34. Permintaan Terakhir

97 17 9
                                    

"Seharusnya itu menjadi kejutan yang menyenangkan, namun seketika kejutan itu berubah menjadi kejutan yang menyedihkan sekaligus mengerikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seharusnya itu menjadi kejutan yang menyenangkan, namun seketika kejutan itu berubah menjadi kejutan yang menyedihkan sekaligus mengerikan."

***

Sepatu converse hitam putih itu melekat tepat di kaki jenjang seorang pria, kakinya melangkah demi melangkah keluar dari dalam kamar kostnya. Menutup pintu, lalu menaiki Yamaha R1 M keluar dari kandangnya.

Jalanan hari ini sangat lenggang, mungkin karena sekarang sedang weekend dan orang-orang tidak ada yang bersekolah atau kerja.

Jalan dengan kecepatan 30km/jam ternyata cepat, lihat saja sekarang laki-laki itu sudah sampai ke tempat yang ia tuju. Motor hitamnya ia parkiran di pinggir toko.

Saat ini Edgar tengah berdiri tepat di depan toko bunga Gardenia. Toko bunga terdekat dari tempat kostnya, ia tau lokasi ini juga dapat info dari teman kost sebelahnya. Dipikir-pikir kost sendiri memang enak, bisa shareing-shareing pengalaman dengan teman sesama kost. Padahal Edgar baru beberapa bulan di sana, namun rasanya sangat nyaman berbeda dengan di rumahnya yang tiap hari selalu membahas Agatha. Tapi, ia juga rindu dengan Thalia. Gadis kecil itu sedang apa sekarang? Apakah sudah minum obat dengan rutin? Apakah Utami mengurusinya dengan telaten?

Edgar menggeleng, ia harus menjauhkan pikiran buruknya. Bagaimanapun Utami, ia pasti tidak akan membiarkan Thalia terlantar, apalagi ketika orang tuanya menitipkan anaknya kepadanya. Tidak mungkin Utami tidak menjalankan amanah itu dengan baik, terlebih beberapa bulan lalu Thalia sempat dirawat di rumah sakit karena kondisinya memburuk. Ah, ia harus berpikir positif jika ingin sesuatu yang dikhawatirkan berupa baik.

Kakinya melangkah memasuki toko itu, ia menatap jajaran bunga di setiap sudutnya. Matanya langsung menangkap bunga yang ia cari. Bunga lavender.

Edgar menyentuh bunga warna ungu itu dengan lembut, pantas saja semua orang menyukai bunga ini, ternyata memang dari sedekat ini bunga itu sangat cantik. Seperti Raya,  namun sepertinya gadis itu sedang tidak baik. Maka dari itu, ia ingin membuat sedikit kejutan untuknya.

"Permisi mas, ada yang bisa saya bantu?" Tiba-tiba seorang karyawan toko itu menghampiri Edgar.

"Iya Mbak, saya mau bunga lavendernya satu buket sama dikasih kartu ucapan tulisannya 'For: heroik, To: sweetest smile user' ya?"

Karyawan itu mengulum senyum. "Masnya so sweet banget sih, buat pacarnya ya?" tanya karyawan itu.

Seketika wajah Edgar terasa panas, mungkin sekarang jika ia berkaca wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus karena saking malunya.

"B-bukan kok Mbak, tapi calon hehe," jawab Edgar nyengir menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung ingin menjawab apa. Tapi kenyataannya memang seperti itu, kan?

Karyawan itu terkekeh. "Baik Mas, akan saya siapkan segera,"

Edgar mengangguk, setelah kepergian karyawan itu laki-laki itu memilih untuk menghubungi seseorang.

KILLJOY [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang