Hari itu umat manusia diperingatkan.
Betapa mengerikannya nya 'mereka' dan penghinaan untuk hidup di dalam kurungan.
Akan kah (Y/N) berhasil membalaskan dendam nya?
Apa yang terjadi pada hari-hari nya setelah kejadian itu?
✿✿✿
❀Jangan lupa follow ak...
Moshi Moshi^^ Ini cerita pertama aku, maklum ya kalo ada typo atau gaje:v Enjoy and happy reading :*
(Y/N): Your Name
You Pov
Aku tinggal di Tembok Maria, tepatnya di Distrik Shiganshina. Aku ingin menjadi Pasukan Militer , alasannya aku ingin tinggal di tembok paling dalam agar lebih aman dan bisa hidup enak. Orang tua ku mendukung itu.
Untuk menjadi seorang prajurit harus berusia 13 tahun ke atas. Dan saat ini usia ku 14 tahun, sudah cukup umur untuk menjadi seorang prajurit.
Pagi ini terasa cerah, aktifitas pun normal seperti biasa. Dan saat aku memberi makan hewan ternak ku, tiba-tiba terdengar suara seperti ledakan yang sangat kencang, tanah terasa bergetar, dan burung-burung terlihat berterbangan kesana kemari tak tentu arah.
Orang-orang berlarian ke arah tembok untuk melihat apa yang terjadi. Aku pun ikut berlari meninggalkan ternak untuk melihat apa yang terjadi.
Tembok sudah semakin terlihat, aku terus melanjutkan lari ku untuk lebih dekat dengan tembok. Pada jarak 150 meter dari tembok, aku seketika menghentikan laju lari ku. Mata ku terjutu pada sesuatu yang berada di atas tembok.
Uap asap tebal dari balik tembok dan sebuah tangan besar merah merona tanpa kulit yang mengeluarkan uap panas menggenggam tembok. Ya, itu adalah TitanKolosal.
Beberapa saat kemudian ia munjukan kepala nya dan menendang tembok hingga jebol. Banyak batu batu besar bertebaran menghujani rumah penduduk.
Aku bergegas untuk melihat rumah ku karena ada orang tua ku disitu. Ayah ku yang sedang sakit dan ada ibu yang sedang memasak untuk kami makan. Aku sangat croboh meninggal kan mereka di rumah.
Ternyata aku terlambat. Sesampainya di rumah, aku mendapati kedua orang tua ku tertindih reruntuhan rumah. Rumah ku sebagian tertindih batu besar.
Saat ku cek, ternyata kedua orang tua ku sudah tiada.
Aku sangat terpukul akan hal itu, dan aku bersumpah untuk membunuh TitanKolosal yang menyebabkan orang tua ku seperti ini.
Beberapa bulan kemudian...
Aku kadet ke 104 dan sekarang adalah saat nya mengasah kemampuan ku untuk membunuh bedebah itu.
Saat makan malam aku terus merenung akan kematian orang tua ku. "Jika aku menjadi polisi militer aku tidak akan bisa bertemu dan membunuh Titan Kolosal." Gumam (Y/N).
3 tahun kemudian...
Hari demi hari telah berlalu, dan sangat banyak kejadian yang tak terduga. Saat acara terakhir, itu adalah awal ku untuk memulai hidup baru untuk memilih akan masuk ke divisi mana.
Setelah kupikirkan lagi dengan matang, aku sudah memutuskan untuk bergabung ke Pasukan Pengintai.
"Kalian hebat bisa melawan rasa takut. Kalian prajurit paling pemberani. Kuhargai keberanian kalian." Ucap Komandan Erwin Smith.
(Y/N) merasa agak merasa lega sekarang karena sudah memilih akan ke divisi mana dan ia merasa bangga karena menjadi prajurit kedua terbaik setelah Mikasa.
Keesokan harinya para kadet baru yang memilih bergabung ke Pasukan Pengintai di suruh untuk ke kastil bekas markas pasukan pengintai.
Beberapa hari para anggota pasukan pengintai yang baru dan regu Kapten Levi menginap di kastil. Langit sudah gelap tapi (Y/N) tidak bisa tidur.
(Y/N) keluar kamar untuk mencari udara segar dan tak sengaja ia mendapati pria bertubuh pendek sedang meminum teh di bawah pohon. Ya, dia adalah Kopral Levi Ackerman.
"Kopral Levi" Sapa (Y/N) dengan ramah.
Ia tak bergeming dan melanjutkan meminum teh dengan gaya unik nya memegang cangkir.
"Kau seperti murung kopra?l" tanya (Y/N).
"Cih memang nya apa urusan mu?" Jawab Levi sinis. Dan (Y/N) hanya diam.
"Ini sudah malam, kenapa kau tak tidur?"
"Aku tidak bisa tidur" sahut (Y/N).
" Pejam kan saja, jika nanti sakit kau akan merepotkan rekan mu, baru saja menjadi pasukan pengintai sudah merepotkan" sambil menatap tajam gadis itu.
" Ah maaf kopral, tapi aku sudah terbiasa tidak tidur beberapa hari" jawab gadis itu dengan ramah meskipun ia sedikit jengkel.
(Y/N) sering melihat dan sering mendengar rumor tentang Levi sewaktu Latihan menjadi prajurit. Walaupun Levi orang yang cuek dan galak, (Y/N) menyukai nya.
Jantung nya berdebar saat ia mencoba menyapa kopral pendek itu. Saat sapaan nya hanya di anggap angin lalu. (Y/N) mencoba untuk mengerti walaupun merasa sedikit jengkel.
" Ku dengar kau masuk lulusan terbaik pada tahun ini" ucap sang Kopral melirik ke gadis itu.
"Iya" Jawab sang gadis dengan senyuman hangat nya.
Kopral pendek itu terdiam dan pupil mata nya membesar melihat senyuman (Y/N).
" Kau tidak menjawab pertanyaan ku kopral?"
"Aku tidak murung bodoh! Wajah ku sudah seperti ini sejak dulu" Sang Kopral pendek itu pergi meninggalkan kan (Y/N).
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si cebol jutek terus nanti tambah cebol loh:v //plak//