Ardiana - 20

4.5K 427 24
                                    

"Ardi mana? Kok jam segini belum pulang?" tanya Sherinne kepada Ardana, Ardana menghedikan bahu acuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ardi mana? Kok jam segini belum pulang?" tanya Sherinne kepada Ardana, Ardana menghedikan bahu acuh. Ia juga tak tahu kemana Ardi pergi.

"Maybe dia ada di kantor," ucap Annaya yang terlihat cuek saja, sedangkan Arga terlihat cemas karena, ia tak mau Ardi kenapa - napa.

"Lo kenapa mondar - mandir sih? Ardi pasti baik - baik aja, " ucap Vella berusaha menenangkan Arga karena, ia tahu betapa posesifnya Arga saat Ardi tak ada dirumah.

"Baik pale lu copot! Ardi tuh kalau lagi tertekan bakal nyibukin diri dan lo tahu sendiri bagaimana caranya menyibukan diri," balas Arga sewot, sedangkan Ardana. Pria itu hanya diam walaupun pikirannya juga mengkhawatirkan Ardi.

"Yaa gue tahu, tapi santai aja dong!" ujar Vella kesal, Arga tak memperdulikan Vella. Pria itu hanya sibuk memikirkan Ardi yang tak kunjung pulang, padahal hari sudah gelap.

Sedangkan di posisi Ardiana, gadis itu terlihat sedang makan malam disebuah restoran seafood. Sebenarnya Ardi bisa saja memesan makanan selalui aplikasi namun, gadis  itu sangat malas dan memilih keluar saja.

Kali ini ia tak menginap dikantor, Ardi menginap diapartemen pemberian mamanya.  Ardi sedang makan sendirian namun, ia menikmati kesendirian itu. Saat sedang melihat kesekitar mata Ardi tak sengaja melihat sosok Galaksi.

Pria betubuh tegap itu sedang makan malam juga namun, pria itu bersama seorang gadis yang menurut Ardi, gadis itu sepantaran dengan dirinya.

"Ck, untuk apa aku memperdulikan lelaki itu! Tidak ada gunanya," gumam Ardi dan memilih melanjutkan makannya saja.

Drttt drtt..

Ardi melirik ponselnya yang berdering, ternyata Anne yang menelponnya. Ardi tanpa pikir panjang langsung menerima telpon dari Anne.

"Yaa, ada apa?"

"Gawat nona, tuan Bintang memutuskan kerja sama antara Clarest's company dan Satriojay's Crop,"

Ardi tak terkejut dengan berita itu karena, dirinya sudah mengetahui sejak awal. "Aku sudah mengetahui hal itu, mereka ingin bermain denganku? Baik, mari kita mulai permainan ini!"

"M-maksud nona?"

"Ah, untuk apa kita khawatir Anne? Lebih baik kau urus pekerjaan kanto yang tersisa, setelah itu pilang'lah dan istirahat!"

"B-baik nona,"

Ardi menaruh hanphonenya asal, ia sangat pusing saat ini. Banyak sekali rasanya beban hidup yang ia bawa, ia tahu minggu depan adalah hari ulang tahunya yang ke-17 tahun dan ia yakin masalah dalam hidupnya akan bertambah.

Rasanya Ardi ingin terlepas dari ini semua, ia ingin hidup normal layaknya gadis pada umumnya namun, ia juga tak mau menjadi lemah karena, itu akan menyusahkan dirinya dan orang lain.

Sedangkan diposisi Galaksi yang duduk tak jauh dari meja yang ditempati Ardi, pria itu sedari tadi memperhatikan Ardi. Entah mengapa ia merasa kasihan dengan gadis itu, Ardi terlihat sedang banyak pikiran.

Ardiana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang