"Ardi, lo mau kemana? Bukannya kita ada kerja kelompok yaa?" tanya Carlos saat melihat Ardi sudah rapi dengan setelan baju formal.
"Kalian salin aja yang ada di meja perpus, tadi sudah gua kerjakan. Gua lagi ada urusan di kantor," balas Ardi dan setelah itu ia langsung pergi.
Leo sedari tadi terus memperhatikan Ardi yang semakin terlihat cantik saat mengenakan baju formal, terlihat jelas jiwa kepemimpinan dari Ardi. Ia kagum dengan gadis cantik itu.
"Heh, ngelihatin apaan lo? Salin tuh," ucap Devina yang berhasil membuyarkan lamunan Leo.
"Eh, iya iya!" balas Leo dan langsung mengambil buku yang dimaksud oleh Ardi, dan langsung menyalinnya.
Selama menyalin tugas yang sudah di kerjakan oleh Ardi, Leo kurang fokus dan menyebabkan banyak tulisan yang salah. Gibran kesal karena sedari tadi, Leo selalu salah menulis kata.
"Heh bujank! Lu niat kaga sih nulisnya? Kalau kaga, sini gua aja yang nulis!" ucap Gibran yang langsung menarik paksa buku, yang ada di tangan Leo.
Leo menghela napas dalam, sedari tadi yang ada di pikirannya hanyalah Ardiana. Kenapa dirinya ini? Biasanya tidak seperti ini. Vio, Devina, dan Riyana terkekeh pelan saat mengetahui jika, Leo tak fokus karena memikirkan Ardi.
Sedangkan disisi Ardiana, gadis itu sedang memimpin rapat dengan para direktur. Resta juga turut hadir namun, wanita itu sudah tak memegang kendali perusahaan. Kini perusahaan sepenuhnya milik Ardiana.
Disana juga ada Iqbal yang sedari tadi terus dan terus memperhatikan Ardiana yang sedang presentasi, Ardiana menyadari jika Iqbal terus memperhatikan nya dan ia juga menyadari jika Iqbal memiliki sebuah rencana.
Ardi tahu itu semua dari Stefannie yang terus menemaninya, Stefannie memang selalu bersama Ardi namun, hantu satu itu saat ini tak mengganggu Ardi. Biasanya hantu itulah yang paling cerewet.
"Diana, dia bersiapa dengan pistolnya!" - ucap Stefannie memperingatkan Ardiana.
Ardiana tersenyum smirk saat Stefannie memberitahunya, Ardi sudah menebak sejak awal. Ia juga sudah tahu tujuan Iqbal ingin ikut rapat ini, yaitu berniat membunuh dirinya.
Ardi menghitung menggunakan jarinya, barus di hitungan ke 2 tiba - tiba Iqbal melesatkan tembakan ke arah Ardi namun, dengan sigap Ardi menghindar.
Dorr!
Prokk prokk prokk...
Ardi bertepuk tangan sambil menatap Iqbal kagum, tak ada raut khawatir di wajah Iqbal namun, Ardi tahu jika pria itu sedang menahan amarah.
"Sudah saya duga tuan Iqbal, anda memang pandai merangkai strategi!" ucap Ardi dengan senyum smirk, para direktur sedikit menjauh dari Iqbal dan Ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Teen FictionTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...