20. Detik-Detik Terbongkar

63 20 4
                                    

"Ini rahasia terbesarnya, jangan sampai ada yang bisa membongkar semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini rahasia terbesarnya, jangan sampai ada yang bisa membongkar semuanya. Namun naas, rahasia itu sudah tidak ada lagi di dalam kamus."

***

Pagi hari seperti biasa Raya melakukan aktivitas seperti sebelumnya. Hari ini Raya berangkat ke sekolah karena Tyas yang meminta, padahal Raya tidak mau sekolah dulu sebelum ibunya benar-benar pulih. Tapi permintaan Tyas tidak bisa diganggu gugat, meski Tyas masih dirawat tapi keadaannya sudah lumayan baik.

Ia menghadang angkot di gangnya, ketika dapat segera menaikinya. Raya tersenyum sekilas kepada dunia yang sedikit berbeda hari ini, dunia yang biasanya suram lambat waktu sedikit berwarna. Manusia yang biasanya jahat dengannya, sekarang seakan membaik.

Angkot pun tiba tepat di depan gedung sekolah Raya, ia segera turun dan melangkah memasuki gerbang. Namun langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil Bugatti LVN berhenti tepat di sebelahnya. Raya masih terus berdiri di depan gerbang, menunggu sang pemilik mobil keluar dan benar saja tak lama pintu mobil terbuka menampakkan gadis cantik nan mewah itu keluar. Rambutnya yang digerai membuat kaum adam meleleh.

Sepanjang koridor Raya menatap sekelilingnya, mata semua orang saat ini terarah kepada Agatha. Sekarang Agatha menjadi sorotan oleh semua orang. Agatha memang cantik, bahkan seperti bidadari apalagi ia orang berada, semakin terawat saja dengan barang-barang mewahnya. Dulu, Raya juga hampir setara menjadi primadona SMA Pelita. Ia juga sebenarnya cantik hampir setara dengan Agatha walaupun tanpa barang-barang mewah dan perawatan. Tapi, semenjak kejadian traumanya. Semua laki-laki seakan menjauh, malas berhadapan dengannya. Seakan-akan Raya hal yang harus dijauhi oleh semua orang karena nantinya akan berdampak buruk.

Saat sudah sampai di kelas, Raya dan Agatha duduk di kursinya.

"Tha, tadi di koridor kenapa pada ngeliatin gue gitu si?" tanya Agatha heran sambil melepaskan tasnya dari kedua pundaknya. Agatha itu pura-pura lupa apa bagaimana, kalau sebenarnya semuanya menatap kecantikan dirinya.

"Lo cantik Tha, pantes aja semua pada ngeliatin lo," balas Raya membenarkan duduknya.

"Hah enggak tuh, biasa aja,"

Raya berdecak. "Ck, lo terlalu naif deh."

"Apasih Ray, gak ngerti gue juga sama mereka." Agatha selalu seperti itu, rendah diri dan tidak sombong.

"Lo itu cantik Tha, makanya semua orang ngeliatin lo. Bukan soal cantik juga, tapi lo baik ke semua orang. Gimana yang gak tertarik sama lo coba? Seribu satu Tha, orang kaya lo," jelas Raya panjang lebar, membuat Agatha tersipu malu dipuji seperti itu oleh sahabatnya.

"Lo juga cantik kok Ray."

"Tapi lo lebih cantik," balas Raya mengakhiri percakapan mereka karena seorang guru memasuki kelasnya.

Guru dengan kumis tebal dan kemeja batik itu memasuki kelas XI IPS 2, dia Pak Budi-Guru Geografi. Guru itu selalu membawa lelucon yang membuat muridnya terkekeh, cara mengajarnya pun tidak membosankan seperti guru-guru lain yang tegang karena kaku berinteraksi.

KILLJOY [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang