Assalamualaikum..
Kita lanjut lagi yuk ges..
Jangan lupa sebelum baca beri suara dulu..☺️
Sama jangan lupa komentarnya..❤️
" Jadi bagaimana Maemunah?, Apa Anisa setuju?"
"Alhamdulillah.., kalo Anisa mah jelas setuju.."
Jawab bunyai Maemunah membuat Anisa menoleh secara spontan, " setuju?.., kapan dirinya bilang begitu?" Rutuk nya dalam hati, dia benar-benar tidak terima.
" Dan Ali sendiri bagaimana?"
Ali hendak angkat bicara, namun keburu di sela oleh uminya." Ya jelas setuju dong.."
Ali melongo.
" Jadi kapan mereka berdua ini kita nikahkan kiyai?" Tanya kyai Ghifari.
" Kalau masalah itu.., lebih cepat lebih baik.." jawab kyai Ghifari sembari tersenyum.
Semua orang mengangguk setuju, kecuali Ali dan Anisa, mereka berdua hanya diam, sembari merutuki kedua orang tua masing masing.
Ali menghela nafas panjang, dia sudah tidak tahan dengan semua ini.
" Baik abi umi.., Abah ummah.., Ali bersedia menjalani pernikahan ini.."
Anisa membulatkan mata, apa apaan pemuda itu?
"Tapi dengan satu syarat!"
" Apa itu Ali?"tanya Bunyai Saudah penasaran.
" Setelah menikah, izinkan Ali untuk menamatkan pendidikan Ali dulu di pesantren!, Bagaimana?"
Semua orang saling pandang, kyai Imran nampak berfikir.
" Baik Li.., jika itu ke inginnan mu.., Abah izinkan.., tapi dengan syarat Anisa juga harus mondok di pesantren mu.., bagaimana? "
Mulut Ali setengah terbuka mendengarnya.
" Iya bah.., umi setuju..ada benarnya juga apalagi mereka ini kan juga masih muda...."
Timpal bunyai Saudah membuat Ali terbungkam.
"Ta.. tapi um-.."" Ya sudah mari kita tentukan tanggal pernikahannya.."
Ali menghembuskan nafas pasrah...
💓Bandung,24 Maret 2017
Hari yang di tunggu tunggu pun tiba, satu persatu tamu undangan mulai berdatangan.
Masjid Ar Rahman, yang tak pernah sepi jama'ah, kini di sulap menjadi singgasana yang indah.
Ali menghela nafas panjang, air matanya meleleh, saat memandang selembar foto di tangannya"maafkan aku.." ucapnya lirih.
Pada saat yang bersamaan, hal serupa juga tengah di rasakan oleh Anisa , meski sudah berusaha untuk ikhlas, namun rasanya teramat berat.
" Anisa.."
panggil seseorang dari balik pintu, Anisa bisa menganali suara itu, dengan cepat gadis itu menyeka air matanya."i.. iya umi.." jawabnya sedikit terbata.
Bunyai Maemunah berjalan mendekati putrinya, " ayo nak.., Ali sudah datang.."
Anisa mengangguk lemah, bunyai Maemunah tersenyum.Saat berjalan memasuki serambi masjid, semua mata langsung tertuju padanya.
Anisa benar benar membuat semua orang yang hadir terpesona dengan kecantikan dan ke anggunan nya.Anisa duduk tafakur di samping uminya, tak lama khutbah nikah pun di langsungkan.
" Qobiltu nikaha watazwijaha linafsi bilmaghril madzkur..." Jeda 7 detik, Ali menghela nafas berat, pemuda itu memejamkan mata sejenak. " Halan!" Lanjutnya pasrah.
Ijab qobul selesai Ali ucapkan, sejurus dengan itu air mata Anisa langsung mengalir.
Bunyai Saudah menuntun menantunya itu menemui Ali, sembari menunduk Anisa meraih tangan pemuda itu , lantas menciumnya, sedetik kemudian Anisa memundurkan langkah, sekilas mata mereka sempat beradu.
Semua orang nampak sangat bahagia dengan pernikahan ini, namun sayang, kebahagiaan itu hanya milik mereka, bukan milik Ali ataupun Anisa.
💓
Di kamar bernuansa serba putih, dengan lantai dan kasur bertabur bunga mawar, Ali dan Anisa duduk termenung, sibuk dengan fikiran masing masing.
Ali mengambil nafas panjang, pemuda itu melirik ke arah Anisa sekilas, gadis itu hanya diam sembari menunduk dalam, Ali terus mengumpat dirinya sendiri dalam hati, kenapa dia bisa menyetujui pernikahan ini?..
Waktu terus berjalan, Ali men desah, dia sangat bosan dengan suasana ini, begitu juga dengan Anisa, gadis itu melihat jam di dinding kamar, pukul 17.00 , sudah hampir Maghrib.
Tiba tiba Ali melepas jas dan peci hitamnya, kontan Anisa langsung menatapnya penuh selidik, hey.., mau apa dia?.., tanyanya dalam hati.
Anisa masih terus memperhatikan Ali, bahkan sampai Ali melipat kedua lengan kemeja putihnya sampai ke siku, Ali melirik Anisa sekilas, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu, spontan Anisa membuang muka.
" Eh!, Mau ngapain buka buka jas?"Tanya Anisa penuh selidik, entah kenapa jantungnya berdetak kencang.
Jangan jangan..dia mau..
" Udah diem!" Jawab Ali singkat, tanpa ba bi bu, pemuda itu langsung meletakan tangan kanannya, di ubun-ubun Anisa, gadis itu langsung membeku di tempat.
Mata hazel Anisa mengarjap, dia bisa mendengar dengan sangat jelas, Ali membacakan doa zifaf untuknya dengan sangat khusyuk,tanpa sadar, dia sendiri juga ikut larut di dalamnya, bahkan sampai doa itu selesai.
Untuk beberapa saat kedua mata mereka kembali beradu, sampai akhirnya Anisa tersadar, dan dengan cepat langsung menampik tangan Ali dari ubun ubunya.💓
Gimana episode ini?..
Kalo masih kurang nanti DECH kita lanjut lagi..
Jangan lupa hayo...udah pada beri suara belum...
Jangan lupa atuh..Kamsahamnida..💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali Imran Dan An Nisa ( Ending)
RomanceApa jadinya?.. Bila dua orang yang tidak saling mencintai, dan bahkan saling membenci di satukan dalam sebuah ikatan pernikahan! Akankah keduanya akan bersatu?.. Atau justru akan berpisah?... Temukan jawabannya disini..