KILLJOY [END]✅

9. Pertemuan

"Hidup itu pilihan, kalau dikekang namanya dipilihin!"

***

19.00

Agatha diminta untuk memakai gaun dan berdandan yang sangat cantik karena malam ini ia ada pertemuan dengan seseorang, kata mamanya.

Sebenarnya Agatha juga belum paham maksud mamanya mengajaknya kenapa, tapi Wulan bilang nanti setelah sampai, pasti dirinya akan tau dengan sendirinya.

Tapi tetap saja Agatha sedikit khawatir mamanya mengajaknya yang tidak-tidak. Sampai sekarang pun mereka belum sampai karena jalanan Ibu kota sedang macet. Sesekali Agatha mengecek ponselnya, takut ada sesuatu dari Raya tentang heroiknya itu.

Boo
Malam ini gue akan tau muka lo kaya apa
Biasanya sih ibu gue bilangnya lo cantik. Tapi gatau deh kalau kriteria gue setara sama lo apa gak.

Deg!

Yang didapatkan Agatha bukannya info dari Raya, ini malah pesan dari laki-laki menyebalkan. Apa katanya tadi? Malam ini dia akan tau wajahnya? Yang benar saja. Tapi kalau benar, berarti mamanya tengah mengajaknya pergi untuk pertemuan perjodohan itu.

Agatha
Muka lo emang seganteng apasih?

Boo
Lo liat di foto profil

Agatha menepuk jidatnya, merasa manusia paling bodoh di bumi ini. Kenapa dirinya berbulan-bulan tidak menyadari bahwa sosmed orang itu menggunakan foto profil, Agatha memang sering pelupa. Tapi tunggu, ada yang tidak beres fotonya. Foto orang itu menghadap ke belakang, mana mungkin dirinya bisa melihat wajahnya. Jadi bukan Agatha yang bodoh di sini, tapi laki-laki gila itu.

Agatha
PP lo hadap belakang, mana bisa gue tau muka lo kaya mana

Boo
Kena juga lo
Ya lo liat dari postur tubuhnya aja. Kalau menurut lo posturnya bagus, otomatis muka gue ganteng.

Agatha mendadak mual seketika, pede sekali laki-laki ini. Mana mungkin postur tubuh menjamin wajah seseorang, teori darimana itu. Baru tau dirinya.

Agatha
Banyak kok yang posturnya bagus tapi mukanya b aja.

Boo
Serah lo deh, kalau lo gak percaya. Setelah kita ketemu nanti, gue pastikan lo akan terpesona.

Terpesona aku terpesona~

Lupakan!

Agatha
Hm

***

Laki-laki itu terkekeh, ia membaca ulang chatannya kembali. Ternyata dirinya semenyebalkan itu bila berada di chat, padahal kenyataannya dirinya tidak seperti itu. Tapi ia melakukan seperti itu hanya dengan orang yang tidak disukainya, bila disukainya mana mungkin bersikap ketus.