"Luka ini terbuka kembali, masih dengan sesak yang sama dan remuk kedua kalinya."
Happy Reading✨
.
.
.Wajah wanita itu berubah, ekspresinya seperti terkejut. Gue kayak pernah lihat orang ini deh. Tapi dimana ya?, batin Kathayla sembari mengerutkan keningnya mencoba mengingat.
Astaga! Dia orang yang sama kayak di toilet Resto itu! Dia yang bilang muka gue mirip sama anaknya!, batin Kathayla. Pekiknya dalam hati sembari melotot terkejut sendiri.
"Ibu, yang saya tabrak di toilet resto itu kan?", tanya Kathayla tepat sasaran. Wanita paruh baya yang mematung itu, seketika berlari pergi tanpa menjawab apapun.
"Ibu, ibu.. tunggu!", teriak Kathayla bersamaan dengan bangkitnya dari ranjang rumah sakit. Tapi, kakinya yang masih terasa lemas dan kepalanya masih berputar-putar, membuat tubuhnya hampir saja terjatuh ke lantai jika sang Papa tidak segera menahannya.
"Astaga Ayla.. kan Papa udah bilang duduk dulu yang anteng, kenapa malah turun sih? Untung Papa dateng tepat waktu, kalau Papa telat gimana coba?" Omel sang Papa khawatir.
"Tadi Ayla mau-" jawab Kathayla terpotong karena suara pekikan seseorang yang masuk ruangan.
"Loh?! Ayla?" Pekik Mama terkejut mendapati Kathayla yang berdiri di samping ranjang dan di pegangi oleh suaminya.
"Ayla kamu kenapa sayang? Habis jatoh?" Tanya Mama khawatir pada Kathayla. Ia menghampiri Kathayla dan memeriksa keadaan putri bungsunya.
"Pah? Ayla kenapa?!" Tanya Mama yang masih dengan nada Kahawatir.
Kathayla memberi kode kepada Papanys agar tidak berkata sejujurnya, karena ia takut Mamanya akan semakin khawatir padahal ia baik-baik saja.
"Gak apa-apa kok Ma, Ayla cuma minta bantu Papa mau nyoba jalan." Jawab Papa sembari membantu Kathayla duduk kembali di ranjang.
"Mama habis nangis? Mama nangis kenapa?", tanya Kathayla saat menyadari mata Mamanya yang sembab.
"Ih enggak, ngada-ngada aja kamu ini. Mama tadi tuh habis cuci muka, gerah banget rasanya. Eh malah sabun mukanya masuk mata, jadi pedih deh terus nangis." Jawab Mama.
Kathayla yang menyadari kebohongan Mamanya yang tidak logis itu pun hanya mengangguk-angguk kan kepalanya paham. Ia tidak ingin memaksa Mamanya untuk bercerita. Karena menurutnya setiap orang tua punya hal yang tidak bisa di ceritakan kepada anak-anaknya.
"Ma, Pa. Pulang yuk, Ayla bosen di sini." Rengek Kathayla.
"NO!", tolak Mama dan Papa bersamaan membuat Kathayla mendengus sebal.
"Kata dokter kamu belom boleh pulang, besok kalau kondisi kamu baik-baik aja baru di izinin sama dokternya." Ujar Mama menjelaskan sembari mengusap sayang rambut putri bungsunya ini.
"Ayla baik-baik aja kok Ma." Jawab Ayla meyakinkan.
"Sayang.. tapi dokternya belom ngebolehin kamu pulang." Kali ini Papa yang mejawab ucapan putrinya. Perlu di ketahui, Kathayla memang anak yang sangat penurut, dan selalu mematuhi ucapan kedua orang tuanya. Tapi, jika menyangkut rumah sakit, Kathayla akan menolak dan mengeluarkan sifat keras kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Love
Fiksi RemajaCintamu tak terbatas untuknya. Lalu bagaimana denganku? Berapa lama lagi kau "butuh waktu"?. ~Kathayla Bernardo _________________ Kathayla Bernardo, gadis SMA yang cantik, cerdas, ramah, dan ceria. Hidup dalam keluarga yang sempurna. Kathayla tidak...