Haruto mendengus geli melihat junkyu berusaha memasukkan kentang ke penggorengan, katanya minyak gorengnya suka lompat-lompat.
"Yang, sini aku aja"
"Gausaah, aku bisa kok haru"
"Itu nanti lecet tangan kamu"
"Kamu diem ajaa"
Haruto mengalah, memilih bersedekap menyandar dipunggung kursi. Mata tajamnya tidak lepas mengawasi dang pujaan.
"Hng?"
Haruto melihat piring didepannya dan junkyu bergantian. Mata bulat pacarnya menuntut komentar tentang tampilan hasil masakannya tadi.
"Bagus kok, pasti enak juga" mulai mengambil garpu dan pisau kecilnya, diikuti junkyu yang tersenyum senang.
"Ih kok enak sih"
Haruto mengangguk menyetujui, tangan besarnya terulur mengusap sudut bibir junkyu yang belepot saos steak. Tertawa kecil menyaksikan pipi bulat itu merona.Lalu mereka makan dengan tenang sampai selesai. Junkyu hendak membereskan namun dicegah haruto.
"Duduk sini"
Pinta haruto menepuk pahanya. Dengan malu malu si manis menurut."Udah pinter masak sekarang, kebayang kelak bangun pagi dibikinin kopi sama dimasakin soto ayam"
Junkyu manyun, "emang aku mau nikah sama kamu?"
Haruto menyeringai jahil sambil memeluk pinggang junkyu, "emang siapa yang bilang kalo kamu?"
Tertawa puas saat junkyu merengek tidak terima
.
End