Berubah

762 69 0
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh...

Pa kabar semua?...
Alhamdulillah bisa apdet lagi nih...

Makasih loh ya buat kalian yang Setia ngikutin dan baca cerita ini...

Ya udah ...
Bismillahirrahmanirrahim...
Selamat membaca...

                                    ❤️

" Mas..., Aku mohon mas..., Percaya sama aku..."

Ali diam , namun sorot matanya menatap Anisa tajam  seperti harimau yang siap menerkam.

" Bagaimana aku bisa percaya sama kamu?.., selama ini kamu yang terus terusan nuduh mas selingkuh nyatanya apa???" Anisa menunduk penuh air mata.

" Mas aku mohon mas..., Ini cuma fitnah..., Aku nggak mungkin ngelakuin hal sebodoh itu..., Aku cinta sama kamu mas!.."

Ali diam .

" Mas_"

" Maaf sa...., Aku butuh waktu...."

" Mas!...,aku mohon percaya sama aku mas!..."

                                    ❤️

Semenjak kejadian itu Ali berubah menjadi lebih banyak diam dari biasanya, mengobrol atau sekedar tersenyum pada Anisa pun tidak!, Tidur pun pemuda itu selalu membelakanginya.

Bahkan terhitung sudah dua hari ini aku tidak memakan masakan buatan Anisa, sementara gadis itu hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa.

Namun jujur , hatinya sangat terluka melihat sikap Ali berubah dingin begitu padanya, rasanya seperti teriris belati, sangat sakit.

Mereka seperti orang yang tidak kenal Antara satu sama lain, hanya saling diam dan Anisa sendiri juga bingung harus bagaimana lagi?.

" Mas..., Sarapannya udah siap..., Mas gak mau sarapan dulu?..." Tanya Anisa berusaha memasang senyum terbaiknya.

" Nggak usah!.., buru buru.." ketus Ali dingin.

Anisa mengangguk tanpa mengendurkan senyum sedikitpun, meski sebenarnya hatinya sudah sangat sakit.

" Ya sudah...mas hati hati ya di jalan..." Pesan Anisa sambil mengulurkan tangan.

Namun Ali tak menghiraukannya dan langsung pergi begitu saja.

Anisa meremas ujung kerudungnya, tidak!..., Dia tidak boleh menangis!, Dia harus kuat!.., Anisa menyentuh perut buncitnya " nak...bantu umi dong..., Buat bikin Abi maafin umi..." Ucapnya sambil menangis.

                                  ❤️

Jam menunjukkan pukul 22.45 , sudah sangat larut malam, namun Ali tak kunjung pulang, Anisa benar benar hawatir memikirkannya.

Mas Ali kemana ya?

Pertanyaan itulah yang selalu mengganggunya, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Ali?...

Anisa berjalan mondar mandir persis seperti setrika, hatinya resah, gelisah memikirkan suaminya.

Tiba tiba pintu terbuka, Anisa tersenyum saat tahu siapa yang masuk, gadis itu langsung mendekat.

" Mas darimana aja sih?..., Kok baru pulang?.." tanya Anisa lembut.

Ali diam, sibuk mencopot dasinya.

" Tapi mas nggak kenapa-kenapa kan?..., Aku hawatir banget sama mas Ali..."

Lagi lagi Ali hanya diam saja, namun Anisa tak menyerah.

" Mas Ali mau kopi nggak nanti aku buatin yang_"

Brak!

Ali memukul pintu " gak usah sok peduli!, Urus aja sana pacar kamu itu!..."

Anisa tersentak kaget mendengarnya, air matanya sontak mengalir " mas..., Berapa kali aku harus bilang !.., demi Allah aku nggak punya pacar!..., Kamu satu satunya pemuda yang aku cintai mas!.."

" Oh ya???" Ali terkekeh.

Anisa memejamkan mata, air matanya kembali menetes, Ali hendak berlalu namun Anisa dengan cepat langsung menahannya.

" Mas!...aku mo_"

" Udah stop sa!..., Aku cape  pengin istirahat!..." Bentak Ali sambil menepis tangan Anisa kasar.

Anisa kembali tertunduk lemas, rasa ngilu itu langsung menjalar ke hatinya.

" Lalu aku harus bagaimana mas?.."

                                ❤️

Pada nyesek nggak sih???
Aku sih yes! ..

Tapi ya udahlah...

Ali Imran Dan An Nisa ( Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang