ML 23

363 87 6
                                    

Bismillah dulu sebelum baca♡Dobel up loh ini hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillah dulu sebelum baca♡
Dobel up loh ini hehe

°°°°

"Ikut gue."

"Gak mau! Apa lagi masalah kamu sama saya?!"

"Udah jelas kan, mau gugurin kandungan lo itu." Chayeon tarik tangan kamu untuk masuk ke mobilnya yang ada tepat di sampingnya.

Disana sepi gak ada orang yang lewat, susah buat minta tolong.

Kamu terus berontak dan terus berusaha buat lepasin cengkraman tangan Chayeon di pergelangan tangan kamu.

"Gak usah cari masalah sama ya kalo kamu gak mau kena karma."

"Karma? Gue gak peduli yang penting gue bisa hancurin rumah tangga lo sama Mingyu." Chayeon bener-bener udah gak waras. Bahkan salahnya kamu dan Mingyu di mana sama dia sampek dia mau hancurin rumah tangga kamu?!

"Chayeon, saya peringatkan lagi sama kamu saya gak main-main. Lepaskan saya, tolong jangan kamu imbaskan kemarahan kamu dengan kandungan saya... Saya mohon..." Lagi kamu harus nangis dan mohon sama Chayeon supaya dia gak gugurin kandungan kamu.

Tapi Chayeon mana peduli? Yang penting rumah tangga kamu hancur ya paling gak rusak lah.

Chayeon gak peduli, dia berhasil masukin kamu ke mobilnya dan buat kamu panik setengah mati.

Firasat kamu bener-bener gak enak. Kamu berusaha buat buka pintu mobil tapi sia-sia mobilnya udah di kunci duluan sama Chayeon.

"Diem!" Bentak Chayeon terus dia mulai jalanin mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Kamu gak kehilangan akal, kamu langsung ambil hp di dalam tas kamu terus cari nomornya Jeonghan supaya dia bisa nyusul kamu kejar mobilnya Chayeon.

"Assalamualaikum, eh jadi kesi--"

"DOKTER JEONGHAN TOLONGIN SAYA, SAYA DI BAWA KABUR SAMA CHAYEON. MOBILNYA GAK JAUH DARI RS!!" Teriak kamu yang lagi telpon buat Chayeon geram.

Dia langsung rebut hp kamu dan buang hpnya ke luar.

"Gue bilang diem! Susah banget sih di bilangin!!" Ucap Chayeon yang sekarang malah cengkram leher kamu sampek kamu susah nafas.

Kamu cakar tangannya yang kebetulan dia gak pakek lengan panjang, jadi tangan kamu bebas buat cakar tangan mulusnya sampek berdarah.

"Kurang ajar ya lo emang!" Kedua tangan Chayeon sekarang lepas setir buat mobil jadi gak terkendali arahnya.

"Kamu bisa nyetir gak sih?!"

"Ini juga gara-gara lo!! Kalo lo gak cakar tangan gue, gak akan gue lepas setir!!"

Perdebatan terus terjadi sampai akhirnya mobil menabrak pohon besar di pinggir jalan.

°°°°

Di tempat lain tepatnya di jam 8 pagi, Mingyu gak sadarkan diri di ruangan yang gelap. Cuma di terangi cahaya dari sela-sela udara.

Perlahan matanya terbuka dan kepalanya pusing. Dia ngerasa nyeri di bagian belakang kepalanya.

"Gue dimana?" Monolognya yang coba buat berdiri. Setelah dia sadar sepenuhnya, ternyata dia ada di sel tahanan.

Dia coba ingat-ingat lagi kejadian sebelum dia bisa ada di sel itu.

Dia coba buat bantu anak kecil sama seorang perempuan bercadar di tengah-tengah konflik sedang terjadi.

Terus gak lama setelah berhasil selamatin keduanya, Mingyu di tarik paksa dengan tentara Israel. Sempat baju hantam, tapi kepala Mingyu udah keburu di pukul pakek senjata.

Seharusnya tentara Israel gak ada hak buat tahan dia karena Mingyu cuma tentara yang menjaga perdamaian dia ada di pihak yang netral.

"Lepaskan saya, saya pasukan perdamaian Indonesia! Saya berada di pihak netral!" Teriaknya di depan jeruji besi. Dengan bahasa arab yang ia kuasai. (Anggap aja Mingyu ngomong pakek bahasa Arab ya hehe)

Bahkan tempat disana seperti bukan sel tahanan. Tempat itu tidak layak huni.

"Diam lah kamu, tidak ada gunanya kamu berteriak seperti itu!" Jawab salah satu tentara yang lewat.

"Saya ini pasukan perdamaian yang di utus PBB! Tidak seharusnya kalian menahan saya disini!"

Dengar ucapan Mingyu tentara itu malah tertawa makin keras.

"Kami tidak peduli! Kamu buat sasaran kami lolos begitu saja, kamu pantas untuk menggantikan mereka di sini." Terus tentara itu pergi dari sana.

Mingyu cuma bisa pasrah dan memukul-mukul tembok yang rapuh itu. Tidak seharusnya dia ada di sana. Dia pasti buat kamu khawatir.

Padahal janjinya tadi malam akan melakukan vidcall saat acara santunan di panti asuhan milik bundanya. Tapi melihat cahaya yang masuk dari celah udara sepertinya sudah akan menjelang siang dan acaranya pasti sudah selesai.

Dia ambil foto mu yang sedang pegang perut yang buncit. Foto itu di ambil satu bulan sebelum dia pergi ke Lebanon. Kamu kasih foto itu tukeran sama foto polaroidnya Mingyu.

"Semoga firasat mas dari malem salah ya dek. Semoga kamu baik selalu di sana, persalinan kamu di lancarkan..." Ucapnya yang gak terasa air mata udah turun ke pipinya.






"Hoy kapten!! Berdo'a lah sesuka mu untuk istri dan anak di negara asal mu! Tuhan tidak pernah tidur, meminta lah kepada Tuhan mu selalu jangan pernah malu untuk meminta!! Sesungguhnya hanya dia yang dapat merubah keadaan mu dengan kuasanya!!" Teriak seorang dari sebrang sel Mingyu.

°°°°

Ok ini cuma fiksi hasil pemikiran otak gue sendiri. Untuk konflik Israel dan Lebanon emang itu beneran ada, tapi gue cuma buat cerita aja ya gak ada maksud buat singgung pihak mana pun.

Ingat!! Cerita hanya fiksi murni dari pemikiran gue sendiri. Gue cuma ambil tempat konflik di Israel dan Lebanon.

Mohon pemahamannya readers:)

Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang