"Bertahan lama atau sebentar, itu semua perkara waktu. Sedangkan perihal rasa, itu tidak ada yang tau."
***
Sabtu, 08 Maret 2021.
Kata dokter Bian, hari ini donor mata Raya sudah ditemukan yang cocok untuknya. Mereka berniat melakukan operasi sekarang juga. Meski identitas sang pendonor dirahasiakan tapi Raya benar-benar sangat tidak sabar, karena sebentar lagi ia akan melihat dunia yang berwarna. Tidak lagi gelapnya dunia.
Raya meremas tangannya gugup. Jujur, ia sangat takut jika nanti operasinya gagal. Kalau gagal ia takut mengalami resiko yang tidak ia inginkan.
Tiba-tiba gadis itu teringat dengan Edgar, sejak dari kemarin sampai sekarang laki-laki itu tidak pernah menjenguknya lagi. Apakah ia bosan direpotkan? Tapi sepertinya tidak, ia tau betul sifat Edgar. Laki-laki itu selalu ingin direpotkan dengannya, bahkan tak sedetikpun dirinya diperbolehkan beranjak tanpa laki-laki itu di sisinya.
Namun, sekarang kemanakah laki-laki itu? Kenapa tidak datang di hari yang sangat ia tunggu ini?
Sementara di sisi lain, Tyas yang sedang beres-beres pakaiannya menjadi bingung ketika melihat Raya yang termenung diam. Wanita paruh baya itu akhirnya menghampiri putrinya untuk menanyakan apa yang sedang menganggu pikirannya.
"Nak, kamu kenapa?" tanya Tyas sembari memegang bahunya.
Raya sedikit tersentak karena bahunya dipegang, ia berusaha menetralkan degupan jantungnya.
"Eng-enggak kok Bu, Raya gapapa."
Tyas menghela napasnya, ia tau apa yang sedang putrinya pikirkan karena menyadari raut wajah Raya seperti kehilangan orang yang selalu ada di posisinya.
"Kamu nyariin Edgar?" tebaknya dan tepat sasaran.
"K-kok Ibu bisa tau?" Raya terkejut, sedikit malu dirinya terciduk menunggu seseorang dan seseorang itu adalah Edgar.
Tyas tersenyum. "Tau dong."
"Edgar kemana ya Bu? Dari kemarin dia gak jenguk aku? Apa dia sakit karena selama ini selalu aku repotin?"
Tyas terenyuh mendengarnya, kata-kata Raya membuat memori hari kemarin terputar di kepalanya. Dirinya belum bicara apa yang sedang terjadi dengan Edgar, ia tidak mau Raya kepikiran dan membuat kondisinya semakin memburuk. Meski sulit, ia harus menyembunyikan kondisi Edgar saat ini. Dan Edgar juga meminta itu
"Dia baik-baik aja kok," balas Utami. "Apa kamu mau Ibu telponkan dia?" tawarnya.
Raya langsung mengangguk antusias, jika mendapat tawaran menggiurkan seperti itu mana nolak si dirinya? Apalagi ia sangat membutuhkan Edgar di sisinya sekarang, ia ingin memberitahu kabar bahagia ini dan ingin Edgar menunggunya menjalani operasi mata itu dengan selesai agar ketika keluar dari ruangan mengerikan itu, ia langsung bisa menatap wajahnya yang sudah ia rindukan sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLJOY [END]✅
Roman pour Adolescents[Cerita ini diikutsertakan dalam event 6 bulan menulis yang diselenggarakan oleh Kadentyas Publisher.] Arti kata 'Killjoy' adalah orang yang suka merusak kesenangan orang lain. Tapi di cerita ini bukan hanya manusia, semesta juga turut hadir di dala...