Kebetulan yang Aneh

125 21 0
                                    

"Kata orang mimpi itu bunga tidur saja. Tapi bagaimana jika pertanda?."
.
.
.

#Mobil

Kathayla masih tetap diam, tatapannya terlihat sendu sekali. Jika ditanya mengapa, ia juga tidak tau alasannya. Rasa sedih ini bisa muncul hanya dengan melihat bayangan. Seolah olah ia yang ada di posisi gadis kecil itu. Arsen memilih diam, ia pikir mungkin Kathayla membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya. Sesekali Arsen melirik ke arah Kathayla.

Sesampainya di depan rumah Kathayla, Arsen hendak turun. Tapi tidak melihat pergerakan dari Kathayla membuatnya mengurungkan niatnya dan mengusap bahu Kathayla.

"Ay?", panggil Arsen lembut sembari mengusap bahu Kathayla.

Kathayla masih tidak bergeming, ia sibuk dengan pertanyaan yang muncul di kepalanya.

"Ayla.." ucap Arsen lembut sembari menepuk-nepuk pelan bahu Kathayla.

"Hm?" Kathayla tersadar dan seketika menatap wajah Arsen dengan penuh tanda tanya.

"Udah sampai." Jawab Arsen.

"Oh, iya.. maaf Kak gue gak fokus.." ujar Kathayla merasa tidak enak hati.

"Gapapa, yuk turun." Ujar Arsen sembari akan membuka pintu. Tetapi, Kathayla menahannya.

"Kak, ini udah malam.. mending Kakak langsung pulang aja, gak enak dilihat tetangga." Ujar Kathayla.

Seketika Arsen mengangguk menyetujui ucapan Kathayla, ia paham bahwa perempuan ini butuh waktu sendiri. Jika ia memilih mampir, maka Kathayla tidak bisa langsung istirahat.

Melihat Arsen yang menyetujui ucapannya membuat Kathayla bernafas lega, karena tidak ada pertanyaan dari Arsen. Ia tersenyum.

"Makasih ya Kak buat hari ini.. maaf, gara-gara gue kepentok tiang jadi harus pulang deh." Ujar Kathayla dengan kekehan pelan.

"Gppa Ay, tenangin diri lo aja. Jangan terlalu di fikirin ya.." Ujar Arsen sembari mengusap kepala Kathayla. Kathayla tersenyum dan mengangguk.

"Bye Kak!!" Seru Kathayla kemudian keluar
Mobil dan berlari masuk ke dalam rumah. Arsen segera menyalakan mobilnya dan berlalu pergi.

Kathayla memasuki rumah tanpa berteriak seperti biasa, ia berjalan masuk, ia melihat sekitar tetapi pandangannya kosong. Dia masih memikirkan apa yang terlintas dalam bayangannya tadi, bahkan rasa sakit itu masih bisa ia rasakan sampai sekarang.

"Loh, Ay? Udah pulang? Tumben gak teriak-terik? Arsen mana? Kok gak kamu suruh masuk?", tanya Mama tanpa jeda. Verralya mengerutkan kening saat melihat kembarannya tidak menjawab pertanyaan Mama mereka, karena itu bukan seperti Kathayla biasanya.

"Ay?", panggil Mama heran melihat putrinya mengabaikannya seperti itu.

"Ayla!", panggil Mama lagi dengan sedikit tegas. Verralya menyentuh tangan Mamanya, dan beranjak menuju Kathayla yang sudah berjalan menaiki anak tangga.

"Ayla." Ucap Verralya sembari menahan bahu Kathayla.

"Eh?", Kathayla terkejut dan menengok ke kanan saat merasakan tubuhnya ditahan seseorang.

"Loh? Udah pulang Al? Kok gue gak lihat?", tanya Kathayla heran tidak melihat kembarannya saat ia datang.

"Coba lo nengok ke belakang." Ujar Verralya yang langsung di turuti oleh Kathayla.

Kathayla menengok ke belakang mendapati Mama, dan Alfrey menatapnya heran, penuh tanda tanya.

"Mama dari tadi tanya gak lo jawab, Mama manggil juga gak lo gubris.. kenceng aja jalannya kayak kereta api!" Omel Verralya.

The Untold LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang