"Bukan tentang apa, mengapa, dan kenapa. Tapi ini tentang rasa yang muncul tanpa di sangka, dan kau bisa pergi kapan saja."
.
.
.Arsen masih terkekeh, sedangkan Kathayla sibuk menormalkan detak jantungnya. Mengambil nafas dalam-dalam dan membuang secara perlahan sembari memejamkan matanya. Setelah di rasa jantungnya mulai normal, ia melihat ke arah Arsen dengan wajah tidak bersahabat.
"Kamu kenapa?", bisik Arsen saat mendapati tatapan membunuh dari Kathayla.
"Setan!" Umpat Kathayla sangat pelan. Jika sampai abangnya mendengar ucapannya sudah pasti ia akan mendapat ceramah. Tapi ia yakin bahwa Arsen mendengar umpatannya, karena setelah ia berkata seperti itu Arsen tertawa terbahak-bahak.
"Gila lo Sen?", tanya Jovano heran melihat Arsen tiba-tiba tertawa sendiri, sedangkan film yang mereka tonton sedang adegan menangis.
"Emang gila temen lo satu ini!", ujar Kathayla dengan nada emosi sembari beranjak dari duduknya.
"Sya, lo mau minum apa?", Kathayla memilih untuk mencari kesibukan dari pada harus duduk bersama Arsen.
"Jus stroberi ya Ay." Jawab Anansya yang diangguki Kathayla.
"Lo Al?" Tanyanya pada Verralya.
"Serah lo aja deh, yang penting gak berbau nanas." Jawab Verralya.
"Yaiyalah, yakali gue jejelin lo nanas." Kathayla beralih menatap Jovano.
"Lo apa Bang?" Sambungnya.
"Jus lemon, jangan terlalu kecut." Jawab Jovano.
"Lo Kak?", tanya Kathayla. Belum sempat Arsen menjawab, Kathayla lebih dulu memotongnya.
"Oh iya, khusus buat lo Kak! Ambil sendiri! Gue lagi kesel sama lo." Setelah mengatakan hal itu, Kathayla berjalan menuju dapur.
#Dapur.
"Tau gini mending gue gak jatuh cinta!" Gerutunya sembari menyiapkan beberapa gelas dan mengambil buah-buahan.
"Tiap di telfon deg-deg an, tiap di chat deg-deg an, tiap ketemu juga bikin deg-deg an! Capek rusuk gue, digedor-gedor mulu sama jantung!" Kathayla bermonolog sembari memotong stroberinya.
Tanpa dia sadari, Arsen mendengar monolog Kathayla saat sudah di akhir.
"Deg-deg an nih ceritanya?" Sahut Arsen yang bersandar di dinding dan memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana.
"Menurut anda?" Jawab Kathayla sinis.
Arsen terkekeh mendengar jawaban dari Kathayla, ia berjalan mendekati dan berhenti tepat di samping Kathayla.
"Mau gue bantu?" Ujar Arsen menawarkan bantuan.
"Gak! Makasih! Bisa sendiri!" Jawab Kathayla sinis.
"Lah? Kok ngamuk?" Tanya Arsen sok polos.
"Aturan mah dijadiin pacar dulu baru di panggil sayang! Lah ini? Pacaran kagak malah di panggil-panggil sayang!" Jawab Kathayla sembari memasukkan buah stroberi dan air ke dalam blender.
"Kata siapa?" Tanya Arsen.
"Kata Alya ke Kak Rey pas mereka belum pacaran." Jawab Kathayla.
"Kan konsep gue beda. Gak niat ngebaperin, cuma lagi belajar buat hati. Ya, anggep aja ini simulasi biar lama-lama berhasil." Jawab Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Untold Love
Teen FictionCintamu tak terbatas untuknya. Lalu bagaimana denganku? Berapa lama lagi kau "butuh waktu"?. ~Kathayla Bernardo _________________ Kathayla Bernardo, gadis SMA yang cantik, cerdas, ramah, dan ceria. Hidup dalam keluarga yang sempurna. Kathayla tidak...