Saat Zein dan Ardi memasuki apartemen, mereka berdua terkejut karena kondisi apartemen seperti tempat sampah. Ardi menatap tajam para sahabatnya, sedangkan yang di tatapan malah melongo tanpa dosa.
"Kak, ini apartemen atau tempat sampah?" tanya Zein tak percaya, Ardi yang di tanya seperti itu hanya bisa menahan malu karena ulag para sahabatnya.
"Kita pergi aja," ucap Ardi dan langsung menarik tangan Zein, Zein hanya menurut seperti anak kecil yang mengikuti apa kata ibunya.
"EH, ARDI! LO MAU KEMANA? LO BARU SAMPE BODO, KITA BERSIHIN KOK!" teriak Riyana dan Vio bersamaan.
Ardi masih tetap berjalan sambil menggandeng tangan Zein, sedangkan yang di gandeng malah kesenengan. "Kita mau kemana, kak? Itu teman lo teriak - teriak gajelas," ucap Zein namun, Ardi diam saja tanpa ada niatan kembali ke apartemennya.
Sedangkan di posisi Riyana dkk dan Leo dkk, mereka hanya bisa menggarung tengkuk mereka yang tak gatal. Ardi marah akibat ulah mereka, Leo terus menatap Ardi dan pria yang ada di samping gadis itu.
Mereka terlihat dekat dan Ardi sangat nyaman saat menggandeng tangan pria itu, Leo menghela napas. Seperti sangat susah untuk mendekati gadis itu, tapi bukan Leo namanya jika tidak berjuang.
"Gara - gara lo sih, Ardi marahkan!" ucap Keith menyalahkan Riyana, Riyana yang di salahkan hanya bisa diam.
Dirinya seperti mengenal pria yang di gandeng oleh Ardi itu namun, apakah pria itu benar dirinya? Iyaa, dirinya pria yang pernah Riyana suka di masa lalu. Tapi, masa iyaa?
Saat sedang melamun seperti itu, tiba - tiba Ardiana dan pria yang di gandengnya tadi kembali dengan membawa beberapa kantong kresek berisi snack. Bukan! Ardi bukan marah, ia hanya kesal snacknya di habiskan oleh Carlos.
"Kak, bisa bawa gak? Kalo gak bisa biar Zein aja," ucap Zein sepanjang jalan kembali ke apartemen.
Ardi hanya menggeleng, saat sudah berada di dalam apartemen Ardi menaruh belanjaan yang ia dan Zein beli tadi di atas meja makan. Tak ada yang berani mendekat ke arah Ardi hanya, Zein saja yang berada di dekat Ardi.
"Ini mau di taruh, dimana kak?" tanya Zein, Ardi menunjuk lemari yang ada di atas dengan napas tersengal - sengal.
Ardi mengambil handphonenya di saku, lalu melihat ada banyak sekali panggilan dari Arga. Ardi menelpon abangnya itu dn langsung di angkat oleh Arga.
"Kamu kemana aja sih? Di telponin gak di jawab!"
"Asu, jijik gua bang pake aku kamu segala!"
"Yaa ni bocah, pake jijik segala."
"Dimana bang Ardan? Gua kangen nih sama dia, tumben dia gak telpn gua."
"Dia sibuk pluss lagi telpnan sama ceweknya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Novela JuvenilTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...