun keluarga kalian! Markas dan perusahaan mama biar aku yang mengurus!" setelah mengucapkan hal tsb Ardi langsung pergi diikuti oleh Davina, Riyana, Ardana dkk dan Arvelyn dkk.
Semua terdiam saat mendengar ucapan Ardi dan mereka menatap nanar ke arah Ardi yang mulai menjauh, hanya ada penyesalan di dalam diri mereka. Cristy mengacak-acak rambutnya frustasi, semua ini tidak ada dalam skenario.
Ardi memilih menaiki motor kesayangannya, motor itu adalah hadiah ulang tahun dari mamanya, ia sangat menyayangi motor tsb. Ardi melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, ia mengikuti dari belakang mobil yang membawa tubuh mamanya.
"Gila, adek lo cari mati yaa?" ucap Marco heboh saat melihat Ardi yang menaiki motornya dengan kecepatan yg tak wajar.
"Cepat susul woi! Ntar adek lu kenape-nape!" ucap Shasa kepada Ardana dan Arga namun, kedua pria itu hanya santai saja.
Ardana dkk, Davina, Riyana, dan Arvelyn dkk menyusul Ardi menggunakan mobil, sejujurnya Ardana sangat khawatir dengan kondisi adiknya namun ia percaya Ardi akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Teen FictionTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...