Entah teman sekelasnya yang begitu cuek, atau junkyu yang terlalu peka.
Itulah yang pemuda manis ini rasakan beberapa hari. Ada seorang siswa baru, tampan dan berkulit pucat. Bukan hanya sifat yang dingin, kulitnya pun. Junkyu pernah tak sengaja menyentuh tangan besar itu.
Semeja soalnya. Haruto namanya
Dia sangat yakin haruto bukan manusia biasa, memendam pikirannya karena tak mau dianggap gila. Junkyu tak pernah melihat haruto makan atau minum.
"Mikirin gue?"
"Ya-eh nggak!"
Haruto tersenyum miring buat junkyu tersentak. Bisa tersenyum ternyata si haruto, ia juga baru terpikir jika pelajaran olahraga teman sebangkunya itu tak absen.
"Ah, perasaan gue aja kali ya"
Junkyu menatap langit dari jendela, tak menyadari haruto menatapnya penuh arti.
Junkyu menenteng plastik berisi cemilannya sambil bersenandung. Tinggal belok gang lalu rumah bercat biru mudanya terlihat.
Langkahnya terhenti ketika melihat haruto bersama seorang gadis kecil, eh sepertinya siswi junior high school.
Mereka terlihat sedang ribut, junkyu mendengus marah lalu mendekat. Menarik pundak haruto hingga dua orang itu saling berjauhan.
"M-makasih kak" gadis itu menatap junkyu lalu ketakutan saat haruto hendak meraihnya lagi, kemudian lari secepat yang ia bisa.
"Kalian ngapain?"
Haruto menoleh, junkyu tersentak saat mata teman sebangkunya berwarna emas tak seperti biasanya.
"Haruto??"
"Ch, lo udah ganggui gue. Tanggung jawab! Belom lagi ngurus dia nanti karena udah liat gue"
"Apaan sih?! Lo mau mesum tadi??"
Haruto dalam sekejap mendorong tubuh junkyu menabrak tembok depannya. Suasana sepi karena malam mulai buat junkyu panik.
"Gue laper, junkyu"
Hidung mancung haruto mengendusi leher mulus junkyu, beraroma bayi. Tak heran sih
'Betulan vampir ini anak' batin junkyu saat haruto menancapkan taringnya. Hingga terasa lemas dan matanya ngantuk, junkyu pingsan dipelukan haruto.
Yang lebih tinggi menjilat bekas taringnya, beberapa saat lalu hilang. Matanya sudah normal kembali, haruto meraih belanjaan junkyu kemudian mengangkat tubuh temannya.
Gampang soal ibu junkyu nanti, tinggal ngaku pacar dan bilang tahu-tahu pingsan.
.
End