ML 14

438 92 8
                                    

Gue diam bukan berarti gue gak butuh penjelasan darinya, gue diam karena gue kasih kesempatan dia untuk jelasin semuanya. Dan dia selalu paham kalo gue diam karena marah, berarti gue butuh penjelasan dari dia.

Tapi gue diam pun gue tahan rasa sakit yang ada di dada gue.

Gue cuma ngerasa kecewa aja kenapa dia gak cerita pas pulang tadi siang.

Makan malam pun udah tertata rapi di meja makan. Dia duduk setelah gue duduk dan mulai ambilin nasi untuk dia makan.

Ok gue marah tapi bukan berarti gue mogok dari kewajiban sebagai istri.

Dia gak makan gue juga makan walaupun nasi dan lauk usah ada di piring. Kata ibu kalo suami belum mulai sentuh makanannya pantang buat gue makan makanannya duluan.

"Di makan."

"Mas belum makan."

"Aku udah kenyang."

"Udah makan di tempat Chayeon?"

Lagi-lagi dia helain napasnya kasar. Dia kesel tapi di tahan karena gak mau bikin gue takut sama amarahnya.

"Ok aku makan biar kamu ikut makan, paling gak kamu makan buat anak kita ok."

"Jawab dulu, aku tau ya kalo kamu kenyang gak bisa di paksa buat makan lagi. Dari pada muntah nanti."

"Aku makan di barak sama yang lain tadi. Udah lah gak usah di perpanjang masalahnya dek."

Lagi-lagi gue diam gak jawab dan lebih pilih senderin badan ke senderan kursi dan minum susu untuk ibu hamil.

Tau gitu kenapa gak ngomong kalo udah makan biar gue gak masak?! Duh ah mau marah gue tapi gak bisa:(

Mas Mingyu pindah duduk di kursi sebelah gue dan ambil alih sendok dan piring gue. Dia mau suapin gue ternyata.

Gue tuh sedih mau nangis tapi sifatnya yang soft buat gue jadi gak tega buat cuekin dia. Gue tau dia sayang banget sama gue, tapi tau dia tadi ke rumah Chayeon ada sedikit rasa kecewa.

"Di taro dulu gelasnya, makan."

Gue nurut tapi gak gue gak buka mulut.

Gimana ya buka mulut aja rasanya air mata udah mau netes. Ini aja gue tahan sebisa mungkin buat gak nangis.

"Ayo buka mulutnya sayang, kamu gak kasian sama bayi yang kamu kandung?"

Gue gak tahan dan gue peluk dia. Gue nangis di pelukannya luapin rasa kekecewaan yang gak bisa gue ungkapin.

"Iya gak apa-apa nangis aja, mas ngerti kok kamu kecewa. Maafin mas ya maaf..." Dan dia balik peluk gue erat.

°°°

Mingyu akhirnya jujur ke (y/n) kalau dia memang di pilih untuk jadi pasukan Garuda yang akan di berangkatkan ke Lebanon untuk jadi pasukan perdamaian.

Dia sebenarnya gak mau dan mau lempar itu ke Hoshi, tapi sayangnya Hoshi ada latihan lomba tembak tingkat internasional juga di Australia. Mau gak mau dia harus terima karena gak ada lagi yang bisa di gantiin.

Jadi salah satu dari pasukan Garuda emang membanggakan bagi semua prajurit, termasuk Mingyu juga bangga dia bisa dipilih tanpa harus mengajukan diri.

Tapi posisnya Mingyu saat ini dia hanya ingin di dekat istrinya sampai istrinya melahirkan 5 bulan lagi, sedangkan untuk jadi pasukan Garuda ia di kirim ke Lebanon selama 1 tahun lamanya di tambah masa pelatihan selama satu bulan.

Jelas ia tidak akan bisa mendampingi proses persalinan istrinya nanti.

Dan Mingyu hampir setres karena Chayeon mantannya kejar-kejar dia lagi.

Mingyu udah gak ada rasa apa-apa sama Chayeon, dia gak tertarik walaupun kalau boleh jujur emang cantik Chayeon dari pada (y/n).

Tapi ya udah lah, Chayeon cuma masa lalu. Yang jadi istrinya sekarang (y/n) dan yang harus jadi penyemangat hidupnya hanya (y/n).

Hari ini setelah apel siang, niatnya ingin lari siang di lapangan. Tapi ia lagi-lagi dapat chat ancaman dari Chayeon.

Chayeon, pirbadi yang cantik, rapih, kalem, tapi kalau dia sudah punya keinginan yang besar akan sesuatu maka ia harus mendapatkannya.

Chayeon

Kapan kerumah lagi?
Kalo gak nanti, gue gak tau ya nasib anak yang ada di kandungan istri lo bakal gimana

Mingyu

Bisa berhenti gak sih?
Bambam udah kasih peringatan ke gue, gue gak mau!

Chayeon

Ya udah sih kalo gak mau
Gampang aja gue buat (y/n) keguguran

Mingyu usap wajahnya kasar. Dia gak ngerti sama pola pikir Chayeon yang jadi pendek.

Dia anak orang kaya, punya suami macam Bambam yang pengusaha batu bara. Kalaupun dia mau balas dendam selingkuh lagi harusnya cari yang lebih dari Bambam.

Mingyu gak ada apa-apanya di banding Bambam yang uangnya melimpah ruah. Gaji Mingyu setahun bahkan gak sebanding sama pendapatannya Bambam tiap bulan.

Mingyu

Chayeon
Kalo lo mau balas dendam selingkuh juga, jangan gue, cari yang lain
Saran gue cari yang singel, yang uangnya bahkan lebih banyak dari Bambam
Gue udah beristri gak punya harta melimpah

Chayeon

Kalo gue maunya lo gimana?
Gue cuma mau lo, gak mau yang lain karena cuma lo yang cuma bisa buat Bambam cemburu

Mingyu usap wajahnya kasar lagi dan acak rambutnya yang udah mulai panjang.

Lama-lama bisa setres beneran dia.

Mingyu

Tinggalin gue
Setelah ini bakal gue blokir, jangan pernah ganggu gue lagi

Akhirnya dia blokir nomornya Chayeon tanpa ragu dan dia senderin badan ke kursi depan komputer yang ada di kompi.

Pikirnya ini yang terbaik agar dia pun gak terjerumus ke dosa yang lebih dalam lagi.

°°°°

Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang