Orang Ketiga

1K 89 3
                                    

Assalamualaikum....
Mohon maaf... kemaren aku cuma bisa apdet satu part doang....

Aku lagi ada urusan jadi gak bisa apdet DECH....maaf ya....

Ya udah yuk...kita lanjut lagi....

Bismillahirrahmanirrahim....
Selamat membaca....

                                    ❤️

    Seperti yang sudah di rencanakan sejak awal, Ali dan Anisa memilih untuk melanjutkan hidup di rumah mereka sendiri, lebih tepatnya di rumah peninggalan almarhum kakek Ali.

      karena dulu sebelum Mbah kyai Ghufron meninggal,beliau menitip pesan,bahwa beliau akan memberikan rumahnya untuk cucunya Ali setelah Ali menikah, karena itu bunyai Saudah tidak keberatan saat mendengar keputusan itu, toh rumah itu tidak terlalu jauh dari rumahnya.

      Rumah peninggalan almarhum kakek Ali, memiliki lokasi yang benar benar sangat strategis, sudah dekat dengan pesantren,dekat dengan masjid, tak begitu jauh dari kantor Ali bekerja pula, hanya 1 kilo jaraknya.

      " Mas berangkat kerja dulu ya dik.., doain....biar di hari pertama ini semuanya di lancarkan...dan tidak ada halangan apapun....."

     Anisa mengangguk" amin..." Ucapnya mengamini, tanpa diminta pun dia sudah pasti akan mendoakan Ali.

    " Hati...hati...ya mas...."

     Anisa mencium punggung tangan Ali, pemuda itu membalasnya dengan satu kecupan lembut di kening, lalu beralih ke perut istrinya yang sudah mulai membuncit.

     " Mujahid kecilnya Abi...., Abi berangkat dulu ya...., Abi titip umi..., Jagain...kamunya juga jangan nakal..., kasian uminya...."

      Anisa Tersenyum, air matanya hampir meleleh karena bahagia, dalam hati Anisa berharap, semoga Allah selalu menjaga hati mereka berdua, agar tetap sama selamanya.

     " Mas berangkat dulu ya sayang....., Assalamualaikum..." Pamit Ali sebelum memasuki mobilnya.

    Anisa mengangguk sembari tersenyum, " wa'alaikumussalam...,hati hati mas!..." Pesannya, Ali membalasnya dengan sebuah senyuman manis.

                                  ❤️

     PT, Tirta jaya Wijaya.

    Disinilah tempat Ali bekerja, bukan tanpa alasan Ali memilih perusahaan ini, selain karena perusahaan ini adalah perusahaan yang ternama, juga karena perusahaan ini adalah milik pamanya sendiri, beliau adalah pak Yamin.

     Dan lagi....ada satu hal yang membuat Ali nyaman di perusahaan ini, yakni semua staf, karyawan disini semuanya beragama Islam, saat tiba waktu sholat, mereka semua akan break untuk sholat berjamaah di tempat khusus yang sudah di sediakan, jadi tidak perlu hawatir sholat terlalaikan.

   Ali berjalan beriringan bersama pak Yamin menuju ruangannya, yang berada di lantai 24 lebih tepatnya di lantai teratas perusahaan ini, karena pak Yamin mempercayakan jabatan sebagai sekertarisnya kepada pemuda itu.

    Bukan tanpa alasan, dan bukan juga karena Ali adalah keluarganya, namun memang Ali sangat pantas mendapat jabatan itu, apalagi pak Yamin sangat mengenal Ali, pemuda tampan yang terkenal dengan prestasi dan akhlaknya yang terpuji.

    Di hari pertama ini, pak Yamin langsung memberikan arahan kepada Ali, pak Yamin juga memperkenalkan semua karyawan yang berada di sana, termasuk kepada orang yang akan menjadi rekan kerjanya nanti.

     Dan saat mereka bertemu, raut muka Ali langsung berubah seketika, saat mendapati rekan kerjanya itu adalah orang yang ia kenal, tidak!.., lebih tepatnya orang yang hampir mencelakai istri dan calon anaknya di pesantren.

Ali Imran Dan An Nisa ( Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang