ML 30

433 86 21
                                    

Begitu pun keadaan Mingyu di Palestina. Dia banyak di bantu ayah Alloula setelah ia di suruh untuk tinggal di rumah mereka sampai pasukan Garuda menemukannya.

Tapi mau sampai kapan ia terus numpang tinggal di rumah Alloula? Tidak ada niatan untuk pergi dari sana, maka kemungkinan pasukan Garuda menemukannya hanya 10%.

Setelah ia pikir 3 bulan cukup untuk menumpang hidup disana, Mingyu berniat untuk pamit dan berjalan kembali ke Lebanon pada ayah Alloula dan Alloula.

Setelah membantu pekerjaan ayah Alloula di pasar, Mingyu dan ayah Alloula pulang untuk makan siang.

Iya, selama dia tinggal di rumah Alloula ia bekerja untuk ayah Alloula di toko ayah Alloula di pasar dengan sesekali mencari informasi tentang jalan yang aman untuk pulang ke Lebanon.

Ia tidak mau hanya menjadi beban. Ia tau diri kalau hanya menumpang di rumah orang. Maka dari itu untuk mencurahkan rasa terima kasihnya, ia bekerja di sana.

Niatnya setelah makan siang ini ia akan bicara untuk pamit pergi ke Lebanon. Entah bagaimana caranya, ia harus segera pergi.

"Baba saya ingin bicara."  Mingyu selesai dengan makanannya. Alloula tuangkan air ke gelasnya untuk dia minum.

Mingyu kalau gak ingat punya kamu, mungkin dia udah kebablasan nikahin Alloula. Beruntung dia masih ingat jelas kalo dia punya kamu. Dan lagi kamu pasti udah lahiran disana.

Sikap Alloula bener-bener baik banget, lemah lembut, murah senyum, dia juga suka bantu-bantu di pasar, ibadahnya rajin bahkan kadang dia mengajar ngaji anak-anak yang ada dirumah asuh yang letaknya gak jauh dari rumah.

Tipe Mingyu banget yang mirip-mirip kamu gini, cuma beda dari bentuk fisik aja.

"Baba juga mau bicara hal penting dengan mu." Kata Baba yang buat Alloula tanpa sadar senyum tipis sambil membersihkan piring bekas makan siang.

Dengar itu Mingyu mempersilahkan baba untuk bicara lebih dahulu.

"Tidak, baba saja dulu. Saya bisa bicara nanti setelah anda bicara." Mendengar itu baba pun mengangguk.

Alloula pergi dari sana dan pergi menuju kamarnya. Tapi ia tidak benar-benar pergi dari sana. Ia ingin menguping apa yang akan kedua orang itu bicarakan.

"Bukan kah ini sudah 3 bulan kau tinggal disini?" Tanya baba yang sebelumnya tarik nafas berat.

Mingyu kira ini akan jadi pembicaraan yang serius.

"Ya, ini sudah 3 bulan lebih satu minggu. Apa baba keberatan dengan adanya saya disini? Kalau begitu maafkan saya kare---"

"Tidak bukan itu. Aku malah senang kau tinggal disini bersama aku dan Alloula. Dan aku ingin mengucapkan terima kasih karena kau mau membantu ku di pasar dan membantu warga disini untuk membangun rumah mereka kembali akibat ulah tentara Israel yang membom pemukiman." Mendengar itu Mingyu tersentuh dan tersenyum.

Pujian yang selalu ia sering dengar dari warga sekitar.

"Tapi apa kau tidak keberatan aku meminta sesuatu dari mu? Ya anggap saja tawaran ini rasa terima kasih mu pada ku karena telah membolehkan mu tinggal disini." Mingyu agak memicingkan matanya sebelah.

Agak aneh memang karena ayah Alloula berbicara begini buat Mingyu sedikit bingung. Maksudnya ia pikir rasa terima kasihnya sudah ia bayar dengan membantu di toko.

"Tawaran apa?"

Ayah Alloula meminum airnya sebelum menjawab pertanyaan Mingyu.















"Apa kau mau menikahi anak ku? Aku melamar mu untuk aku nikahkan dengan putri ku Alloula."

Mingyu mematung.

Sepertinya niat untuk pergi dari sana akan semakin rumit kalau ayah Alloula meminta seperti ini.

Ingat, Mingyu adalah orang yang susah untuk menolak permintaan seseorang apa lagi ia memiliki hutang budi dengan orang itu.

"Bagaimana? Tentang kewarganegaraan, bawa lah Alloula kenegara mu. Aku ingin ia hidup tenang di lingkungan yang baik tidak seperti disini yang penuh dengan konflik." Lanjut ayah Alloula.

Mingyu masih diam tak berniat membuka mulutnya untuk menjawab. Matanya hanya mengarah pada cincin pernikahannya dengan mu yang melingkar manis di jari manisnya.

"Kau tidak perlu ragu lagi untuk menikahi Alloula. Kau liat sendiri bukan anak ku gadis yang baik. Aku yakin keluarga mu akan mau menerima Alloula."

Alloula yang hanya menguping dari ruang tengah sudah senang dan tak henti-hentinya senyum saat ayahnya melamar Mingyu untuknya.

Mingyu pun sadar dari lamunannya dan mulai membuka suara. "Sebelum saya menjawab tawaran itu, tidak kah anda melihat cincin yang melingkar di jari saya? Apa anda paham setelah melihat cincin ini?" Kata Mingyu sambil memperlihatkan jari manis di tangan kanannya yang tersemat cincin pernikahan.

Perlahan snyum ayah Alloula meluntur saat melihat cincin itu begitu pula dengan Alloula.

"Kau telah melamar laki-laki yang sudah menikah untuk di nikahkan dengan anak gadis mu. Kau salah melamar seorang laki-laki."

°°°°

Mingyu mau nikah lagi nih, gimana boleh gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu mau nikah lagi nih, gimana boleh gak?

Oh iya guys mau tanya, kalian lebih suka gaya bahasanya kayak chapter ini, apa gaya bahasa yang sehari-hari?

Tulung jawab yeuu

Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang