Yoongi pov
Ah, rasanya aku bersyukur sekali bisa kembali melihat Nara tersenyum setelah aku menjelaskan semua kesalah pahaman itu. Walaupun sebenarnya tak berlangsung lama.
Entahlah, aku tak mengerti kenapa Nara menjadi lebih sensitif sekarang. Rasanya ia sedikit berbeda dari Nara yang sebelumnya kukenal, meskipun ia masih tetap Nara dimataku. Bukannya aku tak suka dengan perubahan sifatnya. Malahan aku suka. Aku suka saat Nara merengek dan bergelayut padaku meminta sesuatu, aku suka saat Nara memarahiku dengan wajah imutnya, aku suka saat Nara selalu mencium pipiku hanya karena aku membelikan makanan yang ia inginkan. Hanya saja, aku takut. Jujur.
Kau tahu? Selama tiga hari dia mendiami ku waktu itu, dia selalu menangis dibelakangku. Aku tahu, karena waktu itu aku pernah tak sengaja memergokinya sedang menangis di tempat tidur ketika kita baru saja selesai makan malam, dan kulihat malam-malam seterusnya pun sama. Aku diam-diam mengawasinya dari balik pintu yang sengaja ia buka karena ia menungguku. Aku juga tersiksa selama tiga hari itu asal kau tahu.
Sebenarnya aku ingin memeluknya saat itu juga, dan bertanya apa yang sebenarnya n6ara sembunyikan dariku. Apa yang terjadi padanya? , apa aku punya kesalahan yang tidak aku sengaja?, dan jika ia menjawab Iyah, aku akan meminta maaf dan berjanji tak akan melakukan hal itu lagi. Tapi sayangnya, ia selalu menghindariku, Nara selalu mencari alasan supaya tidak pernah ada waktu untuk sekedar bicara berdua denganku. Bahkan ia selalu pura-pura tertidur jika aku datang saat ia menangis. Mungkin dia melupakan fakta kalau aku tahu dia tidak akan pernah bisa tidur jika tidak ada yang menemaninya.
Tapi aku memaklumi jika ia marah karena memergokiku sedang berduaan dengan Adora waktu itu, aku juga sudah menjelaskan semuanya dan aku rasa Nara memang benar-benar percaya padaku. Lagipula aku dan adora memang tidak ada hubungan apa-apa selain partner kerja, sungguh! aku berani bersumpah.
Kukira dengan semua kejelasan ini ia akan bersikap biasa lagi. Tapi ternyata salah. Nara memang benar-benar sensitif seperti yang aku bilang tadi. Ia bahkan memarahiku kemudian menangis hanya gara-gara aku tak sengaja menginjak kumpulan semut yang sedang mengerubungi tetesan madu dilantai. Entahlah, aku tak mengerti. Terhitung sudah hampir dua minggu Nara seperti ini. Tapi sungguh perubahannya membuatku takut, sampai-sampai aku berniat membawanya ke psikolog karena aku kira dia mengalami gangguan psikologis. Dia pernah masuk rumah sakit karena itu jika kalian lupa. Tapi setelah difikir-fikir ketakutanku lah yang membuatku sampai berfikir jauh seperti itu, sekarang aku sadar bahwa aku berlebihan, apalagi sampai menganggapnya punya masalah mental. Aku kurang ajar sekali sepertinya.
Oh Iyah, sepertinya bukan hanya moodnya saja yang suka berubah-ubah. Tapi pola makannya juga. Nara makan sangat banyak akhir-akhir ini, bahkan ia bisa makan dua kali lipat dari porsi biasanya. Selalu merengek untuk dibelikan makanan di waktu yang tak terduga. Dan makanan yang ia minta pun selalu aneh dan tidak masuk akal. Contohnya saja, ia sering memakan strawberry ditengah malam, mencari oatmeal ditengah malam, meminta dibelikan buah mangga di jam satu pagi, baru bangun tidur nyari cheesecake, tteokbokki, dan masih banyak makanan-makanan lainnya. Memang benar itu semua makanan yang orang lain makan juga, makanannya tidak aneh, hanya waktu makan Nara yang selalu membuatku geleng-geleng kepala.
Sebenarnya aku takut Nara akan mengalami gangguan pencernaan karena pola makannya itu. Tapi aku tak kuasa menolak permintaannya, ia terlihat sangat ingin jika ia sedang meminta sesuatu, meskipun mulutnya selalu bilang tidak apa jika aku tak memberikannya untuknya.
Nara masih bisa aku larang, hanya saja aku yang tak tega melihatnya sampai mengigau menyebut nama makanan yang ia inginkan.
Pernah beberapa kali aku membujuknya untuk kedokter, karena aku takut, sungguh. Dia selalu mengeluh pusing dan mual setiap hari, tapi ia tak pernah mau aku ajak kedokter. Tebakanku Nara seperti ini karena keseringan makan buah ditengah malam. Aku sampai pernah menyembunyikan buah-buahan yang ada dirumah saking takutnya. Tapi lagi-lagi wajah memohon Nara menghancurkan pertahananku, dan akhirnya aku menyerah, lagi.
Untuk sekarang aku masih mengumpulkan sifat tegaanku untuk menghadapi Nara. Sepertinya aku harus belajar supaya tak termakan wajah memohonnya. Kejam untuk keselamatan, tidak masalah bukan?. Kalian do'akan aku!.
Aku hanya berharap semoga keluarga kami akan terus diberi kesehatan lahir dan batin. Tak ada suatu hal apapun yang membuat satu sama lain merasa tidak nyaman dan tersakiti. Tak ada pembenci yang diam-diam hadir dan ikut andil dalam setiap masalah yang kami hadapi.
Ngomong-ngomong soal pembenci, aku sudah tau dalang dibalik teror-teror ancaman yang Nara terima beberapa bulan yang lalu. Sayangnya pelaku melarikan diri keluar negeri dan hanya meninggalkan tangan kanannya sebelum aku melihat wajahnya. Dan yang membuatku terkejut adalah tangan kanan dari otak pelakunya adalah seorang cleaning service yang bekerja di bighit entertainment. Munafik dan bermuka dua sekali memang.
Jika otak dari pelaku sudah kembali dan tidak meminta maaf pada Nara, akan aku tendang wajahnya dengan kakiku sendiri, aku berjanji. Apalagi jika ia malah kembali menjadi duri dalam keluargaku akan kupastikan dia tak akan pernah bisa menghirup udara bebas, selamanya.
Aku tak tahu apa yang menjadi alasan bagi mereka untuk melakukan hal itu. Kudengar pelaku adalah seorang pria, sangat tidak mungkin jika ia menyukaiku bukan?. Dia mengincar nara?, kurasa juga tidak. Aku mengetahui dari tangan kanannya kalau otak pelaku sudah memiliki kekasih dan kekasihnya juga ikut andil dalam memberikan ancaman tersebut, bahkan nara sendiri juga membenarkan bahwa yang meneror nya lewat telfon adalah seorang wanita.
Sudahlah, aku muak jika terus mengingat baj****n itu.
Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya sedang aku ceritakan, aku hanya ingin mengatakan fakta yang mungkin membuat kalian penasaran karena author tidak mencantumkannya dalam cerita.
"Yoon, makan pir disiang hari sepertinya enak"
Lagi. Aku hanya bisa tersenyum pasrah jika Nara sudah berkata seperti itu. Dari sekian banyak buah dirumah, kenapa ia selalu meminta yang tidak ada?.
"Mau berapa? "
"Ayo aku ikut saja, sekalian beli buah yang lain juga" Ia memelukku dari belakang. Ia tahu cara merayuku.
"Oke, kita ke supermarket sekarang"
Tbc..
Jadi jihoon sm jessica (pelaku teror) lagi kabur keluar negri gara2 tangan kanannya ketauan sm staff bighit.
Btw, besok libur yh? Kok saya nggak!
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE | Min yoongi (End)
FanfictionTerasa sedikit menyakitkan, tapi aku bahagia bersamamu, min yoongi. ⚠16+ (walaupun TIDAK ADA 'adegan dewasa' tetap saja ini menceritakan sebuah kehidupan pernikahan. Dan juga banyak kata-kata kasar dan ada adegan kekerasan yang tidak boleh ditiru)...