Apartemen.

132 21 0
                                    

"Sebaik-baiknya kenangan dipendam dalam-dalam, pasti akan teringat dan membuka kembali luka lama."
.
.
.

Tiga hari kemudian..

Arsen tengah mengemasi barangnya-barangnya ke dalam koper. Hari ini, Arsen sudah bisa tinggal di apartemen yang dicarikan oleh Alfrey dan Verralya. Jovano membantu Arsen membereskan barang-barangnya.

"Nih Sen." Ujar Jovano sembari menyodorkan satu tas kecil berisi peralatan mandi yang baru.

"Ngapain? Kan gue bisa beli nanti." Ujar Arsen.

"Mama yang nyuruh, katanya dari pada beli mending pakai ini.. lo cocok juga kan pakai ini? Mama stok banyak buat gue sama Papa." Jawab Jovano kemudian duduk di tepi tempat tidur.

"Oh oke. Gue juga cocok." Jawab Arsen sembari memasukkan ke dalam koper. Arsen menutup kopernya dan menurunkan dari tempat sofa.

"Udah?", tanya Jovano.

"Udah." Jawab Arsen sembari mengambil kunci mobilnya.

"Jalan sekarang nih?", tanya Jovano lagi.

"Gak, pas tahun baru semut aja." Jawab Arsen kesal.

"Dih ngambek lo?" Ujar Jovano terkekeh.

"Lo ngeselin anjir! Udah tau Alfrey sama Asya udah nunggu di sana, masih nanya aja." Jawab Arsen.

"Kan gue cuma nanya, takutnya belum selesai Sen. Kali aja masih ada yang kurang gitu, bawa salah satu bunga Mama misalnya." Jovano terkekeh pelan melihat wajah sahabatnya itu semakin kesal.

"Ngawur nih anak." Jawab Arsen kemudian keluar dari kamarnya dan menuju ruang tamu. Jovano pun mengikuti Arsen.

"Sen, nih." Ujar Mama saat melihat kedatangan Arsen dan memberikan tas berisi makanan.

"Buat makan siang." Sambung Mama lagi.

"Duh Tan, jangan repot-repot.. Arsen kan bisa pesan makanan nanti." Jawab Arsen merasa sungkan.

"Udah gapapa.." jawab Mama.

"Tapi ini kebanyakan Tan.." jawab Arsen.

"Enggak kok, kan bisa kalian makan bareng-bareng. Jo, Alya, Ayla, Rey, sama Asya kan juga ikut ke rumah kamu.. dari pada kalian beli, mending makan ini aja." Ujar Mama.

"Makasih ya Tan, maaf ngerepotin." Ujar Arsen sembari tersenyum.

"Kalau gitu Arsen pamit dulu ya Tan, makasih udah ngizinin Arsen tinggal di sini.. maaf ngerepotin Tante terus." Sambung Arsen.

"Apa sih Sen, udah lah.. kamu udah Tante anggep seperti keluarga sendiri, jadi jangan sungkan-sungkan kalau mau main ke sini.. kalau bisa nginep lagi ya.." Ujar Mama mengelus kepala Arsen.

"Hehehe iya tan, kalau gitu Arsen pamit.. titip salam buat Om." Ujar Arsen kemudian menyalimi tangan Mama.

"Iyaa sayang, nanti Tante sampaikan. Hati-hati ya.." ujar Mama diangguki oleh Arsen.

"Ahelah Ma, cuma ke apartemen depan komplek aja pakai hati-hati segala." Celetuk Jovano dari belakang Arsen.

"Kan kita gak tau ke depannya gimana Jovano! Lama-lama Mama masukin lagi kamu ke perut! Ada aja jawabanya!" Semprot Mama.

The Untold LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang