Setelah selesai kerja kelompok Leo dkk, Vio, Devina, dan Riyana pulang karena, jam sudah menunjukan pukul 17.57 sore. Sebenarnya mereka mengerjakan tugas kelompok hanya membutuhkan waktu 45 menit saja namun, mereka lama karena mereka main dulu.
Setelah kepulangan mereka, Ardi langsung kembali ke kamar yang diikuti oleh Stefannie. Stefannie terus menggoda Ardi perihal, Ardi yang di tangkap oleh Leo saat hampir terjatuh tadi.
"Panik gak tuh? Haha, wajahmu lucu sekali Diana!" - ucap Stefannie yang makin gencar menggoda Ardi.
"Diam'lah! Jangan menggodaku seperti itu atau kau ku kembalikan ke mama," ancam Ardi, Stefannie langsung diam.
Ia tak suka jika Ardi mengancam akan mengembalikan dirinya kepada Claresta, Ardi tersenyum saat melihat Stefannie yang diam. Stefannie memilih untuk pergi saja, sepertinya hantu cantik itu marah kepada Ardi.
Ardi memilih rebahan sembari mengingat - ingat wajah Leo, ia tersenyum tidak jelas. Secepat itu'kah Ardi move on dari Ver? Menurut Ardi, untuk apa berlarut dalam kesedihan? Kalau sudah ada yang buat bahagia, wkwk.
Saat sedang sibuk melamun, Ardi terkejut karena ada sebuah peluru yang menembus kaca jendela kamarnya. Ardi langsung bangkit dari rebahannya, ia berjalan mendekat ke arah peluru yang berhasil menembus kaca jendela.
Ardi memperhatikan peluru tsb dengan seksama, ia tak menyentuhnya karena tahu peluru itu ada racunnya. Peluru milik Nigth Blue? Tidak mungkun Nigth Blue seberani itu kepada Dark World Mafia! Pasti ada seseorang yang ingin mengadu dombakan kedua mafia ini.
Resta masuk ke dalam kamar Ardi dengan wajah panik, ia langsung berlari saat mendengar suara tembakan dan suara pecahan kaca. Ia bersyukur putrinya tak kenapa - kenapa.
"Ada apa, sayang?" tanya Resta dan langsung mendekat ke arah Ardi.
"Ada peluru tadi, ma! Tapi, ini peluru Nigth Blue. Gak mungkin'kan itu mereka?" balas Ardi lalu membersihkan racun yang ada di peluru tsb, agar bisa ia pegang.
"Nigth Blue? Itu tidak mungkin, sayang! Pasti ada yang ingin mengadu dombakan antara DWM dan NB," ucap Resta lalu mengambil peluru yang sudah di bersihkan oleh Ardi.
"Ini peluru replika," gumam Resta.
Resta tahu siapa yang melakukan ini, Iqbal! Yaa, dia yang melakukannya. Resta tahu betul sifat lelaki itu, tak akan berhenti sebelum membunuh Ardiana.
"Peluru replika? Maksud mama, ini ulah Iqbal?" tanya Ardi, Resta mengangguk.
"Iyaa, kamu memang pintar. Kamu harus membunuh Iqbal, sebelum kamu yang dibunuh oleh Iqbal!" balas Resta kepada Ardi.
"Tapi, ma-"
"Mama tahu kamu dapat amanat dari ayahnya Iqbal tapi, kamu gak boleh lemah kayak gini!" ucap Resta tegas dan langsung meninggalkan Ardi sendirian di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Teen FictionTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...