Cklek...
"Nar?! " Teriak jimin setelah memasuki kamar inap nara, meninggalkan yoongi dibelakangnya yang sedang bersusah payah membawa dua tas besar berisi pakaian dan alat yang bersangkutan dengan pekerjaannya. Jimin tak ada sedikitpun niatan untuk membawakan tas untuknya, bahkan sekedar menawari bantuan pun tidak. Dasar tidak sopan. Sudah tau hyung nya sudah tua.
"Sssssst, nuna sedang tidur, jangan berisik" Bisik jungkook dengan menempelkan jari telunjuk di hidungnya mengisyaratkan
"Oh maaf, aku tidak tau" Ucap jimin ikut berbisik
"Jimin-hyung?, mau apa kau kemari?" Jungkook baru saja menyadari bahwa yang datang bukanlah yoongi melainkan jimin, lantas ia bangkit lalu bertanya dengan nada kesal
"Kenapa memangnya?, tidak boleh?"
Nara yang awalnya tertidur dengan damai setelah dinyanyikan sebuah lagu pengantar tidur oleh jungkook pun tiba-tiba terbangun gara-gara mendengar suara berisik di sekitarnya, ia membuka matanya lantas melenguh membuat semua orang sadar kalau nara memang terbangun dari tidurnya
"Tuh kan nuna jadi bangun, ini semua gara-gara kau hyung" Ucap jungkook sinis sembari mengarahkan telunjuknya tepat dihadapan wajah jimin
"Kenapa aku?"
"Hei bocah!, kenapa malah ribut disini hah?!" Ucap yoongi yang baru saja masuk, ia sedikit terengah.
"Aku masih kesal pada jimin-hyung, hyung. Dia kurang ajar"
"Aku sudah minta maaf pada yoongi-hyung, dia juga sudah memaafkan ku. Kenapa malah jadi kau yang repot?, inikan masalahku dan yoongi-hyung"
Jungkook mendekat, menatap tegas mata jimin yang sedang menatapnya juga. Suasana mendadak menegangkan dengan api tak kasat mata yang membakar keduanya. Tapi yoongi seolah tak perduli sedikitpun, ia lebih memilih duduk disamping ranjang nara sembari memakan buah jeruk yang sudah terkupas
"Masalah yoongi-hyung, masalahku juga asal kau tahu!" Ucap jungkook masih dengan tatapan garangnya, jarinya telunjuknya ia arahkan untuk mendorong bahu jimin
"Yak! Jaga sopan santun mu jeon jungkook!, aku lebih tua dari mu. Lagian aku kesini hanya ingin menjenguk nara kok, dan ini tempat umum jika kau lupa"
"Diam atau keluar?!" Ucap yoongi dengan nada dinginnya
"Ada apa ini?" Nara dibuat bingung oleh tingkah orang-orang di sekitarnya, apa ia melewatkan banyak hal, batinnya
"Sudah nar, abaikan saja. Maklum masih bocah"
Apa? Bocah?, tidak. Jungkook tidak terima ia dianggap bocah. Ia sudah dewasa. Jeon jungkook sudah dewasa!.
Jungkook langsung berbalik menghadap yoongi, lalu menatapnya dengan tatapan tak terima
"AKU SUDAH DE...... " Tiba-tiba mulutnya ditutup oleh tangan mungil jimin erat, jimin juga dengan sengaja menginjak kaki yang lebih muda. Apa-apaan park jimin sialan ini, batin jungkook.
Jimin melirik kearah yoongi yang menatap tajam dirinya dan jungkook seolah ingin memakan mereka hidup-hidup, ia tahu jika saja ia tak menahan jungkook untuk berteriak tadi, sudah dipastikan ia tak akan bisa bertemu dengan yoongi dan nara lagi, jimin sudah berjanji tidak akan membuat masalah apapun lagi, ingat?.
"Haha ada apa dengan kalian?" Nara terkekeh melihat tingkah dua orang didepannya yang terlihat seperti sedang menahan sesuatu
"Eum... Yasudah kalau begitu aku pulang dulu yah hyung, nar, sudah malam. Cepat sembuh nara" Sebaiknya ia pulang, ini sudah malam kan. Tidak. Sebenarnya ia takut pada yoongi yang terus memberikan tatapan membunuh padanya. Sebelum terjadi apa-apa sebaiknya ia pulang saja, kalau sampai mati malam ini kan tidak lucu, mana baru balikan sama yoon hee lagi, masa iya yoon hee harus jadi janda sebelum menikah, fikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE | Min yoongi (End)
FanfictionTerasa sedikit menyakitkan, tapi aku bahagia bersamamu, min yoongi. ⚠16+ (walaupun TIDAK ADA 'adegan dewasa' tetap saja ini menceritakan sebuah kehidupan pernikahan. Dan juga banyak kata-kata kasar dan ada adegan kekerasan yang tidak boleh ditiru)...