Happy 18k Viewers 🎉
=================
Arka si cowok dingin harus bertemu dengan Aletha cewek cantik namun ceroboh.
Aletha selalu saja berusaha untuk meruntuhkan tembok pertahanan Arka, berbagai cara telah di lakukan untuk meluluhkan hati Arka
Akan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kesalahpahaman kadang membuat kita lupa bahwa kita masih punya hati untuk merasa jika mata tak bisa dipercaya
Aletha menghela napas pelan, sekuat tenaga ia menahan air mata yang akan jatuh ke pipi tirusnya, dadanya sesak, seperti ada ribuan duri yang menjatuhinya. Anisa yang melihat arah pandang Aletha hanya bisa memenangkan sahabatnya, mencoba memberi kekuatan dengan mengelus punggung nya. Ia menatap ke arah Arka dengan tatapan tajam. Berani sekali lelaki itu menyakiti hati sahabatnya.
Aletha memilih berbalik badan dan pergi meninggalkan kantin, ia berlari sejauh mungkin meninggalkan tempat yang membuatnya harus menerima luka kembali. sedangkan Anisa ia berjalan ke arah meja yang ditempati Arka sambil menahan amarah. Ia menggebrak meja dengan keras sehingga membuat keadaan kantin yang tadinya ramai kini menjadi sunyi. Tatapan penghuni kantin langsung tertuju ke arah seorang gadis yang telah berdiri di salah satu meja sambil menatap ke arah salah satu orang yang duduk di kursi tersebut dengan tajam.
" Kak kalau emang lo udah gabisa sama temen gue, lepasin. Ga usah mempertahankan sebuah hubungan kalau lo hanya kasihan sama dia. Lo gak mikir apa perasaan dia kayak apa, dia udah mau memperbaiki masalahnya dengan lo, tapi apa sekarang? Lo malah berduaan sama perempuan ga tau diri ini. " seru Anisa dengan napas berderu sambil menunjuk ke arah Sandra.
" Kita kan berempat, ga berdua, " seru Leon dengan wajah sok polosnya.
Darrel menyenggol lengan Leon sambil menatap tajam ke arahnya, dodol sekali temannya yang satu ini. Tidak tahu suasana yang sedang panas dan menegangkan.
Arka kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari sosok Aletha. Tapi nihil, ia tak menemukannya. Apa Aletha tadi sempat melihat dirinya duduk bersama Sandra? kalau iya berarti telah terjadi kesalahan pahaman disini. Masalah yang kemarin saja belum selesai ini di tambah masalah lain.
Arka bangkit dari tempat duduknya, berlali keluar kantin mencari keberadaan Aletha. Ia harus menyelesaikan kesalahan pahaman ini dan masalah ini secepat mungkin.
***
Aletha berlari di tengah koridor yang nampak sepi. Ia berlari tanpa arah, tangannya sesekali mengusap air mata yang jatuh membasahi pipinya. Bayang-bayang pertengkaran mereka dan Arka yang duduk berdua dengan sandra selalu memenuhi pikirannya di setiap langkahnya.
Kakinya membawanya berjalan tak tentu arah. Aletha kemudian memutuskan untuk berjalan ke arah rooftop. Berharap untuk kali ini ia bisa menenangkan pikirannya disana. Ia mencoba membuka pintu yang ada di depannya.
Ceklek
Berhasil. Beruntung sekali ia kali ini karena mendapati pintu rooftop yang tidak terkunci. Biasanya tempat ini selalu terkunci, karena jika tidak maka sudah dipastikan tempat ini menjadi tempat sasaran para murid untuk membolos pelajaran.
Angin langsung saja menerpa rambut sebahunya saat ia teah mencapai pembatas rooftop. Di lihatnya pemandangan dari sini sangat indah. Banyak sekali gedung gedung pencakar langit di sekitarnya. Aletha mendonggakkan kepalanya ke arah langit. Menatap langit yang nampak cerah dengan awan yang sangat indah, berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang mendung dan bergemuruh.