"Udah lama nikah kok gak hamil-hamil sih?"
"Mandul kali hahaha."
"Karma tuh dulu pak Mingyu nikung pak Jaehyun."
"Masa sih?"
"Iya karma, jadi gitu susah punya momongan. Keguguran 2 kali tuh."
"Bu Mingyu-nya aja kali yang gak subur, kebanyakan kerja padahal uang suami udah banyak."
"Duh sayang banget padahal cocok loh, tapi belum punya momongan sih... Pak Mingyu harus cari istri lagi tuh."
"Eh bu Mingyu anaknya komandan sebelumnya kan sekarang jadi pangdam, ati-ati mulutnya Bu ibu."
"Ya udah biasa di gosipin Bu Mingyu mah."
Hampir setiap pertemuan Persit KCK, (y/n) selalu dengar omongan yang gak enak dari istri bawahan suaminya.
Dia gak pernah tegur mereka buat berlaku sopan pada istri atasan suami mereka, tapi dia berharap dari mereka semoga lekas sadar apa yang mereka ucap bisa buat orang lain sakit hati.
Gak sedikit dari mereka yang membicarakan atasan mereka bahkan di jadikan bahan gunjingan ketika sedang berkumpul pertemuan.
Padahal yang mereka bicarakan adalah anak dari mantan danyon sebelumnya yang sekarang jadi pangdam III Siliwangi, tapi mereka tidak peduli dan tetap menggibahinya.
Perempuan dengan seragam persit hijau muda yang di balut dengan luaran hijau tua menghampiri suaminya yang sedang menunggunya.
Suami yang 4 tahun lalu melamarnya dengan cara mengirimkan paket berupa baju persit lengkap dengan sepatu dan tas --tak lupa bunga mawar juga parfum sebagai pemanis-- untuk pergi pengajuan menikah.
Sebuah pengalaman manis yang tak pernah bisa di lupakan.
"Udah selesai pertemuannya?" Tanya Mingyu yang hanya mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari (y/n) dengan wajah yang tidak secerah tadi pagi.
Mingyu tau dari mimik wajahnya (y/n) sedangkan tidak mood. Sudah pasti dua mendapatkan omongan yang tidak enak (lagi).
"Gak usah di dengerin kata orang-orang, yuk pulang udah siang. Nanti sore kamu harus ke rumah sakit kan?" Ucap Mingy lalu mengusap pipinya lembut.
(Y/n) tidak menjawab karena terus terngiang-ngiang dengan ucapan ibu-ibu yang lainnya di dalam aula.
"Mas.."
"Dalem sayang..." Mingyu senyum manis memandangi istrinya yang sedang menahan tangis.
Akhir-akhir ini mood sang istri sedang buruk, Mingyu jadi harus sabar menghadapi dan banyak-banyak tersenyum.
"Maaf belum jadi istri yang baik buat kamu."
"Aku juga minta maaf belum jadi suami yang baik buat kamu."
"Tapi kamu sempurna. Baik, ramah, ganteng, pinter masak, sholeh, loyal ke bawaha--"
"Gak ada manusia yang sempurna sayang, kalo aku sempurna gak akan mungkin aku mau nikah sama kamu. Aku butuh kamu buat tutupin kekurangan aku makanya aku nikahin kamu." Jawab Mingyu buat (y/n) tangisnya pecah.
Mingyu hapus air mata si perempuan yang jatuh dan usap punggungnya agar merasa tenang.
Mingyu mau peluk, gak enak kalo di liat sama orang karena masih ada beberapa ibu-ibu yang masih ngobrol di dalam aula.
"Udah yuk pulang, gak enak dilihat sama orang." (Y/n) ngangguk dan naik ke boncengan sepeda yang Mingyu bawa.
Iya Mingyu gak pakek motor, tapi pakek sepeda goes. Udah jadi kebiasaannya selalu jemput istrinya dengan sepeda kalau ada pertemuan Persit KCK di aula.
Mingyu salah satu kandidat calon menantu idama di asrama, tapi sayangnya dia sudah ada istri. Tapi gak sedikit dari ibu-ibu yang punya anak gadis mau menjodohkannya dengan anak mereka.
Tapi berkat perlakuan Mingyu yang suka tebar kemesraan dengan (y/n) buat mereka dapat julukan pasangan harmonis tanpa momongan.
°°°
Kamu berangkat kerumah sakit hari ini di antar Mingyu juga. Karena baru berangkat sore, jadi kamu bakal pulang besok pagi jam 8 tinggalin Mingyu di rumah sendirian.
Gak, Mingyu gak mungkin sendirian karena pasti dia ajak Seungcheol atau Vernon kerumah untuk main game. Itupun kalau istri mereka ada jadwal malam dan anak mereka berada di tempat orang tua.
Kalau Seungcheol dan Vernon tidak bisa, terpaksa dia main ke rumah sohibnya yang masih bujangan.
Kadang kamu ngerasa kasian juga sama dia. Pasti kepikiran, apa Mingyu kesepian? Mingyu bosen? Atau malah berpikir negatif kayak, Mingyu cari perempuan lain? Mingyu main sama Tzuyu yang hampir di lamarnya itu?
Tapi kamu tepis pikiran itu. Itu sama aja kamu su'udzon sama suami kamu sendiri.
"Baik-baik ya, besok mas jemput agak telat sedikit gak apa-apa ya? Soalnya ada berkas di kantor kompi harus di beresin." Kata Mingyu begitu kamu turun dari motor dan kasih helmnya ke Mingyu.
"Aku pulang sama mbak Nisa nisa kok."
"Jangan, sama aku aja. Besok sekalian ketempat bunda." Kamu senyum dan nganggukin kepala.
Ketempat bunda berarti ketempat ibunya Mingyu yang buat kamu seneng banget tiap kesana.
"Hati-hati ya mas."
Kamu cium tangannya dan Mingyu balas cium kening kamu.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
Kamu selalu berharap pernikahan ini selalu berjalan dengan baik dan bisa bertahan walaupun belum di berikan momongan.
"(Y/n)?"
°°°
Mau promosi cerita aja
Hayuk lah ramein ceritanya AmandaInggar nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔
FanfictionMenjalani kehidupan rumah tangga lebih sulit setelah berjuang untuk bersama. Orang ketiga, memiliki momongan, gosip orang-orang? Hal lumrah yang harus di hadapi setelah pernikahan. Cerai atau Bertahan? WAJIB BACA SEASON 1 DULU BIAR TAU ALUR CERITAN...