ML 7

488 107 10
                                    

Gue gak tahan lagi tahan mual pas acara tadi, jadi gue gak sengaja kelepasan mual dan buat orang-orang disana kaget dan khawatir.

Mas Mingyu langsung ajak gue pulang dan titipin acara ke om Seungcheol.

Begitu pulang gue langsung ke kamar mandi coba buat muntahin apa yang udah gue tahan, tapi pas di muntahin cuma cairan bening yang keluar.

Perasaan gue jadi campur aduk rasanya...

"Sayang, udah selesai muntahnya? Mau ke klinik?" Suara mas Mingyu dari luar buat gue sadar dan langsung keluar setelah bersihin mulut di wastafel.

Dia langsung tangkup kedua pipi gue begitu gue keluar kamar mandi.

"Kamu masuk angin? Magh kamu kambuh? Makanya kalo jaga malam pakek jaket biar gak kedinginan. Masuk angin nih kayaknya kamu." Omel dia yang buat gue senyum tipis.

Gue lepas kedua tangannya yang tangkup pipi, dan genggam tangannya erat.

"Aku gak apa-apa mas beneran deh, kurang istirahat kayaknya..." Ucap gue.

Dia pandangi wajah gue seolah-olah dia lagi mengamati sesuatu.

"Kamu terakhir datang bulan kapan?"

Gue tertegun sejenak dan ingat-ingat kapan terakhir gue kedatangan tamu bulanan.

Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipis, detak jantung gue yang gak bisa gue kontrol, perasaan campur aduk yang gak bisa gue rasain pastinya.

"Dua bulan yang lalu...."

°°°

Tidak bisa di tutupi kalau kamu dan Mingyu benar-benar berharap kalau kamu sedang hamil.

Sekarang kamu dan Mingyu sedang menunggu hasil testpack yang tadi pagi kamu coba. Malam-malam Mingyu beli untuk menghilangkan rasa penasarannya dan paginya sebelum subuhan suruh kamu coba testpacknya.

Gak henti-hentinya Mingyu baca do'a juga tangannya yang genggam tangan kamu.

Kalian lagi di duduk di kursi meja makan dengan pikiran masing-masing. Kamu juga lagi bengong dan tatap gelas teh di depan.

Harapan kamu cuma satu, semoga testpacknya kasih 2 garis merah.

"Mas, kamu gak dinas?" Tanya kamu memecah keheningan.

"Hari ahad kan libur, kamu nanti berangkat jam berapa?"

"Jam 3 aja."

"Kalo testpacknya 2 garis merah, mas gak ijinin kamu masuk." Kamu langsung natap dia yang pandangannya lurus kedepan.

"Loh kenapa? Dokter Jeonghan tadi katanya ada operasi makanya aku datang jam 3."

"Buat kali ini aja ya, kalo kamu hamil kita bener-bener jaga kandungan kamu. Katanya mau punya momongan? Kamu tuh rentan capek."

Kamu cuma nunduk dan cerna kata-kata Mingyu tadi.

"Kalo aku hamil gak boleh kerja lagi?"

Mingyu sekarang lepas genggaman tangannya dan beralih memegang kedua pundak kamu untuk menghadap ke dia.

"Aku bukannya gak ngebolehin sayang, tapi buat kali ini aja kalo kamu bener-bener hamil ambil cuti satu tahun, setelah kamu melahirkan kamu mau kerja, mau dirumah ngurus anak juga gak apa-apa. Mas gak larang."

Kamu cuma diam dan menganggukan kepala dengan memperlihatkan senyum tipis. Ya, menurut pada suami itu adalah hal yang wajib kan.

Tiba-tiba kamu ngerasa mual lagi. Karena udah gak kuat lagi, kamu pergi ke kamar mandi yang ada di sebelah dapur.

Mingyu pun ikut kamu ke kamar mandi sambil urut pelan tengkuk kamu agar kamu  merasa lega saat muntah.

Gak sengaja, Mingyu liat ke arah gantungan peralatan mandi yang disana kamu simpan testpack setelah kamu pakai tadi pagi.

"(Y/n)..."

"Apa sih mas... Ini rasanya masih mual... Hoek..."

"(Y/n) liat testpacknya!"

Kamu yang masih muntah-muntah terpaksa tahan dan liat testpack yang lagi Mingyu pegang erat-erat.

Mata mu membulat, rasa mual itu hilang seketika, dan perasaan kamu campur aduk sekarang.



























































Mata mu membulat, rasa mual itu hilang seketika, dan perasaan kamu campur aduk sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku hamil?"

"Iya kamu hamil."

"Aku hamil beneran mas? Gak mimpi kan? Aku beneran hamil kan hiks?"

Gak pakek lama Mingyu langsung angkat kamu dan keluar dari kamar mandi. Kamu di bawa keliling rumah sesekali kamu di lempar keatas dan di tangkap lagi.

"Ih udah mual lagi nanti!" Mingyu turunin kamu dan peluk kamu erat banget.

"Maaf hehe aku seneng banget soalnya, ini titipan dari Allah jangan sampai kita lalai lagi jagainnya ya. Udah kamu cukup di rumah aja hari ini gak usah kemana-mana. Biar aku yang bilang ke bang Jeonghan kamu ijin."

Kamu gak jawab apa-apa lagi, yang kamu lakuin cuma nangis di pelukannya Mingyu sampai buat bajunya Mingyu basah karena air mata mu.

Rasa senang, bahagia, dan terharu buat kamu gak tahan buat nangis.

Akhirnya setelah setahun kamu keguguran, Allah kasih kepercayaan lagi buat kamu dan Mingyu jadi orang tua.

Benar apa kata Mingyu tadi, kamu harus jaga kandungan kamu dan lebih baik cuti satu tahun agar kandungan kamu baik-baik saja.

°°°

Alhamdulillah isi juga ternyata 😭

Marriage Life with Mingyu [2] ⛔ IMAGINE KIM MINGYU SEVENTEEN ⛔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang