Hari demi hari berlalu, kandungan gue pun udah masuk bulan ke 8 yang artinya bulan depan gue udah melahirkan.
Gue excited banget untuk moment melahirkan ini. Bersyukur Allah masih kasih kepercayaan ke gue dan mas Mingyu untuk di titipkan anak.
2 kali ke guguran dan di ganti sama Allah langsung anak kembar. Gue harus banyak-banyak bersyukur.
Hari ini niat gue mau pergi ke panti asuhan punyanya bunda yang ada di daerah sentul untuk santunan anak yatim piatu. Sebulan sekali biasanya gue sama mas Mingyu ke sana untuk kasih santunan dan do'a bersama.
Uangnya dari gue sama mas Mingyu sendiri. Kita sisihkan gaji masing-masing buat sedekah perbulannya. Ini emang kesepakatan bersama dan itu juga keharusan untuk menyedekahkan sebagian harta.
Tapi karena gak ada mas Mingyu, akhirnya gue di temenin Lami sama Somi kesana.
Somi di bolehin sama Haechan buat ke Bogor nginep di rumah orang tuanya.
Kali ini gue kesana juga minta do'a biar di lancarin semua urusan persalinan bulan depan.
Ayah dan ibu masih belum bisa dateng ke Bogor karena masih sibuk, kak Jaemin juga sibuk dan gak bisa ambil cuti, kedua mertua gue juga belum bisa ke Bogor karena kondisi ayah mertua yang masih belum stabil buat berpergian.
Gak apa-apa gue sabar dan kuat kok:')
Gue kesana bawa nasi kotak untuk di makan bersama, uang santunan, dan juga beberapa baju bekas yang masih layak pakai. Ada juga baju baru yang kemaren baru gue beli untuk anak-anak panti.
"Udah semua kan ya Lam?" Tanya gue ke Lami sambil cek amplop santunan.
"Udah kok, mas Dokyeom katanya mau bantuin juga ini masih otw."
"Ok ok gak apa-apa, kalo mau ajak yang lain boleh kok. Makin banyak yang ikut makin bagus." Jawab gue terus masukin amplop santunan ke dalam tas.
Gak lama Somi juga dateng bawa sekardus baju bekas.
"Banyak juga ini bajunya, lu kumpulin bajunya dari mana dah?"
"Anggota kompi gue kan banyak yang punya anak, terus gue minta tolong kalo ada baju yang gak kepakek kumpulin mau gue sumbangin. Eh ternyata banyak juga sampek 3 kardus." Lami sama Somi cuma senyum aja.
"Pinter banget bumil nyari sumbangan baju." Ucap Lami.
Setelahnya om Dokyeom dateng, dia gak sendirian tapi ternyata sama om Seungcheol dan bang Vernon.
"Mau santunan anak yatim gak ngajak-ngajak kamu." Omel om Seungcheol.
"Ya maaf om, kirain om gak mau. Mbak Nisa juga sibuk di rumah sakit."
"Ya mau lah! Mbak Nisa gak ikut ada jadwal operasi cecar di rs."
"Istri saya juga jaga di UGD." Kata bang Vernon.
"Dah dah ini aja gak apa-apa yang ikut."
Gue mau masuk mobil, tapi di tahan sama om Dokyeom.
"Kenapa om?" Tanya gue.
Bukannya di jawab tapi om Dokyeom malah kasih amplop coklat yang keliatan lumayan tebel.
"Ini uang patungan saya, mayor Seungcheol, Lami, sertu Vernon sama Somi Haechan untuk santunan. Masa iya kami ikut tapi gak ikut nyumbang juga. Oh iya maaf ya cuma bisa kasih uang, mendadak banget soalnya gak sempet beli apa-apa." Gue liat amplop santunan itu terus gantian liat om Dokyeom dengan mata berkaca-kaca.
Gue terharu aja masih ada banyak orang baik yang peduli sama anak-anak yatim piatu.
"Lah malah nangis kamu."
"Saya terharu aja liat respon semuanya, masih banyak orang yang peduli dan mau beramal untuk anak-anak panti asuhan." Terus mereka semua yang ada di sana ketawa liat gue nangis.
"Ayo deh berangkat keburu siang." Ucap bang Vernon lalu kami pergi ke panti asuhan.
Gue berangkat jam 9 pagi, mau vidcall mas Mingyu pas acara santunannya karena di sana masih jam 4 pagi mumpung dia disana belum sibuk sama kegiatan.
°°°
Selesai acara santunan dan do'a bersama, gue, Lami, Somi mampir buat kerumah sakit untuk periksa kandungan gue sedangkan om Seungcheol, bang Vernon, om Dokyeom pulang karena masih dinas.
Tadi mereka ijin setelah apel pagi buat ikut ke panti asuhan, kecuali om Seungcheol yang emang staff batalyon harus cepet-cepet balik.
Tadi juga pas mau vidcall, mas Mingyu gak bisa di hubungi buat gue khawatir. Padahal malamnya kita masih chat.
"Kalian mau ke pasar dulu?" Tanya gue yang udah turun dari mobil.
"Iya, tadi ibu suruh cari keperluan buat pengajian di rumah." Jawab Lami yang cuma gue respon dengan anggukan kepala.
Agak takut sih harus sendirian di rs. Gue jadi parno di ikutin sama Chayeon.
"Nanti kalo udah kita langsung balik kok tenang aja."
"Iya udah, gue ke UGD dulu deh nungguin mbak Nisa kelar operasi." Gue pun pamit ke mereka dan mereka juga pergi ke pasar yang jaraknya gak jauh dari rs.
Sayangnya ketakutan gue sekarang ada di depan mata.
Chayeon ada di depan gue dengan tatapan matanya yang keliatan marah ke gue.
°°°°
Dobel up gak nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔
FanfictionMenjalani kehidupan rumah tangga lebih sulit setelah berjuang untuk bersama. Orang ketiga, memiliki momongan, gosip orang-orang? Hal lumrah yang harus di hadapi setelah pernikahan. Cerai atau Bertahan? WAJIB BACA SEASON 1 DULU BIAR TAU ALUR CERITAN...