ML 28

374 82 5
                                    

Mingyu bangun dari pingsannya dan betapa kagetnya dia liat ada perempuan di sampingnya yang natap dia juga sama kagetnya.

Kalo biasanya bangun dia liat kamu kalo di rumah, lah ini liat perempuan lain. Istighfar aja lah Mingyu.

Dia langsung duduk dan mundur begitu liat Alloula.

"Maaf siapa kamu?" Tanya Mingyu agak takut. Bukannya apa-apa, dia di negeri orang dengan perempuan yang bahkan dia juga gak kenal.

Takut dia kalo khilaf. Gimanapun juga dia laki-laki normal walaupun udah punya kamu.

"Oh saya bukan penjahat. Saya liat kamu pingsan di jalan tadi, jadi saya dan baba saya bawa kamu kekediaman kami."

Mingyu pun ngerutin dahinya coba buat inget-inget apa yang terjadi tadi.

"Ah... Saya pingsan di jalan tadi."

Alloula senyum tipis terus kasih minum ke Mingyu dan di terima baik sama Mingyu.

Posisi mereka sekarang Mingyu yang duduk di sofa sedangkan Alloula yang duduk di bawah. Entah kenapa jadi canggung suasananya.

"Maaf, tapi sekarang saya ada di mana? Apa ini Lebanon?" Tanya Mingyu memecah keheningan.

Duh dia jadi gak enak kalo suasananya kayak gini. Pikirannya gak tenang kalo udah sama yang bukan mahram apa lagi cuma berdua begini.

"Ini Palestina, kamu berjalan di jalur Gaza sampai pingsan tadi." Mingyu langsung tepok jidatnya.

Bukannya jalan ke arah Lebanon tapi malah jalan makin jauh dari Lebanon. Sekarang dia bingung balik ke Lebanon gimana caranya.

"Gimana caranya gue pulang sekarang?" Monolog Mingyu yang buat Alloula bingung gak ngerti bahasanya karena Mingyu pakek bahasa Indonesia.

"Apa yang kamu katakan?"

"Bukan apa-apa." Mingyu berdiri dari duduknya terus masukin foto kamu ke saku seragamnya. "Saya harus pergi ke Lebanon. Oh iya, saya pasukan perdamaian Garuda dari Indonesia kapten Mingyu. Terimakasih sudah membawa saya kerumah kamu. Saya pamit." Ucap Mingyu di barengi senyumnya yang manis.

Alloula pun ikut berdiri dan coba buat halangin jalan Mingyu.

"Ada apa? Saya harus pergi sekarang."

"Lebanon sangat jauh dari sini. Kamu belum makan apa pun kan sampai pingsan tadi, setidaknya makan lah dulu agar kamu punya tenaga untuk berjalan." Ucap Alloula.

Mingyu berpikir sebentar. Yang di bilang Alloula emang ada benernya, tapi Mingyu gak nyaman kalo harus berdua doang sama Alloula.

Keinget kamu terus di Indonesia.

Alloula cuma nunduk tunggu jawaban dari Mingyu dan berharap kalau Mingyu terima tawarannya.

"Kamu tinggal di rumah ini sendirian?"

"Aku tinggal bersama baba."

"Kalau begitu saya akan makan setelah baba mu datang dan menunggu di teras rumah ini." Mingyu jalan keluar rumah dan duduk di depan.

Alloula cuma mengintip Mingyu dari depan pintu. Pikir Alloula Mingyu bener-bener laki-laki yang menghargai perempuan yang bukan mahramnya karena lebih pilih duduk diluar saat babanya tidak ada di rumah.

Perlahan pun Alloula jadi merasa kagum dan hatinya menghangat karena perlakuan Mingyu yang sopan.

°°°°

"Mau apa lagi kamu kesini?" Tanya gue begitu Chayeon masuk ke kamar inap gue

Gue udah males banget liat mukanya. Jangankan liat, mikirnya aja udah bikin gue gedeg sendiri.

Dia ngedeket ke gue dan gue cuma natap dia dengan penuh kebencian.

"Gue mau minta maaf (y/n)... Gue ngaku salah atas perbuatan gue. Maafin gue yang udah ngebunuh anak laki-laki lo... Gue minta maaf, tolong cabut tuntutan lo tolong..." Dia mohon-mohon ke gue dengan air matanya yang buat gue muak.

Apa katanya? Cabut tuntutan gue buat dia yang udah bunuh anak gue? Kalo itu bisa balikin nyawa Zoe bakal gue cabut tuntutannya.

"Seenak jidat kamu minta saya cabut tuntutan kamu? Kalau cabut tuntutan bisa mengembalikan nyawa anak saya, maka akan saya cabut tuntutannya."Terus gue lebih milih buat buang muka dan enggan buat liat mukanya lagi.

Gue udah maafin dia, tapi gue gak akan lupa sama kesalahannya. Gue kecewa, dan gue gak mau liat orang yang udah rusak kebahagiaan gue di depan gue lagi.

"Mending kamu pergi Chayeon, gak ada gunanya kamu mohon-mohon sama (y/n)." Kata om Dokyeom yang mau ajak keluar Chayeon, tapi Chayeon gak mau. Dia malah lepas kasar tangan om Dokyeom.

"Itu juga bukan sepenuhnya salah gue, lo yang cakar tangan gue sampek berdarah dan buat gue lepas setir mobil!"

"Hey, kalo lo gak berlaku kasar dan paksa (y/n) buat ikut lo juga gak akan terjadi kejadian kayak gini!" Bela Somi.

Gue udah pusing dan udah capek nangis. Gue pun minta baik-baik ke Chayeon untuk dia pulang karena gak akan ada gunanya juga dia mohon-mohon sampek berlutut pun, gue gak akan mau cabut tuntutannya.

°°°°

Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang