Lima bulan ldr, akhirnya hari ini junkyu akan bertemu dengan haruto. Kekasihnya selama 4 tahun. Tak ada kendala berarti dalam hubungan mereka, itu yang membuat junkyu selalu berdoa diam-diam hubungan mereka akan selalu begini.
Mobil hitam mewah berhenti didepan pagar rumah yang junkyu tinggali sendiri.
Haruto muncul dengan senyum tampannya. Merentangkan tangan membuat junkyu buru-buru mendekap tubuh tinggi kekasih.
Mereka menyalurkan rindu yang begitu dalam, haruto membisikkan kata cinta juga mengecupi kepala sang pujaan.
"Kamu baik-baik aja kan?"
"He em"
Terkekeh menyaksikan wajah basah junkyu. Menggemaskan sekali, mereka saling mengecupi wajah lalu haruto menuntuh junkyu untuk masuk ke mobil, sebelum semakin malam.
Sesuai rencana si tampan, mereka makan malam lalu berjalan-jalan ke taman kota.
Tangan saling menggenggam erat. Junkyu sesekali bersenandung memperhatikan suasana yang ramai.
"Kyu"
"Hng?"
Mereka berhadapan. Haruto menarik kedua tangan sang kekasih lalu mengecup punggungnya.
"Maafkan aku"
"...."
"Aku sudah bertunangan dengan mashiho"
Junkyu langsung menunduk, jadi cincin yang haruto pakai....
Pemuda manis itu langsung menyentak genggaman mereka dan berjalan cepat meninggalkan haruto.
"Biar aku anter kamu pulang!"
Junkyu menggeleng ribut, menhentikan taxi yang sedang lewat. Haruto meninju udara lalu mengusak kasar rambutnya.
Junkyu tersenyum tipis menyambut yoshinori dan hyunsuk yang datang menengoknya.
Dua pria tampan itu meringis melihat keadaan kacau junkyu, mata bengkak dan terlihat lesu. Hyunsuk maju untuk mengusap kening junkyu dan untungnya tidak panas.
"Aduh-aduh dah siang ini, mandi dulu ya abistu makan. Kita bawain nih"
Junkyu mengangguk malas lalu pintu ia buka lebar. Setelah menyajikan minuman dingin untuk sang tamu, junkyu ijin mandi.
Kembali langsung disuguhi beberapa makanan mengunggah selera. Makan nomer satu, junkyu langsung melahap tanpa malu. Dia sangat lapar
Tinggal sedikit, junkyu berhenti menyuap buat yoshinori dan hyunsuk panik.
"K-kenapa?"
"Nggak enak? Kepedesen???"
Bibir si koala mencebik ke bawah menatap dua temannya.
"Hueeee, kalian kesini malah bikin gue makin ingat ke haruto"
Junkyu makin terisak ketika pundaknya diusap penuh perhatian.
"Kita bakal disini sampe lo ngerasa enakan" kata yoshinori lembut
"Hehe, tau aja gue ngantuk"
"Biar kita yang beresin, ngebo sana" usir hyunsuk.
Bangun sudah hampir pukul tiga sore. Junkyu menggaruk leher lalu keluar dari kamar. Siluet orang sedang memasak didapur, mengucek sekali matanya lalu mendekat.
"Haruto? Masih ngimpi kali gue ya"
Junkyu makin mendekat, ia tak mungkin salah kenal dengan punggung lebar itu.
"Udah bangun, hm?"
"Haruto...."
"Iya"
"Kok disini?! Keluar!"
"Hei..."
Haruto mematikan kompor segera menarik tangan junkyu agar tak kabur. Langsung membawa yang lebih kecil kepelukan hangatnya.
"Hiks, kamu udah milik orang lain. Jangan muncul lagi, please"
"Gimana aku mau pergi, yang milikin aku disini"
"Hah?"
Haruto melonggarkan pelukan mereka. Mengecup sekilas bibir merah junkyu, menyelusupkan cincin ke jari manis kesayangannya.
"Semalem aku ngerjain kamu"
"Jahat!"
Junkyu mendorong tubuh haruto, masuk ke kamar lagi dan mengunci pintu rapat-rapat. Tak peduli haruto yang mengetuk pintu memanggilnya berkali-kali.
"Pria brengsek! Enak banget mainin perasaan anak orang!" Sewot junkyu, tapi kemudian tersenyum seperti orang gila melihat cincin di jari manisnya.
.
End