"Nyatanya orang yang kita anggap benar-benar baik, belum tentu dia yang terbaik."
***
Setelah kakinya memasuki kelas, ia langsung menghampiri seseorang di mejanya. Agatha. Raya berniat ingin menanyakan kenapa pesannya semalam hanya dibaca, jika sedang sibuk. Ia ingin tau semalam apa yang terjadi dengan gadis itu.
"Tha," panggil Raya menatap Agatha yang sedang memainkan ponselnya.
Diam. Agatha yang terlalu fokus dengan ponselnya sehingga mengabaikan panggilan Raya atau memang Agatha pura-pura tidak mendengarnya.
"Tha, kok chat gue cuman diread doang? Lo lagi sibuk ya semalam?" tanya Raya mencoba melihat isi layar ponsel Agatha karena ia penasaran, sebenarnya apa yang gadis itu lihat.
Raya melongo ketika melihat layar ponsel Agatha yang hanya menampilkan sebuah foto kecilnya. Ketika Agatha menyadari bahwa Raya diam-diam mengintip ponselnya, ia segera mengunci ponselnya dengan menekan tombol power off di sisi samping ponsel. Raya langsung menjauhkan wajahnya dari sana, Agatha memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu keluar tanpa permisi. Kepergian Agatha membuat kening Raya mengkerut heran.
Raya langsung saja menyusul Agatha yang baru beberapa langkah keluar dari kelasnya. Saat mata Raya melihat sosok Agatha, ia segera mencekal tangan Agatha agar nona manis itu tak lagi menghindar darinya.
"Lepasin gue!" Berontak Agatha meminta tangannya dilepas, namun Raya masih tetap mencekalnya.
"Tha, kenapa chat gue semalam cuman dibaca aja?" Pertanyaan Raya masih tetap sama.
"Kenapa juga gue harus balas chat lo?" Jawaban Agatha membuat otak Raya ngeblank, maksudnya apa?
"Tha, lo kenapa?"
"Harusnya gue yang tanya lo kenapa?"
"Kok gue?" tanya Raya semakin bingung menunjuk ke dirinya sendiri.
"Gue gak jadi batalin perjodohan itu."
Senyum Raya melorot, entah kenapa pernyataan itu membuatnya lemas padahal itu hak Agatha ingin melanjutkan atau membatalkannya. Ia tidak punya hak atas ini semua. Tapi..., bukannya kemarin Agatha berjanji kepadanya akan membatalkan perjodohan itu untuknya. Namun sekarang berbeda, apa Agatha semalaman memikirkan keputusannya dan inilah hasil keputusan Agatha. Melanjutkan perjodohan itu.
"Bagus dong, lo ikutin perkataan gue kemarin," ucap Raya pura-pura bahagia. Ia tersenyum bahagia padahal dalam hatinya remuk.
"Karena gue gak mau menyerah, sesuatu yang gue inginkan harus jatuh ke tangan gue."
"Gue gak minta lo buat batalin perjodohan itu kok. Itu hak lo mau ambil keputusan apa, kalau lo mau lanjutin. Yaudah, gue gak masalah. Gue juga gak terlalu berharap lo batalin perjodohan itu demi gue," sangkal Raya tidak terima, ucapan Agatha seakan-akan Raya menjadi penyebab masalahnya hubungannya dengan Edgar padahal Raya tidak salah apapun. Ia hanya bertanya tanpa meminta jawaban yang berpihak padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLJOY [END]✅
Ficção Adolescente[Cerita ini diikutsertakan dalam event 6 bulan menulis yang diselenggarakan oleh Kadentyas Publisher.] Arti kata 'Killjoy' adalah orang yang suka merusak kesenangan orang lain. Tapi di cerita ini bukan hanya manusia, semesta juga turut hadir di dala...