Mean berjalan tergesa, mengitari ruang pesta mencari Plan. O, ia sungguh kelabakan! Ia berlari keluar rumah ke halaman belakang dan mendapatkan Plan tengah asyik berbicara dengan sang lelaki di pojokan.
Sang lelaki yang terlihat siap memangsa itu semakin mendekatkan wajahnya, dan Plan seolah siap melayaninya. Ia bahkan memainkan restleting jaket yang dipakai sang lelaki sambil memberikan sebuah tatapan yang menggoda.
Mereka saling menyunggingkan senyuman, sudah tahu apa yang mereka inginkan. Perlahan tangan sang lelaki membuka kancing pakaian Plan dan tangannya baru saja akan menyelesaikan membuka kancing terakhir, tapi gagal karena Mean menarik Plan dan keduanya sama-sama terkejut.
"Dia milikku," ujar Mean dengan bahasa Prancis. Dengan cepat, ia menarik lengan Plan dan menjauhi tempat pesta.
"Lepaskan aku! Brengsek kau, Mean!" maki Plan kesal. Mereka tengah berada di jalan kecil sekarang. Mean berbalik dan ia kaget sebab bagian depan Plan yang masih terbuka. Ia membuka jaketnya dan langsung menutupinya.
"Minggir!" ujar Plan kesal sambil mendorong Mean dan ia berjalan mendahului Mean. Mean mengikutinya dari belakang.
"Plan, aku mencintaimu! Katakan apa yang harus kulakukan agar kau mau menerimaku kembali," ujar Mean dengan suara yang agak keras. Ia terus berjalan di belakang Plan dan mengatakan hal yang sama.
Beberapa belokan sudah mereka lewati. Mean masih mengatakan hal yang sama. Nadanya memelas. Beberapa orang yang berpapasan dengan mereka hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Mereka berpikir, anak muda yang tengah bertengkar dan anak muda yang tengah merayu sang perempuan.
"Plan, haruskah aku loncat ke sungai itu agar kau mau menerimaku?" ujar Mean tetiba saat ia melihat sungai di seberangnya.
"Ya, lakukan saja! Terserah kau!" teriak Plan dengan nada yang kesal sambil masih berjalan, tak memedulikan Mean. Mean menghentikan langkahnya.
Ia naik ke atas jembatan dan byurrr! Terdengar suara air memercik dengan keras. Plan melotot. Ia menghentikan langkahnya dan menoleh. Mean sudah tak ada.
"Astagaa!" Plan melotot dan berlari menuju sungai. Ia melihat ke bawah dan tidak ada apapun. Plan kaget. Ia langsung melompat ke dalam sungai dan berenang dan mendapati Mean tengah berada di bawah air.
Plan menarik baju Mean dan membawanya ke permukaan dan ke pinggiran sungai di bawah jembatan. Plan terlihat sangat panik. Ia melakukan CPR dan kemudian mencium bibir Mean untuk memberikan pernapasan buatan. Bibir Mean langsung menggamitnya dan itu membuat Plan kaget dan ia langsung mendorong Mean. Mean langsung membuka matanya sambil tertawa.
"Brengsek kau, Mean! kau berbohong kepadaku," Plan memukul dada Mean dan berdiri dan hampir siap akan meninggalkannya ketika dua petugas polisi berdiri di hadapan mereka. Keduanya berada di kantor polisi sekarang.
Polisi menangkap mereka karena dianggap mengganggu ketertiban publik, membahayakan diri sendiri, dan merusak tempat atau fasilitas umum. Dan keduanya bisa keluar setelah Est dan An membayar jaminan.
Mean dan Plan pulang setelah berterima kasih kepada keduanya. Sepanjanh jalan mereka hanya diam dan setelah mereka masuk ke dalam apartemen, mereka masuk ke kamar masing-masing dan mengganti baju mereka yang basah.
Mean mengetuk pintu kamar Plan. Tidak ada jawaban. Beberapa kali, ia melakukannya dan hasilnya sama.
"Maafkan aku untuk hari ini! Aku tak akan membuatmu malu lagi. Aku mencintaimu. Aku hanya ingin kau memberiku satu kesempatan. Tapi, jika kau tak bisa melakukannya, tidak apa-apa. Aku tak akan memaksamu lagi. Tapi, tak berarti juga aku menyerah. Aku milikmu, Plan. Aku tak akan memberikannya kepada siapapun. Aku akan menunggumu," ujar Mean.
![](https://img.wattpad.com/cover/257755297-288-k674684.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Track 6 Mean and Plan Short Stories Collections
RomansaMean and Plan FF Romance