[Dion Arya Delvano]

516 73 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Dion Arya Delvano, sosok pria yang terlihat tak peduli pada sekitarnya namun tak disangka ia adalah orang yang memperhatikan keseluruhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion Arya Delvano, sosok pria yang terlihat tak peduli pada sekitarnya namun tak disangka ia adalah orang yang memperhatikan keseluruhan.

Dengan kerja kerasnya ia dapat mengembalikan perusahan almarhum ayahnya yang semula diambang kebangkrutan kembali keadaan semula tanpa bantuan ayah tirinya.

Dikantor ia dikenal dengan sosok pria yang tegas dan disegani oleh seluruh karyawannya tanpa kecuali sosok wanita yang menjadi sekertaris pribadinya.

Sinta Hanindiya adalah sosok wanita pertama kali yang bisa membuatnya tau apa itu cinta.

Dion tertarik dengan sekertarisnya itu yang sangat cekatan dan tak pernah membuat Dion marah, kerja yang cekatan itulah membuat Dion jatuh cinta dengan Sinta sang sekertaris pribadinya belum lagi paras yang begitu sempurna.

Saking sukanya Dion dengan Sinta, Dion tak mengajak Sinta pacaran namun langsung tunangan.

Sinta yang memang juga menaruh suka terhadap Dion ia menerimanya dengan senang dan bahagia.

Tanpa mengetahui ada lelaki yang terluka dengan pilihannya itu. Dia adalah Julio lelaki yang sering mengantar jemput dirinya bekerja karena saat itu Julio masih berkuliah.

Disinilah kesalahan terbesar yang ia lakukan yaitu menaruh perasaan di kedua lelaki itu disatu sisi Sinta suka dengan semua perhatian yang Julio kasih kedia.

Disisi lain ada Dion yang membuat ia nyaman dalam pekerjaannya. Karena keserakahannya itu Sinta harus menerima semua karma yang ia dapat.

Seminggu sebelum pernikahan mereka Dion mendapati Sinta diapartemennya dengan seorang lelaki tertidur pulas diatas ranjang tanpa menggunakan sehelai pakaian yang membuat Dion tambah marah lelaki itu adalah adik tirinya sendiri yang tak lain adalah Julio.

Dion yang dilanda cemburu waktu itu ia langsung menarik Julio menghajar pria itu, bahkan ia tak memberi peluang untuk Sinta berbicara karena Dion memberikan tamparan keras dipipi Sinta dan itu untuk pertama kalinya Dion menampar wanita.

Setelah kejadian itu Sinta hilang ia kabur dan tak ingin muncul lagi dihadapan kedua pria itu.

Sinta malu saat mengetahui kedua pria itu adalah kakak beradik. Sinta salah telah menaruh luka dikedua lelaki itu.

Sedangkan Dion mencoba menutup kembali hatinya dan kembali masa bodo dengan wanita bahkan sosok Dion dulu berubah ia menjadi pemarah, Dion bahkan tak segan-segan memecat karyawannya yang membuat ia kesal.

Bunyi alaram jam membangunkan dirinya. Dion melihat disekelilingnya sudah tak ada istrinya. Ia pun masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai ia memakai bajunya dan bersiap untuk sarapan. Alangkah kagetnya ia melihat sosok wanita yang tak ingin pernah ia liat lagi tengah duduk manis dimeja makan bersama Julio dan juga Vita.

Dion terdiam sebentar lalu melanjutkan langkah kakinya. Ia langsung menarik tangan Vita.

"Eh Mas Dion udah bangun".

"Ayok kita makan diluar". Ucap Dion

"Tapi, mas aku udah...".

"Saya mau makan diluar Vita". Tekan Dion

Vita yang merasa Dion kini ingin menghindari seseorang, tak mau membuat Dion marah Vita merangkul lengan Dion dan tersenyum manis."Julio, Sinta lanjutkan sarapan kalian aku pergi dulu bersama Mas Dion". Pamit Vita

Julio hanya menatap datar begitu juga dengan Sinta.

Didalam mobil Vita hanya diam ia tak tau harus berbicara apa dengan Dion melihat wajah Dion yang seperti menahan marah membuat Vita juga diam. Sampai suara perut Vita berbunyi Dion tertawa mendengarnya.

"Mau saya antar ketukang bakso yang dulu". Ucap Dion

Vita hanya bisa mengangguk ia terlalu malu untuk menjawab Dion. Vita membalikan kepalanya kekaca samping mobil berusaha menutupi malunya.

"Bisa-bisanya perut aku bunyi".

"Mamah rasanya pengen hilang aja".

Sesampainya ditempat penjual bakso Vita melihat keanehan. Kedai itu dulu tak sebagus sekarang. Yang dulunya hanya bangunan kayu sekarang berubah menjadi bangunan beton dan tempatnya juga berubah.

Vita pikir Dion membawa dirinya ditempat penjual lain. Tapi saat ia masuk penjual bakso itu tetap orang yang semalam.

Vita langsung duduk salah satu bangku yang kosong. Dion langasung pergi memesankan bakso untuk mereka makan berdua. Vita bingun dari tempat duduknya ia bisa melihat kalau Dion sedang berbicara bahkan bercanda dengan mamang penjual bakso itu.

"Nih makan yang banyak". Ucap Dion membawa dua mangkok bakso.

"Oh yah Mas, sejak kapan kedai mamang ganti kaya gini".

Dion mengidikkan bahunya tanda tak tau. Tapi sebenarnya Dion tau sesuatu tapi ia tak ingin mengatakannya ke Vita."Makan aja yang banyak nanti saya ada miting pagi ini".

"Mas, Dion juga sih sok-soan sarapan kesini segala".

"Habisnya kalau dirumah saya gak bakal bisa makan".

"Kenapa emangnya gara-gara ada Sinta itu yah". Jiwa kekepoan seorang Vita meronta-ronta. Baru saja Dion ingin menjawab tiba-tiba hpnya berdering. Ia segera mengangkatnya.

Vita liat pembicaraan Dion itu sangat penting."Vita, kamu bisakan pulang sendiri nanti, saya ada urusan mendadak".

"Gak papa kok mas, pergi aja aku bisa kok pulang sendiri". Dion mengelus pelan kepala Vita lalu pergi dari hadapan istrinya itu.

Sebenarnya ada rasa kecewa sedikit dari Vita karena ditinggal oleh Dion namun ia tak boleh egois emang siapa ia bagi Dion dirinya hanya akan tetap menjadi istri kontrak Dion.

Ngomong-ngomong tak terasa seminggu lagi ia telah memasuki bulan pertama menjadi istri kontrak Dion. Sekitar 11 bulan lagi ia akan berhenti. Atau jika Dion bisa melepasnya ketika kakaknya bisa melunasi hutangnya bisa dihitung sekitar 7-6 hari lagi waktu ia bersama Dion.

Entah kenapa Vita memikirkan hal itu. Ia menggeleng cepat dan lanjut memakan baksonya. "Wih bakal kenyang perut aku". Ucap Vita tiba-tiba nafsu makannya bertambah melihat dua mangkok bakso didepannya.













Hening, itulah sekarang suasana ruangan kantor milik Dion setelah ia melaksanakan rapat tadi.

Sesampainya diruangannya ia hanya duduk termenung memandangi foto yang ada dimejanya. Entah kenapa Dion sangat suka melihat foto itu. Foto Vita yang ia ambil pertama kalinya.

Pikiran Dion sedang kacau ia ragu dan bimbang apa tindakan yang harus ia ambil selanjutnya. Jujur dihati kecilnya Dion senang setiap bangun tidur akan ada sosok wanita itu didepannya.

Namun disisi lain ia hanya ingin membalaskan dendamnya terhadap Julio melalui gadis itu. Dan belum lagi tiba-tiba saja Sinta ada dirumahnya Dion tak tau apa lagi yang direncanakan adik tirinya itu.

Suara telpon berdering nyaring Dion mengambil telpon tersebut lalu mengangkatnya.

"Halo...".



TBC.

Jangan lupa Votenya

LOVE/HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang