Chapter 29: Kembali untukmu

349 54 65
                                    

Moshi Moshi^^

/uhukk/ berdebu yaa,,Semoga masih ada yang nunggu up ( ╯ ︹ ╰ )

Happy reading readers-chan>\\\\<

.

.

.

Levi yang tak tega jika melihat (Y/N) muram itu mencoba membuat nya agar tak terlalu larut dalam kesedihan. "(Y/N), kau ku izinkan ke markas untuk menemuinya. Kurasa dia sudah kembali ke markas."

"A-apa? Apa kau serius? Benarkah? Kau tak berbohong?" Seketika (Y/N) menggenggam lengan Levi dengan mata berbinar.

"Y-ya." Levi mengiyakan dengan senyuman kepalsuan.

"Terimakasih banyak Levi."

"Ya, tak masalah. Akan ku antar kau untuk mengambil kuda. Dan kalian siapkan juga kuda dan keretanya"

"Baiklah. Semuanya, aku pergi dulu ya. Kalian berhati-hati lah dan dapatkan Eren dan Historia kembali. Aku akan menyusul kalian nanti." (Y/N) melambaikan tangan pada rekannya dan beranjak pergi.

"Levi, sekali lagi aku ucapkan terimakasih kau telah memberiku izin untuk kembali ke markas."

"Hm." Jawab Levi singkat.

"Huh cuek sekali."

"Cih."

(Y/N) yang merasa sedikit aneh dengan sikap Levi menarik pergelangan tangan nya sehingga langkah nya terhenti. "Kau kenapa tiba-tiba cuek seperti itu?".

"Ah, tidak. Ngomong-ngomong apakah kau sangat mengkhawatirkannya?".

(Y/N) tersenyum kecil. "Ya begitulah, menurut mu bagaimana?".

"Ya, kau terlihat sangat mengkhawatirkannya. Terlebih saat orang dari pasukan pertama berkata mengeksekusi Erwin."

"Siapa yang tak akan khawatir jika orang yang kita sayangi nyawa nya terancam."

"Jika aku yang berada di posisi Erwin, apakah kau akan se khawatir itu?"

"Maksud mu?"

"T-tidak. Lupakan saja. Itu kudamu."

Karena obrolan tersebut, tak terasa mereka telah sampai pada kuda-kuda. (Y/N) segera  mengambil kudanya.

"Hati-hati (Y/N)." Refleks Levi memeluk (Y/N).

"E-eh. Y-ya. Terimakasih telah mengantar ku menunju kuda ku."

"Tak masalah."

(Y/N) segera menaiki kudanya. "Levi, kuharap kau tak terluka dan baik-baik saja saat menyelamatkan Eren dan Historia. Sampai jumpa." (Y/N) mulai memacu kudanya dan meninggalkan Levi.

"Y-ya. Sampai jumpa."

Hanji dan yang lainnya segera menyiapkan kuda kuda untuk mereka bawa. Hanji yang melihat Levi muram menghampirinya.

'Tadi (Y/N), sekarang si Cebol. Sungguh rumit lika-liku percintaan.' Batin Hanji. "Yo Levi. Sekarang kudanya sudah siap. Apakah kita akan berangkat sekarang?"

"Ya."

"Aku tahu perasaan mu. Tapi kini (Y/N) sudah menjadi milik Erwin. Aku yakin, kau akan mendapatkan yang lebih baik."

"Cih. Diamlah." Jawab Levi dengan wajah datarnya. 'Ya, aku tahu itu, dia milik Erwin. Dan tak mungkin jika aku merebutnya. Aku hanya bisa menjaganya sebagai rekan, bukan lebih.' Batin Levi.

***

(Y/N) menunggangi kuda dengan laju yang sangat cepat. "Ini pukul berapa kira-kira? Sepertinya beberapa jam lagi matahari akan terbit. Aku harus segera sampai." Gumam nya.

Saat (Y/N) sampai di markas pasukan pengintai, ia melihat para pasukan pengintai sedang menyiapkan kuda dan kereta kuda.

"Erwin ada dimana? Sepertinya ia berada di kamarnya dan sedang beristirahat." (Y/N) menyimpan kudanya dan segera menuju kamar Erwin. (Y/N) merasa jika Erwin sudah tidur dan jika mengetuk pintunya, itu akan membuatnya terbangun. Maka (Y/N) langsung membuka pintunya dengan kunci cadangan yang disimpan olehnya.

Ia membuka pintu dengan perlahan. Dan ia mendapati pria berambut blonde sedang tertidur pulas dengan wajah yang babak belur penuh luka. Dengan jalan yang sempoyongan ia menghampiri kekasihnya.

"Sayang..." Lirihnya. (Y/N) meratapi wajah kekasihnya yang babak belur penuh luka, tapi masih terlihat sangat damai saat ia tertidur. (Y/N) mulai mengelus rambut Erwin dengan lembut. "Kau bekerja sangat baik Komandan. Kau Komandan yang sangat kuat. Aku sangat bangga padamu . Dan aku sangat mencintaimu Komandan Erwin Smith."

Kemudian (Y/N) mengambil sebaskom air hangat untuk mengompres luka memar di wajah Erwin. Dengan hati-hati dan pelan-pelan ia menempel kan kain dan yang sudah di basuh air hangat. 'Keparat! Dasar biadab! Berani-beraninya kau melukai Erwinku. Lihat saja nanti, akan ku buat kau sengsara!' Batin nya.

Karena lelah, (Y/N) tertidur dengan posisi duduk di sebelah tempat tidur Erwin.

Sinar matahari sudah menyingsing tapi mereka masih tertidur. Saat menjelang siang Erwin bangun. Ia mendapati gadisnya tertidur pulas dengan posisi duduk. Ia melihat (Y/N) menggenggam kain basah dan sebuah baskom berisi air disampingnya.

"Apakah ia mengompres luka ku sewaktu aku tidur? Sejak kapan ia kesini? Kasihan sekali pasti ia sangat lelah. Dasar anak ini, pasti kau sangat merindukan ku ya sampai-sampai kau kembali kesini untuk menemui ku haha." Erwin berbicara sendiri di depan kekasihnya yang masih tertidur dengan pulas.

Erwin menyelimuti (Y/N) dengan selimutnya. "Manis sekali." Gumam Erwin. Saat Erwin mengelus-elus rambutnya, (Y/N) terbangun.

"Nghhh. /Hoaamm/." (Y/N) menguap dan mulai mengumpulkan kesadarannya.

"Sayang, kau sudah bangun? Kemarilah naik ke tempat tidur."

"Hmm baiklah." (Y/N) menaiki kasur Erwin dengan mata yang masih tertutup.

"Masih mengantuk?"

"Tidak sayang. /Hoaamm/."

"Menggemaskan sekali." Erwin mengigit pipi kekasihnya.

"E-eh, Erwiiinn sakit tahu."

"Ahaha baiklah maaf." Erwin mengelus rambut (Y/N).

" Erwin mengelus rambut (Y/N)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Sebelum pergi ke lapak orang, tinggalkan jejak dulu yaa>\\\\<

See u next chapter readers-chan \ (•◡•) /


Sayonara^^

Love in Paradise IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang