Khawatir.

168 22 0
                                        

"Kita dijauhkan oleh segelintir orang, tapi takdir punya caranya sendiri untuk mendekatkan."
.
.
.

"Ayla!" Pekik orang itu saat berhasil menangkap tubuh Kathayla yang pingsan.

Arsen mengguncang-guncangkan tubuh Kathayla yang berada di pelukannya. Alfrey menggosok-gosok tangan Kathayla yang sangat dingin. Sementara teman kelas Kathayla mengerumuni mereka.

"Ay bangun, jangan bikin khawatir Ay." Ujar Arsen sembari menepuk-nepuk pelan pipi Kathayla.

"Ay bangun Ay." Ujarnya lagi.

"Kita bawa ke UKS aja Sen." Ujar Alfrey. Tanpa menjawab apapun, Arsen segera menggendong Kathayla dan berjalan cepat.

"Minggir!" Bentak Arsen ketika melihat kerumunan yang menatapnya tanpa memberi jalan.

Melihat itu, Alfrey berjalan lebih dulu dan membelah jalanan agar Arsen bisa melewatinya dengan mudah. Jalan menuju UKS mulai ramai dikarenakan sudah memasuki jam istirahat. Saat sampai di UKS, Arsen segera meletakkan Kathayla di ranjang UKS.

Kebetulan Bu Sari seorang guru yang bertugas menjaga UKS sudah selesai makan. Bu Sari segera memeriksa keadaan Kathayla. Arsen dan Alfrey menunggu dengan cemas dia balik tirai yang tertutup itu. Beberapa menit kemudian Bu Sari membuka tirai, Arsen segera menghampirinya dan menanyakan kondisi Kathayla.

"Bu? Bagaimana kondisi Ayla?" Tanya Arsen cemas.

"Kathayla baik-baik saja, mungkin saja dia terbentur sehingga pingsan. Karena jika dilihat dari kondisinya, bukan masalah pencernaan." Jawab Bu Sari.

"Apa perlu di bawa ke rumah sakit Bu?", tanya Alfrey.

"Untuk saat ini jangan dulu, jika tiga puluh menit lagi belum sadar maka harus kita bawa ke rumah sakit." Jawab Bu Sari. Alfrey dan Arsen mengangguk paham.

"Kalau begitu saya tinggal dulu ya, kalau ada apa-apa bisa panggil saya." Pamit Bu Sari.

"Iya Bu, terima kasih." Jawab Alfrey, sedangkan Arsen segera bergegas masuk menemui Kathayla.

Arsen mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan ke pelipis Kathayla. Kemudian jari telunjuk kirinya ia arahkan ke hidung Kathayla dengan tujuan agar Kathayla bisa menghirup aroma dari minyak kayu putih tersebut.

"Rey, telapak tangan Kathayla dingin banget sumpah." Ujar Arsen saat tangan Kathayla yang berada di genggamannya terasa sangat dingin.

"Iya gue juga ngerasa gitu, telapak tangannya aja kan?", tanya Alfrey.

"Gak tau." Jawab Arsen kemudian melepaskan genggamannya dan beralih menuju kaki Kathayla. Ia melepas salah satu kaus kaki Kathayla, dan menyentuh telapak Kaki Kathayla.

"Kakinya gak dingin." Jawab Arsen kemudian kembali menggenggam tangan kanan Kathayla.

Alfrey menggosok tangan kiri Kathayla, Arsen melihat itu pun melakukan hal yang sama pada tangan Kathayla satunya.

"AYLA!!" Pekik Annasya saat sampai di pintu UKS, yang membuat Alfrey dan Arsen menengok ke arahnya bersamaan.

Annasya berlari ke sisi kanan Kathayla, tetapi saat menyadari bahwa sisi kanan Kathayla adalah Arsen membuatnya menghentikan langkahnya dan secepat kilat beralih ke sisi kiri Kathayla. Annasya segera mendorong menyingkirkan Alfrey yang berada di samping kiri Kathayla.

"Kok bisa gini?Ayla kenapa? Apa gegara belum sarapan ya? Tapi, tadi dia baik-baik aja tuh, sehat-sehat aja. Terus kenapa tiba-tiba pingsan?Duh Ay, bangun dong.. gue rela lo omelin, tapi jangan diem gini. Jangan bikin gue khawatir napa! Cerita sini sama gue kalau lo ada masalah, jangan malah pingsan." Oceh Annasya tanpa jeda.

The Untold LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang