Setelah empat bulan berjalan, pada suatu malam, Mean mencium sesuatu yang sangat harum. Begitu harumnya membuat Mean tak bisa melawannya dan menyusuri asal wewangian itu.
Ia tak sadar menyebrangi jembatan menuju mansion Plan, berjalan memasukinya dan melintasi ryang tengah menuju halaman belakang ke taman dan mendekati sebuah sosok yanh tengah tertidur pulas di bawah pohon sambil memeluk sebuah buku dan tersenyum.
Mean berhenti di sana. Ia mendapati Plan tengah tersenyum dengan mata terpejam. Wajahnya bercahaya dan tubuhnya begitu harum terbalut dalam gaun malam hijau muda dan dengan rambut terurai panjang. Sekujur tubuhnya mengeluarkan wewangian itu dan Mean sungguh tak kuat menahanannya.
Mean berjongkok di sana. Ia menahan dadanya yang sesak, seolah dipenuhi dengan rasa campur aduk, bahagia berlebihan dan juga perasaan aneh di dalam hatinya. Jantungnya bergetar hebat dan tubuhnya terasa amat panas. Berahinya mendadak tinggi melihat perempuan di depannya dan ia tak bisa menahan lagi dirinya kecuali mendaratkan ciuman di bibir Plan yang penuh. Plan membuka matanya. Ia menatap Mean dan merasakan hal yang sama.
"Hei," bisik Mean.
"Hei, " lirih Plan.
Keduanya saling menyunggingkan senyum. Mereka mendekatkan lagi wajahnya dan berciuman hangat dan mesra dan sangat lama. Mereka berbaring di bawah pohon dan bercumbu dengan mesranya. Desahan demi desahan berlomba dari kedua mulut mereka yang tak bisa berhenti untuk saling berpagut, berbagi perasaaan.
Keduanya berperan begitu aktif, saling menyentuh dan menjamah, benar-benar dikuasai berahi yang sama-sama sudah memuncak seolah tertahan begitu lama.
"Hmmmmm, nnnngh, ssssh," keduanya merintih bersamaan dan bergoyang bersamaan. Tak ada yang mencoba untuk menyerah. Keduanya larut dalam kenikmatan berbagi kehangatan dan kebahagiaan. Sesekali keduanya tergelak dan mereka masih menikmati kebersamaan mereka malam itu dalam koneksi bagian bawah dan atas yang tak terelakkan.
Mereka berhenti setelah mencapai tengah malam karena merasa kelelahan dan kemudian memejamkan matanya masih di bawah pohon sambil berpelukan.
Plan membuka matanya saat sinar matahari yang hangat menyoroti wajahnya. Ia mengucek matanyana dan kaget melihat gaun malamnya dan celana dalamnya ada di sebelahnya. Ia melihat pada dirinya yang telanjang berbalut kemeja lelaki dari bagian paha atas sampai pada bagian dadanya dan tangan kekar melingkar, menjuntai pada bagian perutnya.
Ia lebih kaget saat napas halus mengembus pada leher belakangnya dan ia kemudian menoleh dan membalikkan tubuhnya secara perlahan dan membelalakkan matanya dan tak lama teriakan keras terdengar memekik memenuhi mansion.
Ploy hanya tersenyum dari rumah utama. Ia sudah tahu itu akan terjadi. Dengan cepat ia memerintah Gong untuk mengamankan Neena dan membuatnya jauh dari mansion lalu melakukan sebuah ritual yang membuatnya kembali pada kehidupan lima tahun sebelum ia mengenal Mean.
Ploy tak mau ada korban jiwa. Plan sedang dalam masa peralihan. Mean akan menyusulnya sebentar lagi. Hasilnya tak akan baik untuk Neena sebab energi kehidupannya akan terserap dan ia bisa mati.
Dengan sigap Gong melaksanakan perintahnya. Ia mengeksekusi sebuah rencana supaya Mean yang belum mencapai waktu berpindah tak mengalami rasa curiga. Ia meninggalkan sebuah surat di kakar Neena yang berisikan bahwa Neena marah sebab Mean bermain api dengan Plan dan ia pergi meninggalkan Mean.
Kenyataannya, Gong membius Neena dan membawanya pergi dan melakukan ritual setelah itu, mengembalikannya kepada keluarganya yang juga dikenai ritual. Neena aman. Dia bisa melanjutkan hidupnya dengan tenang sebagai manusia biasa.
Mean tak bisa melupakan kejadian malam itu. Sebenarnya, ia merasa bingung sebab Plan seolah plin plan. Ia akan menerima Mean dan kemudian mengenyahkannya. Seusai mereka bercinta, keesokan harinya Plan akan mengusirnya dan melempari dirinya dengan barang apa saja yang ada di dekatnya atau memukulinya dan yang jelas mengusirnya.
Meskipun demikian, Mean tak pernah menghindarinya. Ia tak kuasa dan sama sekali tak marah atas kelakuan Plan itu. Ia malah semakin tertantang dan merasakan sesuatu di dalam hatinya kepada Plan.
Pagi itu, Plan tengah membaca dengan asyiknya di dekat danau. Mean tiba-tiba duduk di sebelahnya dan merentangkan tangannya menyentuh bagian bahu Plan terjauh darinya. Plan melirik ke arahnya dengan tatapan kesal.
"Kau tak akan berhenti menggangguku? Di mana istrimu yang lain? Kenapa sekarang pagi, siang, sore, malam terus bersamaku? Kenapa pindah ke mansionku? Kau sangat menyebalkan!" teriak Plan.
Mean tersenyum. Semakin Poan marah, Mean semakin ingin menggodanya.
"Kau imut sekali! Aku sangat menyukaimu," goda Mean.
"Orang gila!" ujar Plan sambil beranjak dari duduknya dan berjalan menjauhi Mean. Mean tersenyum.
Lain pagi lain lagi malam. Plan tengah berada di perpustakaan. Ia memang lebih suka menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Mean menghampirinya. Seperti biasanya, bau yang menyeruak itu seolah memanggilnya.
Plan tengah asyik memilih buku di salah satu lorong saat Mean memeluknya dari belakang dan kemudian mencium pucuk kepalanya.
"Meaaan," desah Plan. Mean tersenyum. Ia kembali pada Plan yang menerimanya. Plan berbalik. Ia merangkul Mean di lehernya dan kemudian menatapnya dengan manja.
"Mau melakukannya di sini?" bisik Plan dengan tatapan yang menggoda.
"Di sini dan di kamar," bisik Mean sambil tersenyum dan mulai mencium bibir Plan.
Mereka berciuman dan tak perlu lama mendengar desahan dan gelak tawa kebahagiaan dari keduanyakeduanya yang setelah beberapa waktu suara itu berpindah ke kamar. Ini berlangsung sampai sepenuhnya Plan menjadi penyihir dan menyadari siapa dirinya.
Kali ini, giliran Mean yang beralih. Namun, berbeda dengan Mean, Plan tak menyuguhkan dirinya kepada Mean. Ia membiarkan Mean berproses mengenal dirinya sendiri dan diri Plan. Dan anehnya Mean sepenuhnya menjadi penyihir pada usia 26 tahun, tak lama berselang setelah Plan.
"Kenapa bisa terjadi?" Ploy kaget.
"Lihatlah!" ibu Plan menunjuk perut Plan.
"Astagaa!" Ploy terkejut.
Di dalam perut Plan dua bayi tengah bersemayam dan itulah yang bisa mempercepat ayahnya menyadari identitasnya.
Mean dan Plan sudah sadar tentang diri mereka yang sebenarnya. Mereka langsung menghadap ke istana untuk menerima tugas dan kemudian pergi ke Barat untuk menjalankan tugasnya.
Keduanya hidup dengan bahagia dengan anak-anak mereka.
Tamat
![](https://img.wattpad.com/cover/257755297-288-k674684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Track 6 Mean and Plan Short Stories Collections
RomanceMean and Plan FF Romance