"PD-nim apa anda sudah melihat sesuatu di internet mengenai min yoongi?" Tanya pak manager setelah mengumpulkan semua keberaniannya dan dengan degup jantung yang tak seperti biasanya, jujur saja ia agak takut untuk menanyakan hal ini, sampai-sampai ia tak bisa menahan suaranya untuk tidak bergetar
"Yah"
"A-apa yang harus saya lakukan?, apa saya harus memanggil anak-anak terutama min yoongi sekarang?" Tanyanya lagi
"Kurasa tidak perlu"
Ia melongo begitu mendengar jawaban dari lawan bicaranya, apa PD-nim sangat marah sampai tak bisa berkata apa-apa lagi, fikirnya
"Apa kau baik-baik saja PD-nim?"
Takut. Sungguh. Berada diposisi sekarang sangat membuatnya takut, melihat seseorang yang biasanya tegas dan bersemangat kali ini seperti sudah tak memiliki harapan apapun, dengan tatapan sendu yang menggambarkan perasaan bersalah, dan kecewa pada diri sendiri, mungkin.
"Yah, aku sedikit menyesal. Adora bilang min yoongi sedang menemani istrinya dirumah sakit, dan istrinya sakit karena masalah ini......
Haahh...Sepertinya keputusan kita untuk tidak memberikan klarifikasi apapun itu pilihan yang salah. Ternyata secara tidak langsung itu menyakiti min yoongi dan istrinya. Kalian lihat, para penggemar juga sepertinya bisa menerimanya dengan baik setelah yoongi mengatakan yang sebenarnya, semua orang memberikan tanggapan positif.
Sepertinya aku jahat sekali, aku seolah tak mau kehilangan kejayaan agensi karena ini, padahal nyatanya semua orang bahagia setelah fakta terungkap.
Apa kau mau mengantarku kerumah sakit tempat min nara dirawat?"
Perasaan bersalah memang selalu menghantuinya belakangan ini, setelah ia mendapatkan informasi mengejutkan yang sama sekali tak terfikirkan olehnya. Nara sampai di bawa kerumah sakit, apa dampak dari hujatan, dan teror di media sosial seserius itu, fikirnya.
"Tentu, nanti saya tanya pada adora terlebih dahulu dirumah sakit mana mereka berada"
"Baiklah, terimakasih"
................... ........
19:15"Nar?.....
Apa kau baik-baik saja?, ada yang sakit?" Yoongi menggenggam tangan nara yang terbebas dari infus, membelai ujung kepalanya lembut melepas semua kekhawatiran yang sudah berjam-jam menghantuinya"Nuna mau makan?, nanti jungkook ambilkan, atau nuna haus?" Sedangkan jungkook hanya bisa berdiri disebelah ranjang nara, lebih tepatnya disamping yoongi
Mereka sedang berada di ruang rawat yang baru saja nara tempati beberapa jam lalu. Iyah, nara sudah dipindahkan ke ruang rawat setelah kondisinya membaik
Nara hanya bisa tersenyum melihat keduanya, tak lupa mengucap syukur atas semua kebaikan yang Tuhan berikan padanya dengan menghadirkan mereka, terutama yoongi.
"Hmm...tidak, terimakasih kook" Jawabnya lirih tanpa menghilangkan senyuman yang terukir apik diwajahnya
Nara kembali menghadap yoongi, mengamati seseorang yang sedang menggenggam erat tangannya itu dengan sedikit perasaan cemas, pasalnya ia menyadari ada sesuatu yang berbeda pada wajah yoongi, walaupun minim cahaya karena yoongi yang membelakangi lampu, ia masih bisa dengan jelas melihat perbedaan warna pada pipi halus suaminya
Ia mengarahkan satu tangannya untuk meraba lebam itu, kemudian menatap manik kelam milik yoongi dengan tatapan bertanya-tanya
"Yoon? Pipimu kenapa? Dan
apa kau habis menangis?""Hah?, tidak" Elaknya, kemudian langsung memalingkan wajahnya ke sembarang arah
"Yoongi-hyung menangisimu nuna, dia khawatir sekali tadi" Celetuk jungkook kemudian, ia heran kenapa hyungnya tidak jujur saja, padahal dia sedang bicara pada istrinya sendiri, apa dia malu mengakuinya?, entahlah, biarkan yoongi saja yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE | Min yoongi (End)
Fiksi PenggemarTerasa sedikit menyakitkan, tapi aku bahagia bersamamu, min yoongi. ⚠16+ (walaupun TIDAK ADA 'adegan dewasa' tetap saja ini menceritakan sebuah kehidupan pernikahan. Dan juga banyak kata-kata kasar dan ada adegan kekerasan yang tidak boleh ditiru)...