Chapter 5: Malam Ekspedisi

738 93 64
                                    




Happy reading readers-chan(✿◠‿◠)







Saat malam hari (Y/N)  tak bisa tidur, padahal (Y/N) harus menyiapkan stamina  untuk eskpedisi besok. Mikasa nampak sudah tertidur lelap. (Y/N) pergi keluar kamar karena ia merasa bosan.

Tiba-tiba (Y/N) merasa lapar dan pergi ke tempat makan Pasukan Pengintai. Ia melihat Erwin sedang menikmati sepotong roti. (Y/N) menghampiri Erwin  diam-diam.

"Hai Erwin." Gadis itu tiba tiba mencengkeram bahu Erwin. Erwin tak merasa kaget sedikit pun. "Ku kira kau akan terkejut." Gadis itu tertawa.

"Hanya sedikit, sini duduk." Erwin menyuruh (Y/N) duduk, agar dia bisa di temani (Y/N).

"Kenapa kau belum tidur?" Erwin bertanya sambil menaruh roti yang ia pegang.

"Sebenernya aku sulit tidur dan aku merasa bosan di kamar, tapi tiba-tiba perut ku malah lapar."

"Ambil saja roti ku yang satunya, tadi aku mengambil dua." Erwin menyodorkan piring roti nya kepada (Y/N). "Tak usah sungkan, ambil saja." Erwin tersenyum hangat.

"B-baik lah, terimakasih banyak." (Y/N) mengambil roti Erwin yang belum di makan nya.

"Ngomong-ngomong kenapa kau belum tidur Erwin? Kau tak bisa tidur?" (Y/N) melirik Erwin sambil memasukkan roti kedalam mulutnya.

"Aku baru saja menyelesaikan berkas-berkas." Erwin menghela nafas.

"Apa? Kau baru menyelesaikan berkas-berkas sampai selarut ini? Berat sekali ya tugas mu. Tapi kau juga harus istirahat Erwin. Kau jangan sampai lupa makan." (Y/N) menampakan sisi kepedulian nya pada Erwin.

Erwin merasa sangat senang atas perhatian gadis itu padanya, perhatian yang sudah lama tak ia dapat kan.

"Terimakasih telah mengkhawatirkan ku (Y/N)." Erwin tersenyum dan mengelus kepala (Y/N).

"Ayo lanjutkan makan mu Erwin, atau mau aku suapi?" Gadis itu mencoba menggoda Erwin.

"Ah tak perlu, memang nya aku anak kecil yang harus di suapi." Wajah Erwin memerah.

"Jika kau tak di suapi, kau akan lama sekali menghabiskan sepotong roti itu, ayo buka mulut mu." (Y/N) terus menggoda Erwin. Erwin membuka mulutnya dan sepotong roti mendarat di mulutnya.

"Aku akan menghabiskan roti milikku, jika kau terus menyuapiku roti mu akan habis oleh ku." Erwin mencubit hidung (Y/N).

"Duh duh iya komandan bawel." (Y/N) meledek Erwin sambil menjulurkan lidah nya.

Saat makan malam mereka habis (Y/N) bertanya pada Erwin. "Tadi kau mau bercerita tentang apa? Kau tak sempat bercerita karena kedatangan Hanji."

"Baiklah aku akan bercerita, tapi aku bingung harus mulai darimana." Wajah Erwin menggelap.

"Terserah kau saja akan memulai darimana, aku akan mendengar mu." Gadis itu tersenyum dan lagi lagi membuat Erwin nyaman berada di dekat nya.

Erwin menceritakan wanita di masa lalu nya yang bisa di bilang tak indah. Ia di khianati kekasihnya, Erwin cukup lama menjalin hubungan dengan kekasihnya tapi ia lebih memilih menikah dengan teman Erwin.

"Banyak wanita yang ku temui tapi aku tak sedikitpun memiliki niat untuk membuka kan hati pada siapapun karena rasa trauma ku pada wanita."  Erwin menunduk sedih.

"Jahat sekali si wanita itu. Awas saja jika aku bertemu dengannya, akan ku pukul kepalanya pakai lengan Titan." Wanita itu menggerutu membuat Erwin sedikit terhibur karena tingkah kocak nya.

Love in Paradise IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang