Karena mengerti dengan suasana hati haruto, junkyu mengajak anak itu ke rumahnya. Sekiranya perasaan haruto akan membaik, junkyu percaya hawa dirumahnya itu hangat dan nyaman.
Haruto terdiam melihat ibu kim mondar mandir menyiapkan makan malam. Dia menawarkan diri untuk membantu namun dilarang keras.
Dari obrolan mereka sebentar tadi, haruto mengetahui jika ayah junkyu bekerja diluar kota hanya pulang sekali dalam seminggu dan anak sulung mereka sedang kuliah.
Walau hanya tinggal berdua, hebatnya suasana rumah junkyu bisa buat betah.
Tak lama, junkyu keluar dari kamar dan sudah berganti dengan piyama biru muda menggemaskan. Haruto terpana sebentar, lalu mengalihkan pandangannya.
"Nah, haruto gantinya habis makan saja ya. Kamu udah siapin kan kyu?"
"Iya, ibu"
"Ehm, maaf merepotkan kalian" ucap haruto mengusap lehernya canggung.
"Tak apa nak, jarang teman junkyu datang. Ibu senang"
Mereka lalu makan dengan tenang. Haruto sangat tersentuh dalam hati, belum pernah ia merasakan nuansa makan malam seperti ini.
Pemuda jepang itu disuruh ke kamar junkyu untuk berganti baju. Untung saja si manis mempunyai beberapa setelan yang kebesaran. Walau besar mereka agak sama, namun tetap haruto lebih tinggi.
Pergi ke ruang tamu, menemukan junkyu ditemani beberapa bungkus snack sedang menonton serial. Haruto menggendikan bahu lalu ikut duduk.
"Lo nggak belajar kak?"
"Nggak ada pr"
Haruto kira junkyu adalah anak yang rajin.
Pemuda koala itu terlihat makin lucu, pipinya menggembung dan mata bulatnya fokus pada tv.
"Makasih ya kak"
"Hum?"
"Nggak heran lo baik gini, keluarga lo pasti semua juga baik-baik"
"Semua orang juga gitu, nggak melulu jahat apa nggak. Pasti ada sisi duanya"
"Realistis banget"
"Iya dong, oh iya besok hari terakhir kita bareng. Sedih"
Haruto mengangkat sebelah alisnya, membuka mulut menerima suapan doritos dari junkyu.
"Sedih? Emang kenapa kalau kita tetep gini?"
"Eh?"
Haruto mendekat hingga pundak mereka bersentuhan. "Emang nggak boleh kita gini terus? Gue suka deket sama lo kak"
"A-aku juga suka"
Haruto tersenyum tampan, mungkin atau kalau bisa dia harus bisa mendapatkan junkyu. Tak menolak perasaannya yang menghangat walau hanya melihat si kakak kelas dari kejauhan.
.
End