"Hiks..Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku hah?!, lepaskan aku!, Yoongi tolong aku.. Hiks~tolong! " Nara memberontak, menendang-nendangkan kakinya yang terikat, ke udara. Menjerit-jerit didepan wajah seorang pria yang terus mengawasinya sedari tadi.
Kemarin ia terbangun dalam keadaan kaki dan tangannya sudah terikat kuat, ia tak tahu di mana sekarang ia berada, yang ia lihat hanyalah sebuah ruangan gelap dan berdebu yang sangat tertutup, bisa ia rasakan debu-debu yang berterbangan diruangan itu kerap kali menggangu pernapasan nya karena saking berabunya.
"Sudah kubilang, diam sialan!. Yoongi mu tak akan bisa mendengarmu, aku juga tidak yakin dia mencarimu. Kau lihat, kau sudah disini sehari semalam tapi tak ada satupun yang datang, haha mereka tak akan perduli denganmu nona" Pria itu mendekat, menghapus jarak diantara dirinya dan Nara.
Nara menutup matanya, lalu kembali berontak saat pria didepannya menyentuh rambutnya dengan tatapan tajam yang menyeramkan
"Hiks..Apa salahku?" Isaknya, masih mencoba melepaskan diri dari jeratan tali yang mengikatnya sehari semalam itu, bahkan tangannya terasa perih akibat kuatnya ikatan
Pria itu mengacak rambut Nara "Kau memang tidak bersalah, kau gadis baik yang sayangnya mau menjadi istri seorang penghianat dan pembunuh. Kasihan sekali kau Min Nara" Ia berjongkok, menatap Nara tepat di matanya
"Apa maksudmu?!"
"Kau tak tahu kalau suamimu itu penghianat hah?! dia pembunuh! "
Nara membolakan matanya "Hiks.. Jaga mulutmu sialan! Yoongi tak akan melakukan hal seperti itu. Jangan mengarang cerita, jangan berbohong padaku, katakan saja apa sebenarnya yang kau inginkan dariku, hah?!" Entah mendapat keberanian dari mana hingga Nara berani mengucapkan kata-kata barusan, ia seperti mendapat dorongan dari sesuatu yang ada pada perutnya, mungkin. Karena sedari tadi perutnya tidak bisa di ajak kerja sama, ia merasa mual.
Nara kembali menendang-nendangkan kakinya ke udara, jelas saja ia tidak terima Yoongi nya dikatai pembunuh.
"Uh! Siapa yang mengajarimu mengumpat nona? Pasti si baji**an pucat itu kan! Dia memang brengsek yah, bisa-bisanya dia mengajari wanita manis sepertimu ini berkata kasar"
"Kau yang brengsek!" Sahut nara
"Diam! Atau kupotong kakimu?!" Bentak pria itu setelah dengan sengaja Nara mengayunkan kakinya kearah pria itu dan berhasil mendarat sesuai target. Nara memejamkan matanya, ia kaget dengan teriakan pria di depannya, kemudian kembali terisak memilukan dibawah kuasa pria kejam yang tengah berdiri dihadapannya
"Hiks... Yoongi, aku takut"
"Kau takut hm?, jangan takut nona, aku orang baik. Seharusnya yang kau takuti itu Yoongi si pembunuh itu"
Pria itu kembali mendekatkan dirinya, menyentuh lengan kecil Nara lalu mencengkeram nya kuat sehingga menghasilkan bekas merah keunguan yang tercetak jelas di lengan Nara.
Ringisan tertahan mengalun saat sang pria kembali mencengkramnya, ingin berteriak tapi rasanya percuma saja karena sedari kemarin ia terus berteriak tapi tak ada satupun orang yang datang untuk menyelamatkannya dari sini. Meskipun begitu ia masih yakin kalau Yoongi akan menemukannya dan membawanya pulang.
"Kau kurus sekali, pasti dia tak memberimu makan dengan baik kan?. Kau harus makan yang banyak supaya hargamu mahal. Istriku, kemarilah, nona muda ini harus makan" Ucap sang pria seraya menggerak-gerakkan tubuh Nara.
Tak lama kemudian seorang wanita keluar dengan membawa serta sebuah nampan yang berisi sepiring makanan dan segelas air putih, ia mendekat, menundukkan kepalanya dalam
"J-jessica?" Tentu saja Nara mengenali siapa wanita itu, ia sudah hafal betul bagaimana gerak-gerik wanita yang sudah ia anggap sebagai teman baik itu, walaupun mereka baru saling mengenal beberapa minggu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE | Min yoongi (End)
FanfictionTerasa sedikit menyakitkan, tapi aku bahagia bersamamu, min yoongi. ⚠16+ (walaupun TIDAK ADA 'adegan dewasa' tetap saja ini menceritakan sebuah kehidupan pernikahan. Dan juga banyak kata-kata kasar dan ada adegan kekerasan yang tidak boleh ditiru)...