naman ppaego da haengbokhan geosman gata
uneun geosboda useul ttaega deo apaJunkyu menatap datar nilai hasil ulangan, dia mendapat 80. Nilai tinggi itu membuatnya langsung teringat dengan ucapan mamanya kemarin malam. Mamanya tidak mau peringkat junkyu dikelas turun.
Anak manis itu menggaruk kecil pelipisnya, kepalanya tiba-tiba pening. Ingin sekali rasanya menjadi anak yang bisa melalukan segala yang diinginkan, namu apadaya, orangtuanya yang sangat disiplin. Apalagi statusnya yang anak tunggal.
"Hei"
Junkyu menoleh lalu tersenyum, haruto menghampirinya lalu duduk dimeja soobin yang berada didepannya, pemiliknya tak tahu kemana.
"Hei, haruto"
"Biar gue tebak, lo pusing kan"
Alis junkyu terangkat sebelah, lalu tertawa kecil. Semuanya tak luput dari perhatian haruto. Junkyu selalu terlihat tampan, manis, bersinar. Memang seperti itu terus.
"Mau bolos?" Tawar haruto dengan santai, tak peduli dengan ekspresi kaget junkyu yang sangat kentara.
"Gila ya?"
"Sekali-kali elah, biar lo nggak pusing soal mama lo"
"Kok tau sih, cenayang ya?"
Haruto tersenyum simpul. "Ayok kalo mau, lagian bakal jamkos, baca aja gc kelas"
Yang gila junkyu, karena menerima ajakan haruto.
bibidi babidi yeolchaga chulbalhane
bibidi babidi uriui maejik aillaendeuHaruto kelepasan mengumpat, murid teladan disampingnya ternyata jago juga bermain game.
Saat ini mereka sedang dirumah haruto, tepatnya apartemen karena pemuda dari jepang itu ternyata tinggal terpisah dari orangtua.
Setelah ke timezone, makan, beli es cincau ke perempatan, ke warnet. Mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan dirumah haruto. Tak lupa membeli cemilan dan beberapa cup ramyun instan, yang sangat jarang junkyu makan.
malhaejwo yet anineun no
don’t wanna stay ja ije go
jigeum nal deryeoga jwo uriraneun mabeobe"Udah jam tujuh aja ya"
"mau pulang? Gue anter"
Junkyu menggeleng lalu melahap kripik singkongnya lagi, haruto masih menatapnya bertanya.
"Yakin nggak mau? Nanti"
"Iyaa, sekali-kali lah, bodoamat nanti dimarah, ini yang penting otak gue nggak isinya pelajaran mulu"
Haruto tersenyum sembari mengusak rambut coklat halus teman sekelasnya ini, jantungnya berisik saat junkyu balas tersenyum, manis sekali.
"Haruto, makasih ya"
Ucapnya tulus.Haruto mengangguk, "Dateng aja ke gue kalo ada apa-apa"
Haruto terkejut saat lehernya dipeluk erat. Mungkin ini awal yang bagus untuk kedekatan mereka.
.
End