Heboh!

191 24 3
                                        

"Jika cinta bisa memilih, maka tidak akan ada orang yang tersakiti."
.
.
.

#Rumah /06.04/

Pagi ini, Mama dan Papa sudah ada di meja makan. Mereka sedang menunggu anak-anaknya agar segera turun dan bergabung di meja makan untuk sarapan.

"JO! AL! AY! BURUAN TURUN, KALIAN NANTI TELAT!", teriak Mama dengan kencang.

"Apakabar telinga? Belum pecah kan gendangnya?" ~batin Papa yang tepat berada di samping istrinya.

"Pa, tadi udah Papa bangunin kan Alya sama Ayla?", tanya Mama yang kesal karena anaknya tidak kunjung turun juga.

"Udah Ma." Jawab Papa sembari memakan sarapannya.

"Sama, Jo tadi juga udah Mama bangunin loh.. apa mereka tidur lagi ya?", tanya Mama dengan menerka-nerka.

"Kemungkinan besar, iya Ma.. tapi kalau Ayla sama Alya gak mungkin deh kayaknya." Ujar Papa.

"Wah, bener-bener ya.. awas aja kalau mereka malah tidur lagi, terutama Si Jo!" Ujar Mama dengan geram. Papa hanya memberikan senyuman sebagai tanda bahwa ia tidak akan ikut campur.

"Pagi Om, Tante.." sapa Arsen yang berasal dari arah tangga dengan senyum ramahnya.

"Eh Arsen." Pekik Mama yang sedikit terkejut.

"Aduh maaf-maaf ya.. tante lupa kalau ada kamu, jadi kelepasan kan teriaknya. Kamu kebangun ya gara-gara tante?", Ujar Mama yang merasa tidak enak hati.

"Enggak kok Tan, Arsen emang udah bangun dari tadi." Ujar Arsen yang kemudian duduk di kursi yang berjarak dua kursi dari arah Papa.

"Eh, kok jauh banget.. sini deketan, kayak apa aja." Ujar Papa yang melihat Arsen duduk memberi jarak.

"Tapi Jo, Ayla sama Alya gimana om?", tanya Arsen yang ragu untuk duduk di samping ayah temannya, karena takutnya itu tempat duduk favorit mereka.

"Masih ada kursi lain kok, udah sini deketan.. saya gak gigit kok." Ujar Papa agar Arsen tidak canggung lagi.

"Hahaha" tawa Mama yang pecah karena ucapan suaminya itu.

"Iyaa om, hehehe.." ujar Arsen dengan tertawa kecil kemudian duduk di samping ayah sahabatnya.

"Jadi kamu Arsen?", tanya Papa yang memang semalam belum bertemu dengan Arsen karena lembur.

"Iya Om, saya Arsen temanya Jovano." Ujar Arsen memperkenalkan diri dengan sopan.

"Wah bener nih kata Mama." Ujar Papa, Arsen mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Kamu ganteng loh, kalau kamu senyum anak-anak gadis saya bisa kesemsem sama kamu." Ujar Papa memuji Arsen.

"Ah enggak kok Om, masih gantengan Jovano." Jawab Arsen rendah hati.

"Salah.. seharusnya kamu bilang "ah, enggak kok Om, masih gantengan Om" gitu.." Ujar Papa dengan pd nya.

"Oh iya, maaf ya Om." Jawab Arsen dengan tertawa ringan.

The Untold LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang