"Ardi makan dulu yuk," ucap Alesha yang berusaha keras untuk menyuruh Ardi agar mau makan.
"Enggak mau Alesha, gue maunya pulang!" balas Ardi yang masih tetap dengan pendiriannya yaitu, ia ingin pulang.
"Lo masih belum pulih Ardi, 2 hari lagi deh!" ucap Alesha yang sudah lelah terus membujuk Ardi agar mau makan.
"Gue mau pulang sekarang, titik!" balas Ardi bersedekap dada sambil menatap ke arah lain, Alesha diam tak menjawab. Jujur ia lelah terus dan teru berdebat dgn Ardi.
Ardi mengambil ponselnya yang ada di nakas lalu menelpon Rain untuk menjemputnya, setalah selesai menelpon Rain, dengan kasar ia mencabut infus yang menempel di punggung tangannya.
"Eh, lo gila yaa! Mau kemana lo!?" ucap Alesha kaget saat melihat Ardi mencopot infus dengan sangat kasar.
"Gue 'kan sudah bilang, gue mau pulang!" ucap Ardi dan langsung turun dari brankar, Ardi merasa ada yang kurang. Ahh, iyaa dimana hantu jelek itu? Mengapa tak ada disampingnya?.
"Lo jangan aneh - aneh Ar, ntar gue di omelin sama tante Nancy!" ucap Alesha berusaha mencegah Ardi namun, Ardi tak menggubris, ia tetap berjalan ke arah kamar mandi untuk mengganti pakaian.
Sekitar 5 menit kamudian Ardi sudah selesai mengganti pakaian dan saat keluar semua orang sudah duduk diruangannya, dan menatap dirinya datar.
Ardi tak takut, ia membalas tatapan tsb dengan tatapan tajam nan menusuk. Ardi berjalan ke arah nakas, ia mengambil ponsel miliknya.
"Kenapa kalian natap gue kayak gitu? Kalian kira gue bakal takut? Kaga!" ucap Ardi dan langsung berjalan meninggalkan ruangan tsb, tidak ada yang mencegah, Mereka hanya diam dengan helaan nafas lelah.
Rain sudah menunggu diparkiran, Ardi langsung berjalan begitu saja menuju parkiran tak memperdulikan para saudaranya yang mengikuti dirinya. Saat sedang berjalan ia tak sengaja menabrak seorang pria, karena ia yang fokus dengan ponsel.
Brukhh!
"Aww... Pantat gue astaga, baru juga sembuh! Memang sial," gerutu Ardi memegangi pantatnya yang terasa sakit, Ardana yang melihat Ardi jatuh langsung berlari dan menolong adiknya.
"Sorry gue gak sengaja, lo enggak apapa 'kan?" ucap pria itu merasa tak enak hati, Ardi yang dibantu Ardana berdiri hanya menggeleng.
"Hati - hati dong dek, lo itu sudah keras kepala, bandel pulak!" ucap Ardana menjewer kuping Ardi, Ardi meringis saat Ardana menjewer kupingnya.
"Yaa, maaf bang! Yaudah, Ardi dulu. Byee," ucap Ardi dan langsung meninggalkan Ardana bersama pria yang ia tabrak tadi.
Pria yang tak sengaja ditabrak oleh Ardi tadi tampak serius memperhatikan Ardi yang berjalan menjauh, ia tersenyum tipis saat melihat sosok Ardi. Menurutnya gadis itu berbeda dari gadis lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ardiana [END]
Teen FictionTAMAT. Bergenre: Fantasy, Random, Romance, Fiksi Remaja, And Fiksi Umum. [FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!] Ardiana Elva Taylor adalah anak dari pasangan Claresta dan David, Ardiana sama seperti sang mama memiliki sifat yang licik dan bringas namun...