Sebenarnya junkyu sedikit risih, dari pagi haruto menempel terus kepadanya. Mau ngapa-ngapain jadi repot.
"Lepas duluuu"
"Nggak."
"Ini mau ngambil mantel dulu"
Haruto akhirnya melepas tangannya dari perut junkyu. Tapi setelah junkyu memakai mantelnya, dia memeluk lagi.
"Hyung mau belanja"
"Ikut"
"Ya pake jaket sana sih, nanti kamu kedinginan hyung nggak peduli"
Haruto mendengus lalu pergi ke kamarnya untuk mengambil jaket tebal.
"Ayo hyung"
"Eomma!"
Apalagi ini, haruto memutar mata malas melihat hyung kesayangannya dipeluk erat oleh magnae.
"Halo anak akuuu"
Junghwan tersenyum lucu, makin nempel ke ibu-ibuannya."Pergi, aku tidak mau punya anak sepertimu"
Junghwan menatap haruto sengit, "memang siapa yang mau punya appa sepertimu?!"
"Yak!"
Junkyu pusing, "sudah-sudah, junghwanie di dorm dulu ya. Hyung sama haruto mau belanja sebentar"
Haruto tersenyum senang melihat junghwan kembali ke kamarnya dengan kaki dihentak.
"Mau kemana kyu?"
Haruto mengusap wajahnya.
"Yoshi~ mau ke-"
"Ayo hyung keburu malam nanti"
"Ah iya, kami pergi ya yoshi"
Belum dijawab, tangannya sudah ditarik haruto.
"Kamu nih kenapa sih? Badan kamu berat tauu" junkyu menoyor kepala haruto yang bersandar dipundak sempitnya.
"Enak hyung, anget"
Dengan enteng haruto mengecup pipi gembil junkyu.
"Ih! Diliatin pak taxi maluuuu"
.
End