[Pak Dion]

605 91 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Maaf Vita saya gak bisa memberi kamu pinjaman sebanyak itu".

"Maaf nyonya kami tak berani meminjamkan anda uang segitu banyaknya tanpa ada jaminan".

"Dasar gadis tak waras kau meminjam uang segitu banyaknya tanpa ada jaminan".

"Mohon maaf sekali lagi nyona kami tak bisa memberi anda pinjaman".

"Maaf nyonya kami tak bisa memberi anda pinjaman".

"Kami tak bisa membantu anda nyonya".

"ARGKH". Vita teriak di pinggir jalan sambil ngacakin rambutnya, sontak orang yang ada disana melirik kearahnya.

Namun Vita tak menghiraukan tatapan semua orang karena ia sekarang sudah sangat pusing mengingat berapa tempat Vita datangi untuk mencari pinjaman namun tak ada satu pun yang mau memberi ia pinjaman.

Vita juga mikir mana ada orang mau memberikannya pinjaman sebanyak itu tanpa ada jaminan apapun. Vita memang tak memiliki apapun rumah yang ia tinggali saat ini cuma rumah kontrakan.









Vita menatap lurus jalan didepannya. Lampu hijau untuk pejalan kaki telah berwarna menandakan ia harus segera menyebrang tapi Vita masih diam melamun ditempatnya sedangkan orang-orang disanpingnya telah menyebrang.

Sampai lampu tersebut berubah menjadi merah tanda dilarang menyebrang namun Vita malah melangkahkan kakinya dengan pandangan kosong ia terus berjalan.

Mobil pertama hampir menambrak Vita bahkan orang disamping jalan sudah meneriakinya supaya tidak menyebrang namun Vita masih melangkahkan kakinya tak perduli dengan teriakan orang-orang menyuruhnya untuk menepi. Bahkan kelapson mobil didepannya hanya ia hiraukan.

Hingga saat ditengah jalan Vita bangun dari lamunannya. Ia melihat disekelilingnya. Mobil berhalu lalang saling mengelakson. Vita panik dan takut sampai ketika ia melihat mobil bus melaju kearahnya bahkan bus itu sudah mengelakson namun Vita tetap pada posisinya seketika ia merasa kaku dengan kakinya seperti tak bisa ia gerakkan.

Tin....tin....tin..

Lampu Bus semakin menyilaukan pandangan Vita karena bus itu semakin mendekat.

Akhirnya Vita menutup matanya mungkin ini sudah saatnya ia menemui ajalnya

Tin....tin....TINNNNNNN

"ARKGHHHHHHHHH".





































Vita membuka matanya pertama kali ia liat adalah atap yang masih kurang jelas karena penglihatannya masih agak kabur. Ia mengerjapkan beberapa kali matanya karena kepalanya masih terasa pusing. Vita bangun dengan pelan ia mendudukkan dirinya.

LOVE/HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang