Kamu pun di bawa kerumah sakit begitu Jeonghan liat ada mobil yang ketabrak pohon besar pinggir jalan.
Orang-orang hanya mengerubung tanpa berniat menolong karena bingung harus menolong dari mana. Posisi mu di mobil itu susah untuk di tolong kalau bukan petugas kepolisian yang bisa.
Sedangkan Chayeon lukanya gak separah kamu. Dia cuma luka di kepala dan patah di tangan jadi dia kabur setelah sadar mobilnya tabrak pohon besar dan ninggalin kamu di sebelah kursi kemudi yang berlumuran darah di kepala dan yang paling parah air ketuban kamu pecah buat kamu pendarahan.
Jeonghan langsung ambil tidakan operasi dan Nisa jadi penanggung jawab atas kamu.
Nisa yang keluar ruang operasi, jadi harus masuk ruang operasi lagi begitu liat kamu yang kecelakaan.
Oci, Seungkwan, Sowon, Tzuyu dan beberapa perawat lainnya pun ikut turun ke meja operasi bantu persalinan kamu yang seharusnya masih bulan depan.
Hampir 30 menit mereka di dalam ruang operasi akhirnya berhasil buat keluarin kedua bayi-bayi dari perut kamu.
Satu bayi yang menangis itu langsung di gendong Seungkwan untuk di bersihkan dari lumuran darah dan ari-ari yang masih menyambung di pusarnya
Sedangkan bayi yang di gendong Oci tidak menangis yang membuat Oci kebingungan sekaligus panik.
"Dokter jenis kelamin bayinya satu perempuan satu laki-laki." Kata Seungkwan yang gendong satu bayi laki-laki kamu yang baru lahir.
"Segera dibersihkan dari darah lalu masukan ke inkubator." Ucap Nisa yang masih berkutat dengan jarum untuk menjahit perut kamu.
"Dokter Jeonghan! Bayinya yang satu lagi...."
°°°°
Operasi pun berjalan hampir 5 jam lamanya.
Ayah dan ibu kamu juga udah dateng begitu mereka di telpon kalo kamu kecelakaan, mereka langsung berangkat pergi ke Bogor untuk temenin kamu.
"Cepat cari tau siapa yang buat anak saya kecelakaan! Saya minta hari ini juga temukan pelakunya dan bawa dia kehadapan saya!" Ucap Taeyong ke ajudan pribadinya.
Ajudannya langsung pergi dari sana dan cari pelakunya.
Sementara ajudannya yang lain cuma bisa tahan takut karena amarah Taeyong lagi membara.
"Yang sabar mas, pasti ketemu pelakunya."
"Gimana mau sabar! Anak kita kecelakaan dengan keadaan hamil besar, yang dia kandung itu anak kembar. Gimana aku bisa tenang." Jawab Taeyong dengan nada bicaranya yang meninggi sementara Jennie cuma bisa tenangin suaminya sambil sesekali usap air mata yang terus turun.
Gak lama Jeno sama Siyeon juga dateng kesana. Jeno masih pakek seragam polisinya dan Siyeon juga masih pakek seragam Bayangkari. Siyeon ikut nangis dengan peluk ibu kamu.
Gak lama lampu yang menandakan ruangan itu sedang melakukan operasi pun mati dan pintu ruang operasi terbuka.
Jeonghan dan Nisa keluar dengan raut wajah yang susah di tebak.
"Bagaimana keadaan anak saya? Operasinya berjalan lancar kan? Cucu saya masih bisa di selamatkan kan?" Runtutan pertanyaan menyerang Jeonghan dan Nisa yang masih bingung menjelaskannya darimana.
"Keluarga dari nyonya (y/n), saya yang bertanggung jawab atas pasien karena tadi kami harus cepat mengambil tindakan untuk kondisi nyonya." Jelas Nisa yang menahan air matanya.
Itu buat mereka yang disana bingung penuh kecemasan.
"Lalu bagaimana keadaan anak saya dokter?! Dia dan bayinya selamat kan?!" Ibu kamu pun ikut emosi karena Jeonghan dan Nisa tidak segera memberitahu bagaimana keadaan mu dan anak-anak mu.
"Nyonya (y/n) sedang dalam keadaan kritis akibat benturan keras di kepala dan di bahunya, juga kaki kanannya patah. Kami belum mengizinkan keluarga dan kerabat menjenguk pasien. Pasien akan kami bawa ke ruangan ICU untuk mendapatkan perawatan lebih intensif." Jelas Jeonghan yang akhirnya buat Taeyong dan ibu kamu bernapas lega.
Siyeon dan Jeno juga merasa lega, tapi masih khawatir dengan bayinya.
"Lalu dengan bayinya, apa mereka lahir dengan selamat?" Tanya Jeno.
"Kedua bayinya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tapi.... Yang dapat kami selamatkan.... Hanya bayi perempuannya saja... Bayi laki-lakinya tidak dapat kami selamatkan karena perut pasien sepertinya sempat terbentur keras akibat kecelakaan tadi."
Penuturan Nisa membuat tangis ibu kamu dan Siyeon pecah.
Ayah kamu pun menunduk dan menangis dalam diam sambil mengusap punggung ibu kamu untuk menenangkan.
Sedangkan Jeno juga ikut menenangkan Siyeon yang menangis.
°°°°
Malamnya, ibu dan ayah kamu menjaga kamu di ruangan yang berbeda hanya saja di halangi kaca besar agar bisa melihat kamu yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Setelah tadi menguburkan bayi laki-laki kamu, mereka melakukan do'a bersama di rumah kamu di asrama.
Saat mereka sedang tidur di sofa ruangan itu, tiba-tiba pintu di ketuk ajudannya.
"Ada apa lagi?" Tanya Taeyong yang masih mengumpulkan nyawa.
"Pak kami membawa berita dari Lebanon terkait kapten Mingyu yang bertugas disana." Taeyong mengernyitkan dahinya dan minta kejelasan dari ucapan ajudannya.
"Berita apa yang kamu bawa?"
Ajudannya keliatan ragu untuk membuka suara karena takut Taeyong marah lalu kelepasan membentak.
Ajudan pribadinya itu bukannya takut di bentak dan di marahin, tapi dia takut kemarahan Taeyong mengganggu pasien yang lain yang sedang istirahat termasuk kamu.
Walaupun itu di bangsal perwira yang terkenal sepi, tapi bukan berarti gak ada pasiennya.
"Kapten Mingyu di tahan tentara Israel saat menyelamatkan seorang anak dan perempuan bercadar dari serangan tiba-tiba tentara Israel. Sampai sekarang pasukan kita belum dapat menemukan di mana tempat kapten di sekap dan tentara Lebanon masih belum dapat berunding dengan tentara Israel." Jelas si ajudan yang buat Taeyong marah besar.
°°°°
Iya tau ceritanya makin aneh😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔
FanfictionMenjalani kehidupan rumah tangga lebih sulit setelah berjuang untuk bersama. Orang ketiga, memiliki momongan, gosip orang-orang? Hal lumrah yang harus di hadapi setelah pernikahan. Cerai atau Bertahan? WAJIB BACA SEASON 1 DULU BIAR TAU ALUR CERITAN...