"Ardi lo jangan gitu lah sama Angga dkk," ucap Annaya menatap Ardi yang tengah sibuk merakit senjata diruangan mamanya, Ardi tak menggubris ucapan Annaya, ia hanya diam."Lo dengar gak sih?" tanya Arthira sedikit membentak, Ardi berbalik dengan raut wajah tak suka terhadap ketiga kakaknya ini.
"Kalian itu sudah dewasa seharusnya bisa berfikir lebih dewasa dari gue, kalian mau Angga dkk gue lepasin?" balas Ardi menatap ketiganya, mereka mengagguk.
"Bunuh Syakillah," ucap Ardi lalu berbalik dan menyibukan diri dengan merakit senjata.
"LO GILA YAA!" bentak mereka, Ardi hanya menghedikan bahu acuh lalu keluar dari ruangan karena ia mendapatkan misi lagi dari Resta.
Arthira, Annaya, dan Sherinne mengejar Ardiana hingga lantai bawah, mereka tak suka jika hubungan mereka dikekang oleh Ardi kerena mereka merasa sudah dewasa.
"ARDI, LO LEPASI ANGGA DKK ATAU KITA PERGI!" bentak Annaya menatap tak suka ke arah Ardi, semua orang menatap heran ke arah mereka.
"Gak perlu pergi, gue yang akan pergi!" balas Ardi, Annaya tertegun saat mendengar balasan Ardi.
"Lo apa-apaan sih dek, mau pergi kemana lo? Jangan gitu elah!" tanya Arga yang tampak tak suka jika Ardi mengucapkan hal seperti itu.
"Ardi akan mama kirim ke Amerika, tanpaknya kalian tak begitu menyukai keberadaan Ardi. So, itu salah kalian!" balas Resta santai, semuanya tertegun diam seribu bahasa saat mendengar ucapan Resta.
"Niatku baik, hanya ingin melundungi kalian tapi, kalian tak suka! Jadi apa gunanya diriku di sini?" ucap Ardi naik ke kamarnya untuk mengemasi barang-barangnya, bukan Resta yang ingin Ardi pindah ke Amerika namun, Ardi sendiri yang meminta.
"Ma, kenapa mama izinin Ardi pergi? Mama jahat!" ucap Ardana menatap Resta kecewa, David hanya bisa diam karena ia tak tahu harus melakukan apa.
"Mama tidak mengizinkannya, tapi dia memaksa!" balas Resta santai, Ardana diam saat mendengar ucapan Resta.
"Xa, gue gak marah dan gak pernah nyalahin anak lo yang dekat sama Syakillah tapi, gue hanya kecewa!" ucap Resta menatap manik mata Alexa, merasa tak terima Cress membela istrinya.
"Itu bukan salah anak kita, salah lo yang terlalu dendam sama Brayen!" bentak Cress yang tak terima, Resta tersenyum saat mendengar bentakan Cress.
"IYAA, ITU SEMUA SALAH GUE! MAU APA LO? GAK TERIMA? HAH?" balas Resta dengan bentakan dan aura yang sangat mencekam, Ardi terdiam saat mendengar suara bentakan mamanya.
Sambil menarik koper yang berisi barang-barang yang menurutnya penting Ardi mendekat ke arah mamanya dan memandang Cress dengan tatapan yang amat tajam, Cristy dan Alexa yang melihat tatapan itu sangat terkejut karena Ardi sangat-sangat mirip dengan Claresta.
"Mama gue gak salah, yang salah itu sahabat bajingan lo itu!" ucap Ardi sambil menunjuk-nunjuk dada Cress, ia memang sopan terhadap seseorang namun, rasa sopan itu sudah hilang akibat Cress yang membentak Resta.
"Ardiana! Jaga ucapan kamu!" tegur Resti, Ardi menatap tak perduli ke arah Claresti.
"Ck, anda membelanya? Saudara macam apa anda ini?" ucap Ardi menatap tak senang ke arah Resti, semuanya merasa geram dengan sikap Ardi yang sudah kelewatan.
"Ardi!" gertak Alvan, Ardi menaikkan alisnya seolah bertanya 'apa'.
"LO KETERLALUAN ARDIANA!" bentak Alvino menatap geram ke arah Ardi, Ardi terkekeh.
"YAA, GUE KETERLALUAN! MAU APA LO?" balas Ardi dengan nafas menggebu-gebu.
Plakk!
1 tamparan mendarat tepat di pipi Ardi, siapa yang menampar? Dia adalah Alvan, Ardi memegang pipinya yang terasa nyeri akibat tamparan Alvan.
"Selamat Alvan kamu sudah bikin Aunty kecewa, apa kamu lupa janjimu disaat Ardiana lahir? Seorang bocah yang berumur 4 tahun, berjanji tidak akan menyakiti adiknya! Tapi? Mana janji itu Alvan?" ucap Resta dengan kekehan sinis, Alvan menatap tak percaya dengan apa yang ia lakukan.
Bughh!
Bughh!
2 bogeman Alvan dapatkan dari Ardana dan Arga, mereka tak terima adik mereka di tampar Acavella menolong Alvan yang tersungkur dilantai, ia menatap sinis ke arah Ardana dan Arga.
"Kalian bebas, tidak akan ada yang menge-"
"Maaf mengganggu waktunya ketua!" ucap Rain dengan nafas tersengal-sengal.
"Ada apa Rain?" tanya David menatap tak mengerti ke arah putra Derren ini.
"Taurus Mafia dan pasukannya dalam perjalanan kemari, mereka berniat membantai keluarga ini!" ucap Rain menjelaskan maksud kedatangannya kemari.
"Siapkan angggota, kalian jika ingin membantu bersiap jika tidak pergilah!" ucap Resta lalu berlari ke arah ruangan senjata dan perlengkapan lainnya, Ardi juga ikut ia tak mungkin membiarkan mamanya bertarung sendirian.
Benar apa yang di ucapkan oleh Rain, Taurus Mafia datang dan langsung meledakan bagian depan Mansion, untung tidak ada korban jiwa.
Resta dkk berjalan keluar melewati kepulan asap yang begitu tebal, Resta hanya memerintahkan Ardi untuk menjaga Annaya dan yang lain. Ardi duduk diam sambil meretas keamanan markas Taurus Mafia, ia tak mungkin hanya diam saja.
Sementara diluar sedang terjadi adu tembak antara Taurus Mafia dan Dark World Mafia, dengan wajah dingin Claresta maju sambil membawa katana di tangan kirinya dan pistol di tangan kanannya. Claresta menembak dan menebas setiap anggota Taurus Mafia yang ada di depannya.
Dorr!
Dorr!
Blass!
Dorr!
Blass!
Dorr!
Lumayan banyak anggota Taurus Mafia yang ia bunuh hingga pada akhirnya ia berhadapan langsung dengan Ricco (Leader Taurus Mafia) Resta menatap sengit ke arah Ricco.
"Apa mau lo sebenarnya?" tanya Resta dingin, Ricco tersenyum smirk saat mendengar pertanyaan Resta.
"Yaa, tujuan utama gue pasti lo tahu, gue mau lo mati!" balas Ricco, setelah mengucapkan hal itu tiba-tiba terdengar suara ledakan yang begitu dasyat dan itu terjadi tepat dibelakang Claresta.
JEDUARRRRRRR!!
OKEH, gimana yaaa kondisi Claresta? Apakah sudah mati? Atau masih hidup? Pantengin aja terosss.
Jangan lupa vote klean!
Vote! Vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Teen FictionTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...